Bandara Batu Licin sendiri merupakan aset pemerintah daerah setempat, dengan panjang landasan 1850 meter dan lebar 30 meter yang bisa melayani pesawat jenis ATR 42, Twin Otter dan Dash-7. "Tapi yang di-declare, panjang runway hanya 1600 meter. Sementara 250 meter sisanya digunakan untuk RESA (runway end safety area)," jelas Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Jumat (17/4) di Tanah Bumbu.
Menhub menambahkan, secara prinsip Dephub mendukung keinginan Pemkab Tanah Bumbu tersebut. "Tapi, sebelum disetujui dan diberi izin operasi, akan dilakukan pengecekan menyangkut masalah teknis terlebih dahulu seperti kelengkapan pandu (ATS), dan lainnya," imbuhnya.
Bupati Tanah Bumbu Muhammad Zairullah Azhar kepada Menhub, mengungkapkan bahwa Perusahaan Maskapai Riau Air telah menyatakan keinginannya untuk membuka penerbangan komersil ke wilayah tersebut dengan rute Banjarmasin-Batu Licin-Balikpapan atau Banjarmasin-Batulicin-Surabaya.
Dipaparkan Zairullah Azhar, Kabupaten Tanah Bumbu resmi menjadi pemerintahan sendiri sejak 2003. Wilayah yang berpenduduk 304 ribu orang tersebut unggul di sektor pertanian, kelautan dan perdagangan batu bara, bijih besi, serta timber plywood. Wilayah Tanah Bumbu yang memiliki luas 5000 km2 (setara Provinsi Bali), lanjutnya, juga memiliki kandungan emas, mangan, gas alam, serta minyak bumi yang cukup berlimpah. "Ini potensi besar untuk mengembangkan wilayah kami. Karena itulah kami ingin Bandara Batu Licin bisa menjadi bandara terbuka," ujar Zairullah Azhar. (DIP)