(Jakarta, 14/7/2010) Pemerintah menegaskan secara keseluruhan, sarana dan prasarana transportasi telah siap untuk menunjang kelancaran arus mudik selama masa pelaksanaan angkutan Lebaran 2010 (1431 H). Masa pelaksanaan angkutan Lebaran untuk seluruh moda transportasi sendiri akan dilangsungkan mulai H-10 hingga H+10 Lebaran.

Demikian diungkapkan Menteri Perhubungan Freddy Numberi selaku koordinator Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, usai Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2010 di kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (14/7).

”Pada prinsipnya seluruh sarana dan prasarana sudah siap, terutama untuk moda angkutannya. Untuk beberapa daerah, masih ada beberapa hal yang berpotensi menghambat kelancaran arus mudik yang perlu diantisipasi. Antara lain pasar tumpah serta proses pembangunan yang tidak selesai sebelum H-10 Lebaran,” papar Menhub saat jumpa pers, didampingi Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso, serta Kepala Biro Pembinaan Operasi Kepolisian RI Brigadir Jenderal (Pol) S. Allagan.

Untuk jalur jalan raya, jelas Menhub, Kementerian Pekerjaan Umum telah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat proses perbaikan agar bisa diselesaikan sebelum masa pelaksanaan angkutan Lebaran tiba. Sementara untuk mengantisipasi hambatan terkait masih adanya proses pembangunan yang  tidak dapat diselesaikan sebelum masa tersebut, akan dilakukan penyusunan manajemen pengaturan lalu lintas sebagai upaya antisipasi untuk memperkecil potensi kemacetan.

Beberapa lokasi yang memiliki potensi menimbulkan kemacetan tersebut, papar Menhub Freddy, adalah pembangunan fly over Merak di Kota Cilegon, Banten, yang berlokasi tepat di depan gerbang masuk Pelabuhan Penyeberangan Merak. Lokasi lainnya adalah pembangunan fly over Gebang di Kabupaten Cirebon; Simpang Pejagan (Brebes); perlintasan sebidang jalan raya dan kereta api Sumpiuh, Karangayar, serta ruas jalan Nagrek (Jabar).

Antisipasi permasalahan lain yang dilakukan, lanjut Menhub, adalah terkait cuaca buruk, potensi hambatan terhadap distribusi pasokan bahan bakar, lonjakan sepeda motor, kesiapan armada angkutan, serta perubahan tanggal hari raya yang diprediksi jatuh pada 10-11 September 2010.

Wakil Menteri PU Hermanto Dardak menambahkan, Kementerian PU hingga saat ini terus mengupayakan percepatan proses pengerjaan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang tengah dilakukan. Khusus untuk proses pembangunan infrastruktur  yang diprediksi tidak dapat diselesaikan sebelum masa angkutan Lebaran tahun ini, ujarnya, akan dilakukan upaya antisipasi terhadap kemacetan dengan memaksimalisasi manajemen pengaturan lalu lintas.

”Seperti ruas Tol Kanci-Pejagan, sudah selesai dan sudah bisa difungsikan penuh. Tetapi, pemudik perlu mengantisipasi di jalur keluar tol dengan mengambil arah utara atau selatan,” paparnya.

Kemudian untuk simpang Nagrek, Hermanto menambahkan, meski belum selesai tetap akan difungsikan untuk mengurangi antrean kendaraan. Jalan tembus sepanjang 5,3 kilometer di jalur tersbeut bisa digunakan pada Lebaran tahun ini secara searah dari Cileunyi menuju Tasik atau Garut dan sebaliknya.

”Sementara untuk fly over Merak yang tidak bisa diselesaikan sebelum H-10, akan diupayakan manajemen lalu lintas untuk mengurangi konflik arus kendaraan di sana,” imbuhnya.

Dari Kepolisian sendiri, sebagaimana dijelaskan Kepala Biro Pembinaan Operasi Kepolisian RI Brigadir Jenderal (Pol) S. Allagan, akan disiagakan personel sebesar dua per tiga kekuatan dari tiap-tiap Polda di seluruh Indonesia untuk melaksanakan Operasi Ketupat. ”Kita akan tingkatkan pengamanan personel di titik-titik yang menjadi pusat kegiatan masyarakat, serta memperlancar arus lalu lintas kendaraan di titik-titik rawan kemacetan. Termasuk mengantisipasi potensi kriminalitas dan terorisme,” jelasnya. (DIP)