JAKARTA – Pemerintah memiliki cita-cita besar, yakni menjadikan Indonesia menjadi poros marintim. Cita-cita ini digaungkan kembali oleh otoritas kebijakan moda transporatsi laut.

Untuk mewujudkan negara Indonesia poros maritim dunia, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi selaku pemegang amanah Presiden, bertekad merealisasikan berbagai pembangunan di sektor maritim, seperti: infrastruktur transportasi laut, aspek poleksosbud, penegakan hukum kelautan dan kedaulatan NKRI

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) lautan yang sangat besar, kerena itu membutuhkan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) Kelautan yang andal.

Potensi Industri Transportasi Laut yang Sangat Besar

Potensi sektor kemaritiman nasional yang sangat besar dengan luas lautnya dua pertiga wilayah NKRI serta garis pantai yang terpanjang kedua di dunia 81.290 km akan melahirkan industri transportasi laut yang sangat besar pula,

“Bila tidak didukung oleh SDM sektor kelautan yang andal, potensi yang besar ini akan sia-sia dan tidak bisa dimanfaatkan untuk menyejahterakan rakyat di Indonesia," ucap Menhub Budi Karya, beberapa waktu yang silam.

Mengacu arahan Menhub, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut (PPSDMPL), Dr. Ir. Ahmad, M.MTr., QIA., CFr.A menyatakan, pihaknya tidak hanya berfokus pada komitmen untuk mencapai profesionalitas di bidang maritim, namun juga melibatkan para stakeholder untuk berkolaborasi meningkatkan jumlah SDM transportasi laut sebagai poros maritime dunia.

“Kami akan mewujudkan kemajuan rakyat dan bangsa Indonesia sebagai poros maritim dunia yang berperan besar dalam perkembangan dunia maritim global", ujar Kepala PPSDMPL, saat melepas para lulusan Diklat Peningkatan Kapal Negara (DPKN) Tingkat I dan Diklat Peningkatan ATT/ANT III, IV, dan V Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut (BPPTL) Jakarta, pada medio Desember 2023 silam.

Sektor Maritim, Masa Depan Indonesia

Ahmad di depan para peserta Diklat Peningkatan ATT/ANT III, IV, dan V Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut (BPPTL) Jakarta dengan tegas mengatakan bahwa masa depan sektor maritim Indonesia sangat penting. Hal ini merupakan bagian dari upaya Indonesia terus bergerak maju, memajukan Indonesia dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.

Kepala PPSDMPL juga berpesan kepada para lulusan yang akan kembali ke satuannya, untuk bekerja secara andal, efektif, efisien, cepat dan aman dengan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan di BPPTL Jakarta.

Pada kesempatan yang berbeda Kepala PPSDMPL, saat melantik para Wisudawan Perwira Transportasi Laut Pola Pembibitan Angkatan 62 di kampus STIP Jakarta, pada triwulan akhir Tahun 2023 mengungkapkan, lulusan STIP telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pelaut profesional,

Namun yang tak kalah penting adalah komitmen, moral, dan etika dalam menjalankan tugas. Diharapkan dapat menjadi tulang punggung dan memegang komitmen Pemerintah untuk Road Map to Zero Accident and Seafarers Contribution to Protecting the Marine Environment dan juga menjadi generasi yang membentuk masa depan industri maritim Indonesia yang lebih baik, berkelanjutan dan maju.

"Melalui Program Pola Pendidikan ini Kemenhub berusaha mewujudkan pemerataan pembangunan SDM transportasi di seluruh wilayah Indonesia, sesuai dengan Program Nawa Cita Pembangunan Nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah,” ujarnya.

BPSDMP memiliki 27 unit pelaksana teknis bidang pendidikan dan pelatihan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua yang menerapkan sistem pendidikan vokasi dengan tujuan mendidik generasi muda kader pemimpin masa depan bidang transportasi.

SDM Kelautan Harus Handal dan Bervisi Global

Tuntutan agar lulusan STIP melahirkan SDM handal sebagai kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas kinerja sektor transportasi laut nasional, menginspirasi Menhub Budi Karya untuk membentuk asosiasi lembaga pendidikan pelayaran dan maritim se-Asia Tenggara.

Inisiatif Menhub disampaikan saat gelar pertemuan “Conference in Maritime Education and Training in Southeast Asia 2023”, di Jakarta pada akhir tahun 2023 lalu.

“Kolaborasi antarlembaga pendidikan pelayaran se-ASEAN merupakan bentuk komitmen Pemerintah untuk memajukan pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang pelayaran dan maritime,” ungkap Menhub.

Dia juga menambahkan, kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM para lulusan STIP agar dapat memenuhi standar internasional.

Nantinya STIP Jakarta dan lembaga pendidikan kelautan lainnya di Asia Tenggara akan mempunyai peran krusial dalam memimpin pengembangan kurikulum pendidikan maritim dan pelayaran.

“Kurikulum yang mengikuti perkembangan ilmu dan tehnologi pelayaran, hukum pelayaran, ekonomi dunia, serta manajemen kemaritiman dan pelayaran,” janji Menhub dalam sambutannya saat di hadapan delegasi Cometsea 2023,

Pada kesempatan tersebut juga diikuti Presiden World Maritime University Swedia Maximo Q. Mejia, Kepala Sekolah STIP Ahmad Wahid, Manajer Singapore International Maritime Institute Anthony Khoo, Ketua Pelaksana Malaysia Maritime Academy, serta Direktur Hubungan Eksternal MAAP Filipina.

Menhub juga mendorong asosiasi lembaga pendidikan agar dapat menggandeng para pelaku industri pelayaran dan maritim di Asia Tenggara.

“Upaya ini diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan teoritis yang didapat dari pendidikan, dengan keterampilan praktis di dunia industry perkapalan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Menhub ingin memastikan diklat yang ditempuh para taruna selaras dengan kebutuhan industri dan siap untuk mengatasi tantangan industri pelayaran yang dinamis.

Kolaborasi tersebut juga akan berkontribusi mewujudkan ekosistem maritim yang berkelanjutan.

“Untuk memenuhi tuntutan global, kolaborasi ini juga menekankan pentingnya tanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan maritim,” imbuh Menhub.

Dengan mempersiapkan SDM pelayaran dan maritim yang memiliki kualifikasi yang berkelas internasional, Kemenhub berperan meningkatkan kualitas transportasi laut nasional sebagai kunci untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia. (IS/AS/SHL/HG)