TIDORE KEPULAUAN - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau lokasi rencana pembangunan bandar udara Loleo di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, Jumat (15/9). Lokasi calon bandara baru ini terletak di Desa Aketobololo, sekitar 23 kilometer (km) dari Kota Sofifi (Ibukota Maluku Utara).
Menhub menyampaikan, bandara ini akan dibangun oleh pihak swasta dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Sementara pemerintah daerah akan melakukan pembebasan lahan.
"Hari ini kita ke Loleo, Provinsi Maluku Utara, kita merencanakan akan membangun satu bandara yang melengkapi Ibukota Maluku Utara yaitu Sofifi," ujar Menhub.
Bandara Loleo rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 400 hektar, dengan panjang runway 2.400 meter dan lebar 45 meter. Menhub berharap, adanya bandara baru Loleo ini akan semakin mendukung transportasi di Maluku Utara, khususnya kota Sofifi.
"Selain itu, pariwisata yang merupakan andalan dari Maluku Utara bisa digalakkan, para investor yang akan melakukan kegiatan penambangan mendapatkan bandara yang proper, dan bandara baru dapat digunakan untuk penerbangan haji" lanjut Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba menyampaikan, impian Maluku Utara untuk memiliki bandara di dekat ibukota provinsi kini semakin nyata. Sebab, bandara menjadi kebutuhan krusial bagi masyarakat.
Abdul Ghani mengatakan, sejauh ini aktivitas penerbangan paling banyak dilakukan di Bandara Sultan Babullah, Pulau Ternate. Sementara mayoritas penduduk berada di Pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesar di Maluku Utara. "Bandara ini nanti dijadikan bandara haji, investor juga bisa membangun wisata dan kami punya lumbung ikan juga akan didukung oleh adanya bandara ini," tuturnya.
Sementara anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana mengatakan, konektivitas selalu menjadi tantangan di Maluku Utara. "Sehingga apapun dukungan pusat terkait pembangunan yang berkaitan dengan perhubungan harus disambut baik dan didukung penuh," ucapnya.
Hadir dalam kegiatan ini Walikota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni. (WN/RDL/BRD/SR)