Jakarta - Kementerian Perhubungan terus berkoordinasi secara intensif dengan para pemangku kepentingan terkait, dalam rangka mempersiapkan pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung (BDO) ke Bandara Kertajati (KJT), Majalengka.


“Penerbangan berjadwal dari dan ke Bandara Husein Sastranegara menggunakan pesawat jet berakhir pada tanggal 28 Oktober 2023,” ujar Direktur Angkutan Udara Putu Eka Cahyadi di Jakarta, Jumat (15/9).

Nantinya Bandara Husein Sastranegara akan digunakan untuk melayani penerbangan berjadwal dalam negeri intra Pulau Jawa dengan pesawat Propeller, serta penerbangan tidak berjadwal dalam negeri. Sementara Bandara Kertajati akan melayani penerbangan berjadwal dalam negeri dan luar negeri dengan pesawat jet dan penerbangan tidak berjadwal dalam negeri dan luar negeri.

“Tanggal efektif pengalihan penerbangan berjadwal dalam negeri dari Bandara Husein Bandung ke Bandara Kertajati dimulai pada awal periode Winter 2023 yaitu pada 29 Oktober 2023. Seluruh perizinan sudah selesai sejak akhir Agustus lalu. Sehingga, masyarakat sudah bisa melihat di berbagai agen perjalanan, tiket dari dan ke Bandara Kertajati sejak tanggal 29 Oktober sudah tersedia,” ujar Putu.

Ia mengatakan, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan bersama dengan pemangku kepentingan terkait seperti: Angkasa Pura II,PT BIJB, Airnav Indonesia, Maskapai dan unsur terkait lainnya, telah melakukan koordinasi dan menyepakati pembagian tugas masing-masing pihak dalam rangka persiapan pengalihan penerbangan.

Rute penerbangan dalam negeri yang dialihkan dari BDO ke KJT adalah rute yang saat ini dilayani dengan pesawat Jet oleh maskapai : PT. Citilink Indonesia, PT. Indonesia AirAsia dan PT. Super Air Jet. Terdapat 7 (tujuh) rute penerbangan dalam negeri yang dialihkan ke Bandara Kertajati, yakni rute Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makassar, Medan, dan Palembang dengan kapasitas tempat duduk sebesar total 32.760 penumpang per minggu atau 4.680 pax/hari (datang dan berangkat).

Rute Penerbangan Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang masih dilayani dari BDO adalah pesawat Propeller, dari/ke Bandar udara Adisutjipto oleh Wings Air dengan pesawat ATR 72-600.

*Integrasi Antarmoda melalui Angkutan Jalan Disiapkan*

Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat juga telah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan diantaranya yaitu dengan pengelola bandara, pemerintah daerah dan sejumlah perusahaan angkutan jalan, untuk menyiapkan dukungan angkutan antarmoda dari dan ke Bandara KJT.

“Saat ini telah disiapkan angkutan antarmoda dengan 12 perusahaan otobus (PO), yaitu sebanyak 108 kendaraan dan total kapasitas mencapai 2.300 kursi,” kata Plh Direktur Angkutan Jalan Iman Sukandar.

Iman menjelaskan, dengan telah beroperasinya tol Cisumdawu, angkutan antar moda Bandara KJT memiliki sejumlah keunggulan yaitu lebih dekat, lebih cepat dan lebih murah, jika dibandingkan perjalanan dari Bandung ke Bandara Soekarno Hatta atau Halim.

“Operator angkutan antarmoda siap memberikan promosi tarif pada awal pemindahan Bandara BDO ke KJT yaitu pada Oktober s.d Desember 2023,” katanya.

Beberapa Angkutan antarmoda yang tersedianya diantaranya yaitu: bus Damri dan sejumlah perusahaan bus dan travel swasta, dan taksi. Angkutan ini melayani perjalanan dari dan ke Kertajati menuju Bandung, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis, Karawang, Majalengka, Cimahi, Purwakarta, Subang, Banjar, Pangandaran, Jatinangor, Sumedang, dan Indramayu.

Adapun besaran promo tarifnya rata-rata sebesar 20 persen. Misalnya: Tarif bus Damri dari Bandung ke Bandara KJT harga normalnya Rp. 100.000 menjadi Rp. 80.000 dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Sementara untuk taksi Blue Bird akan memberikan diskon hingga Rp. 50.000 dari total tarif berdasarkan jarak yang ditempuh. (RYS/RDL/BRD/SR)