(Ambon, 17/4/10) Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Sabtu 17 April 2010 di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon meresmikan pembangunan sarana dan prasarana transportasi di Provinsi Maluku. Hadir pada acara tersebut Gubernur Maluku, Walikota dan Bupati Maluku, Pimpinan DPRD dan jajaran Muspida serta pejabat instansi terkait lainnya.

Sarana dan prasarana yang diresmikan meliputi pembangunan KMP. Teluk Ambon, pembangunan pelabuhan penyeberangan Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru, pembangunan pelabuhan penyeberangan Wahai di Kabupaten Maluku Tengah, pelayanan perdana DAMRI Bandara Pattimura, pembangunan KM. Cantika Torpedo, pembangunan fasilitas pelabuhan laut Serwaru, Hila/Romang dan Ilwaki yang ketiganya berada di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Wakil Menteri Perhubungan yang membacakan Sambutan Menteri Perhubungan menjelaskan bahwa peresmian sarana dan prasarana transportasi ini merupakan salah satu program dalam menciptakan konektifitas antar pulau terpencil sehingga dapat menyambung semua wilayah kepulayuan yang ada. Selanjutnya penyelenggaraan transportasi yang handal dan terintegrasi akan terus dilakukan sehingga pelayanan jasa transportasi ke seluruh pelosok nusantara dapat dijangkau baik dengan armada pelayaran reguler, perintis, penyeberangan maupun pelayaran rakyat.

Penambahan sarana dan prasarana transportasi tersebut diharapkan dapat mendukung Trans Maluku yang bertujuan menjadikan laut (perairan) Maluku sebagai sarana penghubung, pemersatu dan sarana pengembang perekonomian masyarakat di provinsi seribu pulau ini berbasis pada angkutan darat, khususnya angkutan penyeberangan yang didukung oleh angkutan laut dan angkutan udara.

Terkait dengan progres perkembangan Trans Maluku, sejak dicanangkan tahun 2004 sampai tahun 2010, telah dibangun 12 pelabuhan penyeberangan dari 40 pelabuhan yang dibutuhkan atau sekitar 40% dan telah beroperasi 16 kapal penyeberangan dari 24 kapal penyeberangan yang dibutuhkan atau sekitar 70 %. Dari angka tersebut, maka dengan penambahan 1 unit dermaga penyeberangan di Provinsi Maluku, berpengaruh terhadap progres selesainya Trans Maluku sebesar 2,5 %. Jika pada tahun 2010 baru mencapai 40 %, dengan asumsi 3 pelabuhan penyeberangan terbangun setiap tahunnya, maka masih diperlukan 9 tahun agar Trans Maluku bisa terwujud.

Di sisi lain, dengan penambahan 1 unit kapal penyeberangan di Provinsi Maluku, berpengaruh terhadap progres selesainya Trans Maluku sebesar 4,17 %. Jika tahun 2010 baru mencapai 70,00 % dengan asumsi 2 kapal penyeberangan terbangun setiap tahunnya untuk diselesaikan, maka masih diperlukan waktu 5 tahun agar Trans Maluku bisa terwujud.

Pada akhir acara peresmian, Wamenhub menghimbau kepada operator untuk melakukan pemeliharaan secara rutin, sesuai dengan standar kelaikan dan keselamatan transportasi. Kepada para pengguna jasa agar bersama-sama memelihara agar sarana dan prasarana yang telah sediakan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. (SG)