Pemadu Solo Tempo Dulu dan Mas Depan


Tuuuuuuttttt … tuuuuttttt …. Tuuuuuttttt ……lengkingan yang berasal dari cerobong asap di kereta api uap itu seakan mengundang masyarakat kota Solo untuk menyaksikan kegagahannya. Meski usianya sudah lebih dari satu abad, namun masih bisa bergerak dengan gagah menembus gedung dan bangunan tinggi Jl Slamet Riyadi, Solo.



Sejak di resmikan pengoperasiannya oleh Menteri Perhubungan (waktu itu) Jusman Syafii Djamal pada 27 September 2009, Sepur Kluthuk Jaladara kini menjadi salah satu magnet baru di kota Solo.



Setiap kali kereta api uap yang di tetapkan sebagai salah satu benda cagar budaya ini beroperasi pada Sabtu dan Minggu, masyarakat berduyun-duyun berdiri di sepanjang jalan yang lintasi, mengabadikannya dengan handycam, camera dan dengan handphone. Bahkan ada juga yang rela mengiringi dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.



Sepur Kluthuk Jaladara menempuh perjalanan sekitar 5,6 km, dari stasiun Solo Purwosari menuju stasiun Solo Kota Glagah. Pulang pergi, kereta api ini menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Karena kereta api wisata ini singgah di depan pintu masuk Kampung Batik Kauman, Solo, rumah dinas Walikota Solo dan sejumlah tempat wisata lainnya.


 
Lokomotif Tua


Lokomotif uap C 1218 merupakan salah satu kereta api uap tua yang dimiliki oleh Indonesia. Kereta api buatan Belanda ini dibuat pada tahun 1896. Dua gerbongnya yang juga tidak tidak kalah antiknya dibuat pada tahun 1906. Gerbongnya juga dibuat di Belanda dengan bahan baku kayu jati pilihan.



Lokomotif C1218 ini dibuat di Belanda oleh pabrik lokomotif Hartmann Chemnitz pada tahun 1986 dan dioperasikan di tahun yang sama pula di Indonesia. Perusahaan yang mengoperasikan adalah Staatspoorwegen atau SS, perusahaan KA milik pemerintah Belanda.



Lokomotif C1218 berbahan bakar kayu jati apkiran ini bernomor SS 457 ketika  digunakan oleh SS. Lokomotif ini merupakan salah satu dari 43 seri lokomotif C12 milik SS yang tidak diserahkan kepada perintahan Jepang, sementara itu 40 lokomotif lainnya diambil oleh Jepang.



Tahun 1927 ketel uap C1218 buatan Hartmann Chemnitz digantikan oleh ketel uap buatan Hohenzollern AG Dusseldorf, jerman. Setelah berakhir masa dinasnya, C1218 diletakkan di Depo Cepu, kabupaten Blora, Jawa tengah dan dimanfaatkan sebagai lokomotif langsir rangkaian kereta serta untuk menarik rangkaian kereta penumpang atau barang pada lintasan cabang Cepu- Blora-purwodadi. Kemudian di simpan di Museum Kereta Api Ambarawa .



Walikota Solo Joko Widodo kemudian berinisiatif untuk mengoperasikan lokomotif itu di Solo sebagai kereta api wisata. Lobi-lobi dengan pihak PT Kereta Api pun dilakukan. Salah satu alasannya adalah, mensinergikan dengan kota Solo sebagai satu-satunya kota di dunia yang memiliki rel kereta di tengah kota yang dapat digunakan sebagai jalur kereta api uap.



Lokomotif seberat 45 ton dan gerbongnya ini di angkut dari stasiun Ambarawa dengan menggunakan trailer. Pengangkutan dilakukan malam hari sehingga tidak menggangu transportasinya. Pada 10 September 2009 Lokomotif ini tiba di Solo untuk selanjutnya diaktifkan sebagai  kereta api wisata



Selanjutnya loko pun dilakukan perbaikan. Tidak kalah dengan loko, gerbong buatan tahun 1906 itu pun di perbaiki tanpa menghilangkan unsur keasliannya. Gerbongnya ada 2 yaitu gerbong CR 16 (kapasitas 40 seat memanjang di kedua sisi interior) dan CR 44 (kapasitas 36 seat berhadap-hadapan). Sejumlah hiasan seperti wayang kulit pun menghiasi 2 gerbong bercat hijau tua yang bangku-bangkunya seluruhnya terbuat dari kayu jati.



Kereta Wisata


Beberapa waktu yang lalu, tim www.dephub.go.id mendapat kesempatan menikmati wisata sepur kluthuk Jaladara ini. Pukul 08.00 wib, calon penumpang sudah berkumpul di stasiun solo Purwosari. Karena belum ada tiket resmi, setelah menyerahkan uang sebagai bukti pembayaran, calon penumpang di cap pada bagian tangan.




Oh ya, harga tiketnya bervariasi. Rp 30.000 untuk sekali naik bagi warga Solo, Rp 100.000 untuk warga eks karesidenan Solo dan Rp 200.000 untuk diluar  eks karesidenan Solo. Ke depan, sepur klutuk ini akan dijual dengan cara paket. Kalaupun saat ini melayani perorangan, semata-mata untuk memasyarakatkan keberadaan sepur kluthuk.



Sebagaimana layaknya kereta api reguler, pada saat sepur kluthuk akan berangkat meninggalkan stasiun, pimpinan perjalanan kereta api (PPKA) juga mengumumkan keberangkatnnya. Dan lengkingan peluit panjang menandai mulai bergeraknya Sepur Kluthuk membelah kota Solo.



Bersamaan dengan mulai bergeraknya Sepur Kluthuk, sitar pun di petik, kendang di tabuh dan tembang jawapun berkumandang. Tidak berapa lama kemudian ‘pramugari’ pun mulai melakukan aksinya, menawarkan minuman tradisional seperti kunir, asem, jahe, dan kencur. Bukan itu saja, jajanan tradisional seperti pisang, kacang rebus, wajik, ketan bakar, apem, kue kuro dan klepon di edarkan kepada penumpang untuk dinikmati sambil menikmati perjalanan.



Para penumpang yang pagi itu sebagian besar warga Solo terlihat sangat menikmati wisata ini, apalagi kudapan dan minuman yang disajikan sangat tradisional sesuai dengan kondisi keretanya.



Saat akan melintasi jalan sebidang di Jl Slamet Riyadi yang pagi itu sangat ramai, pluit pun di bunyikan berulang kali. Mobil dan motor yang menyaksikan kehadiran sepur kluthuk itupun langsung berhenti. Ketika sepul kluthuk sudah melintas, para pengendara mobil dan motor pun kemudian mengikutinya dari belakang, sehingga mengakibatkan kemacetan.



Sepur terus bergerak menelusuri jl Slamet Riyadi dengan kecepatan yang sangat lamban antara 5-10 km/jam. Sepanjang jalan penonton menyaksikan kegagahannya. Anak-anak kecil yang berada di pinggir jalan pun melambaikan tangannya kepada kereta api berwarna hitam pekat itu. Pokoknya hampir setiap perlintasan, sepur kluthuk yang kini menjadi icon kota solo itu menjadi pusat perhatian.



Setelah melakukan perjalanan sekitar 45 menit, Kereta api uap ini kemudian berhenti di stasiun Solo Kota Glagah. Di sana penumpang disambut dengan tarian barongsai Liong & Samsie, Tri Pusaka Makin Solo.



Oka Zakaria selaku organizer yang membantu Pemerintah Kota Surakarta dalam memasyarakatkan sepur kluthuk ini mengatakan, kesenian ini selalu berganti-ganti. Kesenian yang pernah tampil untuk menghibur para penumpang sepur kluthuk antara lain tari lesung, tari ledek, angklung dan gamelan, barongsai dan kesenian lainnya.



Obyek wisatanya yang akan dikunjungi juga berbeda-beda, tergantung paket-paketnya. Ada sejumlah paket yang disiapkan, seperti paket batik, paket kuliner, paket pernikahan sampai paket VIP. Nilai paketnya antara Rp 9 juta - 25 juta



Untuk paket batik misalnya, penumpang sepur kluthuk akan diajak berwisata ke  Kampung Batik Laweyan, Dalem Wuryoningratan-Museum Radya Pustaka-Ngarsapura (Pura Mangkunegaran)-Kampung Batik Kauman-Gladak (Keraton Kasunanan)-Gladak Langen Bogan. Setelah naik di kereta penumpang akan di beri voucher yang dapat digunakan saat membeli batik di rumah-rumah batik yang bekerjamana dengan sepur kluthuk.



Ditambahkan oleh Oka, pihaknya sedang menyiapkan paket-paket pilihan, khususnya untuk warga asing. ‘’Kalau pulau Bali saja bisa dipilih sebagai tempat pernikahan orang asing, mengapa solo yang mempunyai banyak tempat-tempat wisata yang bagus dan unik tidak bisa kita jual,’’ kata Oka.



Masyarakat Solo juga bisa mengambil paket pernikahan, dengan tarif Rp 25 juta. Di sepanjang Jl Slamet Riyadi ada sekitar 5 gedung pernikan. Nantinya kereta api uap yang sudah dihias ini dapat digunakan sebagai kendaraan pengantin. Bahkan ijab kabul atau pernikahan juga bisa dilakukan di sepur kluthuk.



Setelah penganten dan pengiring utama diantar ke tempat pernikahan, sepur kluthuk akan kembali ke stasiun untuk mengambil tamu-tamu yang lainnya. Penjemputan kembali juga akan dilakukan sesuai jadwal yang disepakati.


 
Solo Masa Depan adalah Solo Masa Lalu

Walikota Surakarta Joko Widodo berharap, kehadiran sepur kluhtuk Jaladara akan menjadi pemicu pariwisata kota Solo. Diharapkan dengan dioperasikkannya kereta api uap di tengah kota, akan menjadi daya tarik tersendiri terhadap kota itu.



Ditengah bangunan mal dan gedung-gedung yang megah, kehadiran kereta api satu abad silam menjadi suatu ‘keajaiban’. Karenanya menurut Joko “Solo masa depan adalah Solo masa lalu”. Maksudnya untuk bisa memajukan pariwisata kota Solo, harus menjual Solo masa lalu seperti makanan, minuman dan kesenian tradisional, termasuk diantaranya sepur kluthuk yang kuno.



Banyak obyek wisata yang bisa dijual, seperti industri kerajinan tangan, industri batik, mengunjungi kota-kota tua dan banyak lagi tempat lainnya yang bisa di nikmati oleh wisman dan wisnu.



Joko berharap Kota Solo makin maju seiring perkembangan zaman. Dengan konsep "Solo masa Depan adalah Solo masa lalu, maka pengembangan kepariwisataan Kota Solo tidak boleh menyimpang dari karakter atau ciri khas yang membentuk kota ini sejak awal hingga saat ini.



‘’Berbasis karakter khas Kota Solo inilah, Joko berharap pariwisata Solo tidak biasa-biasa saja, tetapi memiliki nilai tersendiri dan daya tarik yang tidak dimiliki daerah lain,’’ kata Joko dalam suatu kesempatan.



Dengan ciri khas yang dimiliki kota Solo, kami akan menjualnya dengan tujuan  meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Kita lihat Solo ini dibanding kota lain apa yang bisa ditonjolkan. Tempo dulunya Solo yang bisa diangkat. Karena itu, Solo masa depan Solo tempo dulu. Solo modern adalah Solo tradisional. Itu yang akan menarik orang masuk ke Solo. Apa beda orang masuk Solo dengan kota lain. Kan harus ada bedanya.



Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Kadishub Infokom) Kota Surakarta, Drs Herman Sudrajad MM menambahkan, untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada wisatawan yang berkunjung ke Solo, pihaknya juga sedang menyiapkan transportasi yang murah, aman dan nyaman, yaitu bus tappid transit yang diberinama Batik Solo Trans



Diberi nama Batik Solo Trans, karena kota Solo sangat dikenal dengan batik solonya. Diharapkan tahun 2010 nanti Batik Trans Solo yang mobilnya bercorak batik sudah dapat dioperasikan untuk melayani kebutuhan masyarakat dan wisatawan. Adapun bus nya masih menunggu persetujuan dari Departemen Perhubungan. (TIM)