"Sangat disesalkan. Namun, kami tetap meminta PT KA untuk terus melakukan penertiban dan bertindak tegas terhadap penumpang yang tidak tertib," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Dephub, Bambang S. Ervan di Jakarta, Minggu. Penegasan tersebut disampaikan terkait dengan laporan PT KA Daerah Operasi I Jakarta bahwa pada Sabtu (8/3) jam 18.37 WIB, Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) Kebayoran Baru dan PKD diserbu massa penumpang KA 968, jurusan Jakarta-Rangkasbitung.
Akibat peristiwa itu, Petugas Keamanan Dalam (PKD) Agus, luka parah di kepala, bahkan ruang kaca PPKA pecah semua dan masinis sempat disandera tidak boleh jalan. Rem air brake, sempat dibalik sebelum pelaku pemukulan dikeluarkan dari ruang PKD. Kericuhan itu sendiri, diduga dipicu oleh upaya penertiban petugas PKD yang berupaya menertibkan penumpang dengan memindahkan penumpang di sambungan KA ke dalam rangkaian.
Menurut Bambang, Departemen Perhubungan mendukung penertiban tersebut dan akan terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. "Penertiban ujung-ujugnya adalah demi keselamatan penumpang itu sendiri atau peningkatan pelayanan, bukan sebaliknya," kata Bambang. Untuk itu, Bambang meminta masyarakat dan khususnya para penumpang PT KA di Jabotabek mendukung upaya ini. "Ini semua demi masyarakat agar pelayanan PT KA semakin baik," kata Bambang.
KA Bandara
Sementara itu, secara terpisah PT Kereta Api (KA) menegaskan terkait dengan perkembangan proyek KA Bandara, Ronny menyebutkan, proses konstruksi diharapkan tetap dimulai akhir bulan ini. "Doakan saja, semoga lancar," katanya sambil menambahkan, bahwa pada pekan kedua Maret ini, penasehat keuangan untuk proyek KA Bandara itu akan ditunjuk oleh pemegang saham. Proyek KA Bandara diperkirakan mencapai Rp3,8 triliun dengan jalur baru dari
Stasiun Muara Angke sampai Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 22 kilometer. Adapun jalur sepanjang 11,7 kilometer dari Stasiun Manggarai sampai Stasiun Angke menggunakan jalur yang sudah ada Direktur Utama PT RaiLink, pelaksana proyek kereta bandara, Masjraul Hidayat menjelaskan, 70 persen dana itu akan ditutup dari pinjaman sindikasi perbankan nasional dan sisanya ekuitas konsorsium pelaksana.
Rincian dari ekuitas itu, 15 persen ditanggung PT Railink, PT Jasa Marga dan PT Wika dengan perbandingan 40:30:30. Sedangkan 15 persen sisanya ditawarkan kepada pihak lain yang akan menanamkan investasi.(ES)