Semarang – Penerapan rekayasan lalu lintas yang diterapkan di jalan tol dari Jakarta kearah timur mulai dari Kamis (28/4) sore kemarin sampai tadi pagi Jumat (29/4), mampu menekan kepadatan di jalan tol. Dilaporkan, mulai dari Km 47 s.d Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung (Semarang), pergerakan kendaraan dapat mengalir cukup lancar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau arus mudik di Semarang, Jawa Tengah pada, Jumat (29/4).

“Di satu sisi kita bersyukur bahwa rekayasa one way dan ganjil genap berlangsung dengan baik, tetapi kita harus tetap memitigasi jika terjadi lonjakan yang lebih besar nanti,” jelas Menhub.

Untuk menghindari terjadinya kepadatan dan perlambatan di jalan tol, Menhub menyampaikan imbauan kepada masyarakat pengguna jalan tol agar tidak berhenti di bahu jalan. “Selain mempersempit jalan, juga bahaya sekali karena bisa tertabrak. Lebih baik keluar dari tol, untuk beristirahat di kota sekitar agar tetap aman,” ujar Menhub.

lebih lanjut Menhub Budi mengimbau bagi masyarakat yang berada di rest area jalan tol untuk mengatur waktunya berada di rest area maksimal 30 menit. Hal tersebut agar memberi kesempatan kepada pengemudi lainnya untuk ke rest area agar tidak menumpuk.

Menhub meminta kepada jajaran kepolisian dan pemerintah daerah untuk bersiaga dengan lonjakan pemudik yang mengarah ke Semarang. “Begitu keluar tol dari Kalikangkung, pemudik akan menyebar ke beberapa daerah di Semarang seperti Kerapyak dan daerah lainnya,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirgakum Korlantas Polri Brigjen Pol. Aan Sunanan mengatakan, rekayasa lalu lintas one way dan ganjil genap yang diterapkan mulai kemarin sore sejatinya diberlakukan sampai pukul 24.00 WIB. Namun, ia mengungkapkan, penerapannya diperpanjang hingga pagi tadi karena arus lalu lintas yang masih padat dari arah Jakarta.

“Kami juga telah melakukan beberapa upaya dengan melakukan sodetan di KM 48, 53, dan 56 untuk mengurangi beban yang ada di sebelah kanan atau jalur A,” ujarnya.

Brigjen Pl Aan Sunanan mengimbau agar pengendara tidak saling menyerobot lajur yang beradampak terjadinya perlambatan di jalan tol. “Di Km 48 ketika turun dari jalur layang MBZ, banyak pengemudi yang memotong langsung ke jalur kanan untuk masuk ke jalur b agar bisa ikut one way,” katanya.

Selain pengaturan di jalan tol, pengaturan juga dilakukan untuk menjaga kelancaran lalu lintas di jalan non tol. Beberapa upaya yang dilakukan seperti: pengendalian lalu lintas di sejumlah pasar tumpah, dan area padat lainnya. Juga, pembatasan operasional angkutan barang di sejumlah jalur non tol yang mulai diberlakukan sejak 28 April kemarin s.d 1 Mei 2022 mendatang, mulai pukul 07.00 WIB s.d 24.00 WIB.(LKW/RDL/LA/HS)