"Kejadiannya waktu 'landing'. Sesaat setelah menyentuh landasan, kemudiaan saat 'taxi' dari runway ke apron, terbakar," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menjawab pers usai mewisuda 25 pilot lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, di Jakarta, Kamis. Tentang indikasi penyebab kecelakaan tersebut Menhub meminta agar menunggu investigasi KNKT.
Sementara itu, Ketua KNKT, Tatang Kurniadi saat dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Pesawat itu jenis kargo dan sedang membawa 10 ton BBM terdiri 5 ton solar dan 5 ton avtur," kata Tatang. Dia mengatakan, pesawat itu saat melakukan pendaratan mulus, tetapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. "Rodanya belum jelas yang mana, belakang atau depan. Kemudian, api menyambar cepat dan sempat didatangi mobil pemadam, tetapi tidak mampu mengatasi," kata Tatang. Tatang menambahkan, pihaknya akan mengirim tiga orang investigator ke Wamena untuk melakukan investigasi atas kecelakaan tersebut. "Malam ini (6/3) akan berangkat ke Wamena. Timnya terdiri atas Pak Tumenggung dan Frans Wenas serta Sulaiman," katanya.
"Total Lost"
Sementara itu, Kahumas KNKT, J.A. Barata menyatakan berdasarkan informasi awal, pesawat itu total "lost" atau terbakar habis sehingga tak mungkin lagi diperbaiki untuk digunakan kembali. "Bisa dipastikan 'total lost', terbakar abis," kata Barata. Pesawat itu, lanjut Barata, membawa awak sebanyak enam orang terdiri, pilot Capt Jarot, Copil Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito. "Tidak ada penumpang dalam penerbangan itu," katanya.
Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Sentani sekitar pukul 06:15 waktu setempat, tujuan Wamena dan dijadwal mendarat di Bandara Wamena pukul 06:59 waktu setempat. (ES)
Sementara itu, Ketua KNKT, Tatang Kurniadi saat dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Pesawat itu jenis kargo dan sedang membawa 10 ton BBM terdiri 5 ton solar dan 5 ton avtur," kata Tatang. Dia mengatakan, pesawat itu saat melakukan pendaratan mulus, tetapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. "Rodanya belum jelas yang mana, belakang atau depan. Kemudian, api menyambar cepat dan sempat didatangi mobil pemadam, tetapi tidak mampu mengatasi," kata Tatang. Tatang menambahkan, pihaknya akan mengirim tiga orang investigator ke Wamena untuk melakukan investigasi atas kecelakaan tersebut. "Malam ini (6/3) akan berangkat ke Wamena. Timnya terdiri atas Pak Tumenggung dan Frans Wenas serta Sulaiman," katanya.
"Total Lost"
Sementara itu, Kahumas KNKT, J.A. Barata menyatakan berdasarkan informasi awal, pesawat itu total "lost" atau terbakar habis sehingga tak mungkin lagi diperbaiki untuk digunakan kembali. "Bisa dipastikan 'total lost', terbakar abis," kata Barata. Pesawat itu, lanjut Barata, membawa awak sebanyak enam orang terdiri, pilot Capt Jarot, Copil Dwiyanto, Mekanik Pesawat Denny, Mekanik Herlyo dan Wardi serta Warjito. "Tidak ada penumpang dalam penerbangan itu," katanya.
Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Sentani sekitar pukul 06:15 waktu setempat, tujuan Wamena dan dijadwal mendarat di Bandara Wamena pukul 06:59 waktu setempat. (ES)