(Jakarta, 8/5/2012) Sektor transportasi diketahui menyumbang lebih dari seperempat total emisi karbon dioksida di seluruh dunia yang berdampak pemanasan global. “Penciptaan transportasi publik yang ramah lingkungan dan mendorong penemuan proses pembakaran serta bahan bakar yang semakin efisien untuk teknologi transportasi diharapkan mewujudkan kontribusi sektor transportasi dalam perubahan iklim,“ demikian disampaikan Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Selasa (8/5).
 
Lebih lanjut, Menhub mengingatkan kembali komitmen Indonesia di forum internasional dalam mengatasi perubahan iklim yang menjadi permasalahan dunia. “Komitmen Indonesia tersebut ditandai dengan partisipasi Indonesia untuk  mereduksi emisi karbon sebesar 26%  hingga tahun 2020,“ tambahnya. Menhub menyebutkan upaya mewujudkan komitmen Indonesia yaitu antara lain dengan ditetapkan Rencana Aksi Mitigasi dan Adaptasi Nasional, utamanya di bidang kehutanan dan energi.
 
Menhub mengakui pengurangan emisi karbondioksida sebesar 26% pada tahun  2020 merupakan tantangan yang berat. Jumlah pertambahan noktah transportasi dan kenaikan emisi dari semua sektor  sangat sulit ditangani. “Saya berharap BMKG dapat terlibat secara langsung maupun tidak langsung melalui Measurement, Reporting and Verification (MRV).  Sarana dan prasarana untuk kegiatan tersebut tentunya telah tersedia. Demikian pula,  perluasan untuk mencakup berbagai sektor-sektor pembangunan yang rentan terhadap perubahan iklim harus terus dilakukan,“ harapnya.
 
Menhub berpesan agar hasil prakiraan BMKG  yang memiliki peranan strategis khususnya dunia transportasi terus ditingkatkan dengan tepat dan handal serta hasilnya tersebar bagi seluruh stakeholder dengan tepat waktu. “Untuk mencapai  semua itu,  saya minta agar anggaran yang tersedia dapat diprioritaskan untuk modernisasi fasilitas pendukung dengan memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas serta sikap hati-hati dan dilakukan penghematan, “pungkasnya.
 
Rakornis BMKG tersebut dihadiri oleh Kepala dan para pejabat di lingkungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kepala Basarnas, perwakilan Kemenristek, PNPB, dan BPPT. (ARI)