HALMAHERA UTARA -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus melakukan pembangunan dan pengembangan sektor transportasi sebagai wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas di wilayah perbatasan, terluar dan wilayah rawan bencana di Indonesia.
Kabupaten Halmahera Utara yang sebagian terletak di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu wilayah yang menjadi perhatian pemerintah. Tobelo adalah ibukota dari kabupaten Halmahera Utara yang yang dihuni sekitar 200.000 jiwa.
Keberadaan Bandar Udara dan Pelabuhan di pulau ini menjadi gerbang masuk yang penting baik bagi masyarakat maupun wisatawan asing dan domestik serta sebagai penunjang arus logistik di wilayah Halmahera Utara.
Bandar Udara Kuabang Kao
Bandar Udara yang terletak di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara saat ini melayani 7 kali penerbangan per-minggu untuk rute Manado - Kao dan Kao - Manado. Rute ini diterbangi oleh maskapai Wings Air dengan pesawat jenis ATR 72-500. Bandar Udara Kuabang Kao merupakan salah satu pintu masuk melalui udara di Kabupaten Halmahera Utara.
Bagi wisatawan, ada hal menarik yang dapat dijumpai setibanya di Bandara Tobelo. Rupanya wilayah Tobelo sempat menjadi daerah jajahan Jepang pada masa Perang Dunia ke II. Di ujung apron dekat gedung terminal bandara, terdapat situs bersejarah berupa sebuah bunker yang digunakan sebagaintempat persembunyian serdadu Jepang dari serangan sekutu yang dilestarikan. Bagi orang yang pertama kali pergi ke Tobelo, ini sangat menarik.
Kepala Bandara Kuabang Kao, Samad Abdul, yang ditemui tim Biro Komunikasi dan Informasi Publik, saat menjalankan Piket Sabtu Minggu, Sabtu (27/8), menyatakan pada tahun 2016 ini Bandar Udara Kuabang Kao terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang antara lain melaksanakan pekerjaan perpanjangan landasan menjadi 2.400 meter dan pengadaan kendaraan PKP-PK.
Abdul berharap, meskipun saat ini baru ada 1 penerbangan tiap harinya namun jumlah penumpang selalu mencapai di atas 90% dari kapasitas pesawat. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke wilayah Halmahera Utara, baik untuk kegiatan pariwisata ke Morotai maupun untuk kunjungan lainnya.
"Setelah selesainya pekerjaan perpanjangan landasan tahun 2016 ini, diharapkan dapat merangsang maskapai lain dapat melayani rute penerbangan dari dan ke Halmahera Utara dengan pesawat ukuran yang lebih besar dari saat ini", ujar Abdul.
Pelabuhan Tobelo
Pelabuhan yang terletak di pusat kota Halmahera Utara dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 6 April 2016 lalu merupakan pelabuhan yang memiliki fasilitas dermaga untuk peti kemas. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.750 Tahun 2014 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Tobelo memiliki hierarki sebagai Pelabuhan Pengumpul.
"Pelabuhan pengumpul berfungsi sebagai prasarana bongkar muat barang dan penumpang di Kabupaten Halmahera Utara", ujar Noh Said, petugas KPLP Pelabuhan Tobelo. Bagi masyarakat Halmahera Utara yang sebagian besar penduduknya adalah petani ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perekonomian seperti pelabuhan ini sangat berperan dalam mendorong roda perekonomian di wilayahnya.
Noh Said menambahkan, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Halmahera Utara dengan hadirnya Pelabuhan Tobelo ini adalah harga kebutuhan pokok menjadi lebih terjangkau dikarenakan supply yang dibawa langsung dari Surabaya, Makasar, Manado ke Halmahera Utara, hal ini sejalan dengan tujuan dari program tol laut yang dicanangkan oleh bapak Presiden Joko Widodo.
Saat ini Pelabuhan Tobelo dilewati oleh trayek kapal Pelni yang dilayani oleh KM. Sangiang serta jaringan 2 trayek kapal perintis.
Pelabuhan Galela
Pelabuhan yang terletak di Kecamatan Galela ini adalah pelabuhan lokal yang dirancang untuk melayani kapal tujuan Loloda Kepulauan dan Loloda Utara.
Pelabuhan ini memiliki kapasitas pelabuhan dan bisa disandari oleh Kapal berukuran 1.000 DWT, dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan laut seperti Dermaga General Cargo, Trestle, Causeway, Kedalaman Kolam Dermaga -5 mLWs serta dukungan fasilitas darat seperti Kantor, Lapangan Penumpukan Barang, Terminal Penumpang 150 meter persegi, bangunan pos jaga, bangunan gudang, bangunan gedung serba guna, Sarana ibadah dan lapangan parkir yang memadai.
"Keberadaan pelabuhan Galela adalah untuk men-support pelabuhan Tobelo", ujar Noh Said.
Bandara Gamarmalamo
Bandar Udara yang terletak di Desa Dukolamo, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara ini berjarak 25 kilometer dari Kota Tobelo.
Saat berkunjung ke Bandara Gamarmalamo, tim Biro Komunikasi dan Informasi Publik telah mengetahui bahwa Bandara Gamarmalamo sedang ditutup akibat terdampak abu vulkanik Gunung Dukono sehingga tidak ada kegiatan pelayanan pada bandara tersebut.
Seperti diketahui, berdasarkan NOTAM (Notice to Airmen) Nomor C5073/16, penutupan Bandara Gamarmalamo di Galela diperpanjang s.d estimasi 28 Agustus 2016 pukul 11.00 WIT karena terdampak abu vulkanik Gunung Dukono.
Upaya meningkatkan konektivitas antar wilayah melalui pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi terus dilakukan Kementerian Perhubungan, dengan semangat untuk merangkai dan menyatukan masyarakat dengan semangat nawacita dalam kerangka utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. (DR/TH/SR/HP)