JAKARTA – Sepuluh hari pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Donggala, Sulawesi Tengah dan Sekitarnya, Kementerian Perhubungan dan stakeholder terkait, terus melakukan perbaikan Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu. Hari ini, Minggu (7/10), Terminal sementara baik di Keberangkatan dan Kedatangan sudah difungsikan kembali. Fasilitas terminal seperti : toilet, pendingin ruangan (AC) juga telah berfungsi kembali.
“Sambil kami terus melakukan renovasi, sebagian bangunan sudah difungsikan setelah mendapat verifiaksi dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PU PR,” demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Baitul Ihwan di Jakarta, Minggu (7/10).
Dilaporkan bahwa pada hari ini, pembersihan dan perbaikan telah dilakukan sampai ke lantai 2 terminal bandara. Pembersihan antara lain dilakukan di ruang kedatangan lantai 2, serta pembersihan conveyor (alat pengangkut barang bagasi) 2 dan 3 terminal kedatangan. Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan
“Hal ini dilakukan sesuai dengan instruksi bapak Menteri Perhubungan bahwa dalam 2-3 minggu setelah bencana gempa, Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu sudah herus beroperasi normal,” jelas Baitul Ihwan.
Baitul menambahkan, hari ini telah terpasang mobile tower untuk menggantikan sementara menara ATC yang rusak akibat gempa. Selain itu, telah terpasang pula peralatan radio komunikasi dan direct speech.
Hingga saat ini, berdasarkan data Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, biaya perbaikan bandara untuk sisi udara diperkirakan sekitar Rp. 60 Milyar (untuk perbaikan runway), sedangkan untuk peningkatan/pemeliharaan daya dukung eksisting diperkirakan mencapai Rp. 40 Milyar, sehingga total perbaikan sisi udara diperkirakan mencapai Rp. 100 Milyar.
Sementara untuk sisi darat atau Gedung terminal, diperkirakan biaya perbaikan dibutuhkan sekitar Rp. 150 Milyar, sedangkan sisi darat lainnya yaitu gedung tower, gedung PKPPK, bangunan pendukung lainnya sekitar Rp. 50 Milyar, sehingga total sisi darat sekitar Rp. 200 Milyar.
“Anggaran perbaikan direncanakan menggunakan APBN-P 2018 dan APBN 2019 serta dana dari AirNav untuk pembangunan gedung tower,” sebut Baitul.
Lebih lanjut Baitul mengatakan, perbaikan bandara ini akan melibatkan pihak Ditjen Cipta Karya Kementerian PU PR yang siap membantu mengantisipasi awal untuk percepatan pemulihan kondisi baik itu secara temporary maupun secara permanen, agar bandara dapat segera dapat melayani penerbangan dengan normal. Secara konsep, Baitul mengatakan bangunan terminal nantinya akan didesain anti gempa mengacu pada standar anti gempa yang baru. (HH/RDL/RK/BI)