JAKARTA – Dengan pencapaian Indonesia dalam peningkatan standar keselamatan dan keamanan penerbangan serta dalam hal perlindungan lingkungan penerbangan, Indonesia lebih percaya diri untuk mencalonkan diri menjadi Anggota Dewan International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk periode 2016-2019. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan pernyataan di depan Sidang Umum ICAO yang ke-39 di Montreal, Kanada pada Rabu (28/9).

“Dengan bergabung bersama Dewan ICAO, kami akan berada di posisi yang lebih baik untuk berbagi pengalaman dalam memenuhi standar keselamatan dan keamanan penerbangan, mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,” jelas Menhub.

Dalam 2 tahun terakhir, Menhub menjelaskan, Indonesia telah mencapai 5 pencapaian yang luar biasa antara lain Federal Aviation Administration (FAA) memberikan kembali rating Kategori 1 kepada Indonesia dalam standar keselamatan penerbangan. “Ini merupakan suatu pengakuan atas pencapaian kami untuk memenuhi standar keselamatan penerbangan ICAO dan saat ini maskapai penerbangan kami sedang mengambil langkah-langkah persiapan untuk mengaktifkan kembali rute penerbangannya ke Amerika Serikat,” tegas Menhub.

Pencapaian lainnya adalah otoritas penerbangan Uni Eropa juga telah menarik larangan terbang terhadap beberapa maskapai Indonesia. Selain itu, pada akhir tahun 2015, Indonesia telah memenuhi 95% dari standar ICAO tentang keselamatan.

Sejak 2014, Menhub menambahkan, Garuda Indonesia secara konsisten mendapatkan penghargaan sebagai Five Stars Airline oleh mitra globalnya dan tahun ini, Garuda Indonesia juga menerima penghargaan internasional sebagai Best Economic Class Airline dan menduduki ranking World’s Top-Ten Airline.

“Penghargaan yang didapatkan maskapai nasional tersebut menandakan bahwa Indonesia telah berhasil memberikan pelayanan penerbangan berstandar tinggi dan meningkatkan daya saing globalnya,” jelas Menhub.

Menhub menambahkan, pada awal tahun 2016, Indonesia diterima menjadi anggota Committee of Aviation Environmental Protection dan secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi Global Market Based Measures Scheme untuk mengurangi emisi CO2. Indonesia. Indonesia, Menhub menjelaskan, bertekad untuk bekerja sama dengan negara-negara lainnya di ICAO untuk memastikan keberhasilan negosiasi pada skema global ini.

Indonesia sebagai negara anggota ICAO yang sedang berkembang, Menhub menjelaskan, telah secara aktif mendukung program pembangunan kapasitas internasional khususnya program ICAO “No Country Left Behind”. “Indonesia telah memberikan dukungan terhadap penerapan rencana implementasi regional ICAO yang komprehensif untuk keselamatan penerbangan di Afrika (AFI Plan) dan kami berencana untuk terus mendukung AFI Plan hingga tahun-tahun mendatang,” tegas Menhub.

Pada bulan Maret 2016, Indonesia sukses menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Menteri Transportasi di Bali untuk membahas kemitraan dalam pembangunan kapasitas penerbangan sipil. Melalui pertemuan ini, Indonesia menawarkan bantuan teknis melalui berbagai institusi pelatihan Indonesia.

“Dengan mempertimbangkan keuntungan program ini bagi Indonesia dan mitra-mitra negara berkembang lainnya, Indonesia mempertimbangkan untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri tersebut kembali di masa mendatang,” ujar Menhub saat menyaksikan penandatanganan MoU antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan Airbus terkait implementasi performace based navigation, implementasi alternatif bahan bakar untuk pesawat, dan peningkatan kapasitas personel penerbangan, salah satu kegiatan yang menjadi agenda Menhub selama berada di Montreal.

Dengan perkembangan industri penerbangan Indonesia yang semakin pesat yaitu terdapat lebih dari 2 ribu pergerakan penerbangan setiap harinya di antara 270 bandara di Indonesia, Kementerian Perhubungan terus meningkatkan tingkat keselamatan dan keamanan maskapai dan bandaranya dan juga memutakhirkan pelayanan navigasi udara Indonesia. Kementerian Perhubungan juga mengintensifkan reformasi di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan institusi-institusi terkait lainnya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, Kementerian Perhubungan sebagai regulator penerbangan Indonesia akan mampu mengembangkan pelayanannya bagi pengoperasian penerbangan sipil di Indonesia.

Sidang Majelis ICAO ke-39 dibuka oleh Presiden Dewan ICAO Dr. Olumuyiwa Bernard Aliu pada Selasa (27/9) dan berlangsung sampai 7 Oktober 2016. Sedangkan Pemilihan Anggota Dewan ICAO akan dilaksanakan pada Selasa, 4 Oktober 2016 diikuti oleh seluruh negara anggota ICAO.

Di sela-sela sidang tersebut, Menhub juga melakukan serangkaian pertemuan dengan perwakilan beberapa negara seperti Kanada, India, Spanyol, Meksiko, dan Rusia. Selain itu, di Montreal, Indonesia juga menyelenggarakan Diplomatic Reception dengan mengundang seluruh negara anggota ICAO untuk menggalang dukungan dari negara-negara tersebut untuk memilih Indonesia menjadi Anggota Dewan ICAO periode 2016 – 2019.

Dalam sidang tersebut, Menhub turut didampingi oleh sejumlah pejabat Kementerian Perhubungan diantaranya Inspektur Jenderal Cris Kuntadi; Dirjen Perhubungan Udara, Suprasetyo; Utusan Menteri Perhubungan untuk ICAO Indroyo Soesilo, Staf Khusus Menteri Perhubungan bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Internasional, Dewa Made Sastrawan; Direktur Navigasi Penerbangan Novie Riyanto; Kabag Kerjasama Multilateral, Lollan A. S. Panjaitan, dan sejumlah pejabat lainnya. (RY/TH/SR/HP)