Rapat terbatas tersebut belum mengeluarkan keputusan terkait pelaksanaan haji mendatang, termasuk berapa besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2008/1429 H. Termasuk pula berapa tarif angkutan haji, yang masih menunggu pengajuan dan kesepakatan dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Namun, Garuda sendiri telah memastikan bahwa untuk mengangkut sekitar 108.000 jamaah jemaah haji periode 2008/2009 mulai 5 November 2008 mendatang, telah disiapkan sebanyak 14 unit pesawat. Kepastian itu diungkapkan Dirut Garuda Emirsyah Satar, yang turut hadir dalam rapat tersebut.
Dijelaskannya, 14 unit armada Garuda yang akan diterbangkan ke Arab Saudi tersebut terdiri dari jenis Boeing 747, Boeing 767-200, Boeing 767-300, dan Airbus 330. Pesawat-pesawat berbadan lebar (wide body) tersebut tergolong sebagai pesawat muda, sebagaimana yang diatur pemerintah. Aturan itu merujuk kepada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.KM 5/2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Kategori Transport Untuk Angkutan Udara Penumpang. Hal itu terkait aspek teknis dan operasional terhadap pelayanan angkutan haji yang dilakukan Garuda Indonesia dan Saudi Airlines, dua maskapai yang dipercaya pemerintah untuk melayani angkutan haji mendatang. Menhub Jusman Syafii Djamal sendiri pernah mengungkapkan, selain masalah umur pesawat, kedua maskapai penerbangan juga diminta mengikuti spesifikasi pesawat yang dipergunakan untuk mengangkut jemaah haji.
Data Direktorat Perhubungan Udara Dephub menyebutkan, pada pelaksanaan angkutan haji 1428 H (2007), kinerja on time performance (OTP) penerbangan haji Garuda Indonesia dan Saudi Airlines selama phase I (pemberangkatan) rata-rata sebesar 90,06 persen. Kondisi itu mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 1427 H yang hanya 88,89 persen.
Namun, selama phase II (pemulangan), kinerja OTP rata-rata secara keseluruhan adalah sebesar 55,49%, atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pelaksanaan tahun sebelumnya yang mencapai 60,60 persen.
Penurunan OTP tersebut sebagian besar disebabkan aspek operasional (nonteknis) proses penanganan bandara di Saudi Arabia dan jemaah bersangkutan. Penyebab yang mempengaruhi kinerja OTP kedua operator baik pada phase I maupun phase II itu sendiri terdiri dari sejumah faktor.
Selama pelaksanaan angkutan udara jemaah haji 1428 H, Garuda melayani embarkasi Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Banjrmasin, Balikpapan, Makassar, Padang dan Palembang. Sedangkan Saudi Arabian Airlines melayani embarkasi Batam, Jakarta dan Surabaya.
Jumlah jamaah haji yang diangkut dari 11 embarkasi tersebut yaitu pada phase I (pemberangkatan) sebanyak 193.917 jemaah dalam 483 kloter, dan pada phase II (pemulangan) sebanyak 193.756 jemaah dalam 483 kloter. (DIP)
Namun, Garuda sendiri telah memastikan bahwa untuk mengangkut sekitar 108.000 jamaah jemaah haji periode 2008/2009 mulai 5 November 2008 mendatang, telah disiapkan sebanyak 14 unit pesawat. Kepastian itu diungkapkan Dirut Garuda Emirsyah Satar, yang turut hadir dalam rapat tersebut.
Dijelaskannya, 14 unit armada Garuda yang akan diterbangkan ke Arab Saudi tersebut terdiri dari jenis Boeing 747, Boeing 767-200, Boeing 767-300, dan Airbus 330. Pesawat-pesawat berbadan lebar (wide body) tersebut tergolong sebagai pesawat muda, sebagaimana yang diatur pemerintah. Aturan itu merujuk kepada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.KM 5/2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Kategori Transport Untuk Angkutan Udara Penumpang. Hal itu terkait aspek teknis dan operasional terhadap pelayanan angkutan haji yang dilakukan Garuda Indonesia dan Saudi Airlines, dua maskapai yang dipercaya pemerintah untuk melayani angkutan haji mendatang. Menhub Jusman Syafii Djamal sendiri pernah mengungkapkan, selain masalah umur pesawat, kedua maskapai penerbangan juga diminta mengikuti spesifikasi pesawat yang dipergunakan untuk mengangkut jemaah haji.
Data Direktorat Perhubungan Udara Dephub menyebutkan, pada pelaksanaan angkutan haji 1428 H (2007), kinerja on time performance (OTP) penerbangan haji Garuda Indonesia dan Saudi Airlines selama phase I (pemberangkatan) rata-rata sebesar 90,06 persen. Kondisi itu mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 1427 H yang hanya 88,89 persen.
Namun, selama phase II (pemulangan), kinerja OTP rata-rata secara keseluruhan adalah sebesar 55,49%, atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pelaksanaan tahun sebelumnya yang mencapai 60,60 persen.
Penurunan OTP tersebut sebagian besar disebabkan aspek operasional (nonteknis) proses penanganan bandara di Saudi Arabia dan jemaah bersangkutan. Penyebab yang mempengaruhi kinerja OTP kedua operator baik pada phase I maupun phase II itu sendiri terdiri dari sejumah faktor.
Selama pelaksanaan angkutan udara jemaah haji 1428 H, Garuda melayani embarkasi Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Banjrmasin, Balikpapan, Makassar, Padang dan Palembang. Sedangkan Saudi Arabian Airlines melayani embarkasi Batam, Jakarta dan Surabaya.
Jumlah jamaah haji yang diangkut dari 11 embarkasi tersebut yaitu pada phase I (pemberangkatan) sebanyak 193.917 jemaah dalam 483 kloter, dan pada phase II (pemulangan) sebanyak 193.756 jemaah dalam 483 kloter. (DIP)