Ada beberapa langkah yang dilakukan Dephub untuk memperbaiki moda transportasi ini. Pertama, pembenahan sistem untuk meningkatkan jaminan keselamatan dengan menitikberatkan pada pemetaan daerah-daerah rawan serta sarana dan prasarana perkeretaapian yang layak dan tak layak. Tak hanya itu, Dephub juga memfokuskan diri pada perbaikan infrastruktur perkeretaapian yang paling sering digunakan seperti kereta rel listrik Jakarta, Bogor, Depok , Tangerang, dan Bekasi (KRL Jabodetabek).

Menurut Menhub Jusman Syafii Djamal yang juga mantan Direktur PT Dirgantara Indonesia, meski waktu yang dimilikinya terhitung singkat atau tinggal 2,5 tahun, jika fokus maka Dephub akan mampu menyelesaikan banyak permasalahan transportasi. Seperti diketahui, dalam dua tahun pertama di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Wapres Jusuf Kalla, kinerja Dephub dinilai cukup berhasil. Karena pembangunan sektor perhubungan rata-rata tumbuh 15,5 persen. Namun tiba-tiba muncul kendala, setelah terjadi rentetan kecelakaan laut, udara dan kereta api secara beruntun pada awal 2007 lalu.

Menhub Jusman sendiri bertekad meneruskan program-program yang telah dicanangkan mantan Menhub Hatta Rajasa baik yang terkait dengan road map keselamatan seluruh moda (multi moda) transportasi maupun perubahan mendasar dari sisi regulasi. Sejauh ini, dari paket undang-undang transportasi yang direvisi, baru satu produk legislasi yang selesai yakni UU Perkerataapian (UU KA), sedangkan yang lain seperti pelayaran, penerbangan, dan lalu lintas angkutan jalan, masih dalam proses pembahasan di DPR.

Zero Accident

Dephub juga telah menyusun Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Konsep yang digarap Dephub era menhub Hatta Rajasa dan dilanjutkan Menhub Jusman Syafii Djamal ini mengedepankan faktor keselamatan dan keamanan. Tak hanya untuk mengurangi kecelakaan, Sistranas juga berupaya menciptakan kondisi transportasi tanpa aksiden atau nol kecelakaan (zero accident).

Faktor keselamatan dan keamanan transportasi mutlak menjadi perhatian, mengingat kecelakaan di tanah air yang rawan kerap menelan korban jiwa. Data Direktorat Jenderal Perkeretaapian Dephub menyebutkan dalam kurun waktu 2003-2006 terjadi 602 kasus kecelakaan kereta api, dengan korban luka ringan 318 orang, luka berat 347 orang, dan meninggal 238 orang. Menurut Menhub Jusman, ada beberapa hal pokok yang dilakukan Dephub dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi, antara lain meninjau ulang (safety audit) setiap desain baru sarana transportasi. Selain itu, pemerintah bersama lembaga penegak hukum dan sektor swasta perlu melakukan koordinasi dan mengalokasikan lebih besar sumber dana untuk bidang keselamatan. Dephub menjamin agar penyelenggaraan transportasi memenuhi persyaratan kelaikan, keselamatan, keamanan dan tata tertib lalu lintas dengan memeperhatikan peraturan perundang-undangan dan konvensi-konvensi international yang berlaku dan yang telah diratifikasi.

Dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi, Dephub memang memprioritaskan bidang perkeretaapian, meskipun hal itu juga tidak mengabaikan moda transportasi lain seperti angkutan laut dan udara. Untuk meminimalisasi kecelakaan kereta api, Dephub telah memprogramkan upaya pembenahan sarana dan prasarana seperti penggantian rel, lokomotif dan gerbong yang tak layak.

Untuk diketahui, kondisi gerbong dan rangkaian KA yang ada saat ini, berusia 20-45 tahun. Dari total 341 unit lokomotif, sebanyak 233 unit (68%) berusia 20-40 tahun dan 109 unit (32%) di atas 40 tahun. Kereta dari total 1275 kereta, sebanyak 863 kereta berumur 20-40 tahun, 412 unit di atas 40 tahun. Gerbong yang berusia 20-40 tahun sebanyak 3552 dan diatas 40 tahun 1887. Sementara untuk kereta rel diesel, usia 20-40 tahun sebanyak 65 unit dan kereta rel listrik (KRL) usia 20-40 tahun sebanyak 366 unit.

Kebijakan untuk lebih mengutamakan pembenahan di bidang perkeretaapian dinilai cukup tepat, mengingat intensitas kecelakaan yang terjadi selama ini relatif lebih banyak dibandingkan dengan transportasi laut dan udara. Selama 2003-2006 kecelakaan kereta api mencapai 602 kali, dan selama 2007 lebih dari 10 kasus meski dengan jumlah korban relatif sedikit dibandingkan akibat kecelakaan kapal dan pesawat. Kecelakaan kereta api yang marak terjadi belakangan umumnya disebabkan oleh faktor usia lokomotif dan gerbong serta rel yang sudah tua.

Menurut data Dephub sekitar 68 persen lokomotif yang dimiliki PT. Kereta Api (PT.KA) berusia sangat tua. "Kenyataan tersebut menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi kecelakaan kereta api," kata Menhub Jusman usai meninjau bengkel kereta api Balai Yasa Yogyakarta beberapa waktu silam. Karena itu, salah satu upaya untuk mengurangi angka kecelakaan kereta api, PT. KA melakukan perbaikan secara menyeluruh atau general overhaul terhadap lokomotif tersebut. Perbaikan total ini dilakukan antara lain untuk mempertahankan kinerja teknis lokomotif yang sudah berusia tua karena kalau membeli lokomotif baru harganya sangat mahal. Dan perbaikan tersebut membutuhkan waktu lama, dan tidak semua lokomotif bisa cepat diperbaiki.

Harapan Baru

Harapan masyarakat terhadap pembenahan sistem perkeretaapian nasional sungguh mendesak. Menjadi hak masyarakat terhadap perbaikan sistem perkeretaapian agar mereka dapat terjamin dari keselamatan, keamanan hingga standar kenyamanan. Masalah pembenahan sistem perkeretaapian nasional itu juga tak lepas dari perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam pengarahan pada Forum Temu Nasional Teknologi 2007 di Puspitek Serpong, Tangerang beberapa waktu lalu, Jusuf Kalla menekankan agar para ilmuwan yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi harus aktif terlibat dalam pembenahan teknologi system perkeretaapian nasional. Wapres mengintruksikan kepada Departemen Perhubungan (Dephub) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membenahi teknologi sistem perkeretaapian nasional dalam waktu enam bulan.

"Pembenahan teknologi sistem perkeretaapian harus melibatkan para ilmuwan dalam negeri. Tidak ada lagi kita minta bantuan dari luar negeri. Kita seharusnya yang memberi tahu kepada mereka sistem perkeretaapian yang baik," ujarnya.

Pembenahan teknologi sistem infrastruktur, termasuk perkeretaapian nasional sangat penting dilakukan mengingat sistem yang digunakan sekarang tidak efektif lagi. Ekspektasi masyarakat itu pula yang digantungkan kepada Menhub Jusman Syafii Djamal untuk segera merevitalisasi sistem perkeretaapian nasional seperti yang diintruksikan Wapres. Karena, isu sentral dari semua itu adalah mengembalikan tingkat kepercayaan publik kepada keselamatan salah satu sarana utama transportasi darat tersebut.

Menhub Jusman Syafii Djamal menegaskan departemen yang dipimpinnya segera menyusun sistem perkeretaapian nasional dengan menggunakan komponen dan tenaga dalam negeri. "Indonesia memiliki potensi membangun sistem perkeretaapian yang lebih baik di masa depan dengan menggunakan teknologi serta sumber daya manusia yang ahli dalam negeri".

Perbaikan dilakukan pada setiap komponen, seperti jalur rel kereta api, sistem sinyal, pembuatan gerbong hingga lokomotif termasuk pembenahan system operasional KA. "Pembenahan system perkeretaapian akan diprioritaskan pada kereta api penumpang," tegasnya.

Pilihan Jusman, yakni melakukan revitalisasi kereta api karena moda ini dinilai paling banyak bersentuhan dengan publik. Salah satu usaha pemerintah untuk merevitalisasi infrastruktur perkeretaapian ditunjukkan dengan pengoperasian jalur ganda kereta api Serpong-Tanah Abang oleh Presiden SBY beberapa waktu silam.

"Pengoperasian jalur ganda ini menjadi wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kereta api," demikian amanat presiden pada peresmian pengoperasian jalur ganda. Antusiasme juga diperlihatkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. Sutiyoso menyebut pengoperasian jalur ganda akan memperkuat keberadaan transportasi massal yang tengah dikembangkan pemprov DKI. Sedangkan Ratu Atut menyebut pengoperasian jalur ganda mempermudah akses dari Banten ke Jakarta, terlebih lagi dua wilayah ini saling bergantung satu sama lain.

Apresiasi itu tentu ‘membesarkan hati’ Departemen Perhubungan. Meski begitu, pujian tak boleh membuat jajaran departemen teknis ini terlena begitu saja. Tak hanya dari sisi pelayanan, Djusman Syafii Djamal menyatakan Dephub secara kontinyu akan terus meningkatkan kepercayaan publik terutama dalam menjawab isu keselamatan penumpang. Tentang hal ini, Menteri Jusman melakukan strategi yang sederhana, antara lain menindaklanjuti "road map" keselamatan sector transportasi dan mensinergikan dengan pondasi Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang sudah ada. " Kedepan, saya ingin ada dua contoh dan model transportasi yang mengedepankan keselamatan yakni satu di darat oleh kereta api dan satu di udara. Sedangkan transportasi laut, tentu berkaitan dengan persoalan keselamatan kapal roro (roll on roll off) harus juga diperhatikan karena roro adalah "jembatan vital di Negara maritim," katanya.