JAKARTA – Kementerian Perhubungan menerima hibah Prototipe Radar LPI (Low Probability of Intercept) untuk Maritim dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Acara serah terima secara simbolis diserahkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati kepada Sesditjen Perhubungan Laut Kemenhub Dwi Budi Sutrisno yang disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Perhubungan Sugihardjo di Kantor Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok pada Senin (31/7).
“Hari ini kita menyaksikan penyerahan radar maritim yang diproduksi dan dikembangkan oleh Riset Dikti. Pada prinsipnya kami dari Kemenhub sangat menyambut baik karya anak bangsa didalam bidang teknologi dalam hal riset dan pengembangan khususnya penggunaan lokal konten. Ini tentu membanggakan lebih dari 70% lokal kontennya,” jelas Sugihardjo yang biasa dipanggil Jojo.
Jojo juga menjelaskan Radar LPI ini sudah digunakan pada periode arus mudik lebaran 2017 yang lalu.
“Radar LPI ini telah diujicoba dan digunakan oleh Kemenhub pada saat angkutan lebaran kemarin dengan penempatan di Pelabuhan Merak Banten dan sangat membantu operasional Vessel Traffic Services Merak untuk memantau lalu lintas kapal.” ujar Jojo.
Sedangkan Muhammad Dimyati menambahkan, radar prototipe LPI ini merupakan hasil karya anak bangsa yang dapat dipergunakan untuk mendukung kemajuan dunia maritim Indonesia.
“Ini salah satu hasil yang dipersembahkan oleh teman-teman peneliti kepada bangsa. Radar ini merupakan adalah alat generasi keempat yang dikembangkan mulai tahun 2015 dengan total biaya riset sebesar 2,4 milyar. Kelebihan radar ini antara lain tidak mudah dideteksi oleh alat pendeteksi radar, menggunakan bandwith yang lebih hebat, murah dan pemeliharaannya juga gampang. Alat ini dapat digunakan untuk mendukung keamanan wilayah laut kita yang begitu luas sekaligus menopang kelancaran arus barang dan jasa," jelas Dimyati.
Lebih lanjut Jojo meminta Radar LPI ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan maritim terutama untuk menunjang keselamatan pelayaran.
“Khususnya untuk teman-teman Perhubungan Laut di bagian navigasi semoga keberadaan radar ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam menunjang keselamatan pelayaran di Selat Sunda karena sebelumnya kita sudah mendeklarasikan bahwa Indonesia mampu melakukan pemanduan di Selat Malaka yang didukung dengan teknologi,” terang Jojo.
Kedepan Jojo berharap pengembangan radar di Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi.
“Kami berharap agar ke depan pengembangan radar di Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi, sesuai dengan International Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities (IALA) Recommendation V.128,” tutup Jojo. (LFH/TH/BS/JAB)