Yogyakarta - Demi memperkuat sinergi pengembangan destinasi pariwisata prioritas, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan memaksimalkan kapasitas bandara di berbagai kota, salah satunya Yogyakarta. Nantinya, bandara Yogyakarta bisa menampung 20 juta turis.
"Kita ingin menargetkan 20 juta turis datang ke Yogyakarta. Saya harap, bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) bisa menampung secepatnya. Bahkan bisa menampung kegiatan turis juga. Karena kebanyakan pilihan destinasi berlibur yaitu Yogyakarta dan Bali. Jadi kalau Yogyakarta tahun depan kita targetkan 20 juta turis datang ke Yogya, tidak susah kita lakukan," sebut Menhub saat Konferensi Pers Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia di Hotel Royal Ambarrukmo, Rabu (29/8).
Menhub menjelaskan bahwa nantinya Yogyakarta akan menyaingi Bali, mulai dari penggunaan kapasitas bandara hingga berbagai hal lainnya. Sehingga melalui pariwisata, dapat meningkatkan berbagai hal secara instan.
"Jawa Tengah akan menyaingi Bali yang kini kapasitas bandaranya mencapai 15 juta. Hal itu otomatis mendukung pertumbuhan dari berbagai hal yaitu yang namanya devisa, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi bisa berkembang. Jadi melalui pariwisata dapat meningkatkan berbagai hal tersebut dengan instan," ujar Menhub.
Menhub mengungkapkan bahwa dengan adanya slot yang banyak bagi para turis atau pengunjung artinya memberikan kemudahan untuk berkunjung ke Indonesia. Pembenahan terkait unsur keselamatan transportasi di Indonesia pun sudah di atas rata-rata.
"Dengan adanya slot pengunjung yang lebih banyak di bandara maka pergerakan di bandara akan semakin baik. Turis atau pengunjung bisa langsung ke Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Saat NYIA jadi, akan diutamakan penerbangan internasional terlebih dulu. Di samping itu, unsur keselamatan kita juga sudah diatas angka rata-rata 50%, di atas Thailand," jelas Menhub.
Terkait penggunaan sumber dana yang digunakan untuk mendukung pariwisata prioritas ini, Menhub menjelaskan ada 3 sumber dana yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola, dan kerja sama antara pemerintah dan Badan Usaha.
"Jadi ada 3 sumber yang kita adakan, pertama pasti dari APBN, kedua adalah dari BUMN yang mengelola dan ketiga kita dari raise fund, dari raise investasi dengan mengadakan KPBU. Jumlahnya bermacam-macam tapi kalau Yogyakarta lebih dari 12 triliun. Juga, dengan skema melibatkan swasta," tambah Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa mengembangkan pariwisata sangat penting dilakukan dan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia sehingga sektor pariwisata perlu didorong, diprioritaskan, dan membentuk sinergitas.
"Ini adalah tindak lanjut dari arahan Bapak Presiden. Pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar setelah kelapa sawit dan batubara, dapat memperkuat ketahanan ekonomi, dan membuka kesempatan kerja. Sehingga, pariwisata perlu didorong diprioritaskan dan dibentuk sinergi bersama dari pemerintah, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah," jelasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kesempatannya juga menjelaskan terdapat sembilan daerah dimana lima daerah sedang dilakukan pemasaran pariwisata dan empat berdasarkan destinasi prioritas yang telah dipilih oleh Presiden Republik Indonesia.
"Terdapat lima kota pemasaran prioritas pariwisata yaitu Bali, Jakarta, Riau, Jawa Timur, Banyuwangi. Empat kota berdasarkan destinasi prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Sedikit tentang Yogyakarta, saya laporkan bahwa saat ini Bali 40 persen sedangkan Yogya hanya satu persen direct flight," tutup Menpar.
Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Konferensi Pers yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo. (BNK/TH/RK/BI)