JAKARTA-Hari ini (13/9) Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas diresmikan. Peresmian dilakukan langsung oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dan Penjabat (Pj.) Gubenur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, disaksikan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal, Direktur PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI (Persero) John Robertho, dan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza bertempat di anjungan JPM Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasi kepada Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Jembatan Penyeberangan Multifungsi (JPM) Dukuh Atas. "Ini menjadi bukti nyata bahwa melalui upaya bersama kita dapat mewujudkan pembangunan dan pengembangan konektivitas infrastruktur transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, dan selamat," tuturnya.
Menhub berharap pembangunan JPM ini dapat menjadi percontohan bagi pengembangan infrastruktur transportasi yang mengedepankan sinergi. "Tidak mungkin kita membangun transportasi tetapi tidak ada integrasi antarmoda. Maka jadikankan tempat ini menjadi massal dan menjadi percontohan bagi tempat-tempat lain," imbuhnya.
Sementara itu, Pj. Gubernur Heru, selain mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan sinergi dalam merampungkan pembangunan JPM Dukuh Atas, juga menitipkan agar aset ini dijaga keberadaannya.
"Ini bisa dimanfaatkan bagi masyarakat yang bermobilitas untuk melanjutkan perjalanannya dengan moda transportasi publik yang telah terhubung melalui JPM ini. Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada Menteri Perhubungan RI atas kebijakannya. Saya juga berterima kasih kepada Menteri PUPR RI yang telah memberikan perizinan terkait perlintasan. Semoga JPM Dukuh Atas dapat bermanfaat untuk kita semua," ujar Pj. Gubernur Heru.
“Sejak dioperasikan pada 28 Agustus 2023, jembatan ini telah dilewati oleh sekitar 70 ribu orang. JPM Dukuh Atas ini dibangun atas penugasan dari Kementerian Perhubungan RI kepada MRT Jakarta dengan pendanaan menggunakan skema creative financing, yaitu tidak menggunakan APBD maupun APBN. Jembatan sepanjang 235 meter ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas. Meskipun disebut jembatan, secara teknis konstruksi bangunannya bukan jembatan. JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata,” jelas Tuhiyat.
“Jadi, JPM ini dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif, dan enriching urban experience, sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan,” lanjutnya.
Pengembangan area Dukuh Atas sebagai sebagai salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (MRT Jakarta, LRT Jabodebek, Kereta Commuter Line, Kereta Bandara, BRT Transjakarta), serta titik prioritas angkutan daring, kawasan ini menjadi salah satu tujuan para komuter. Sebagai operator utama pengembangan kawasan berorientasi transit, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan mitranya akan mengelola kawasan seluas 146 hektar in dengan mengedepankan delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, yaitu fungsi campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.
Upaya pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta merupakan bagian dari transformasi Jakarta dalam mengatur ulang kota dari padat lalu lintas menjadi kota berkelanjutan dan tahan iklim. MRT Jakarta akan memastikan bahwa aksesibilitas transit, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda (sebagai moda mobilitas paling ramah lingkungan), ruang hijau dan terbuka, pohon peneduh jalan, ruang publik pemicu aktivitas, hingga titik-titik bike sharing, semua terakomodasi.