Jakarta – Kementerian Perhubungan siap mendukung pemulihan sektor pariwisata melalui pembangunan infrastuktur transportasi, untuk menciptakan konektivitas ke destinasi pariwisata super prioritas. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020 secara virtual, pada Kamis (26/11).
Hadir dalam Rakornas tersebut sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju seperti, Menparekraf Wishnutama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, serta Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri Wahyudi Hidayat.
“Di kawasan 5 bali baru kita melakukan investasi pada pelabuhan, bandara, dan semua aktivitas. Bahkan tidak terbatas pada pembangunan tetapi juga bagaimana konektivitas antara kota dengan obyek wisata, antara bandara dengan kota, dan ini harus kita lakukan bersama. Pendek kata, sektor pariwisata akan menjadi satu sasaran atau upaya kami mendukung upaya pemulihan ekonomi,” jelas Menhub Budi Karya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Menhub Budi, bahwa pada masing-masing destinasi di kawasan 5 Bali Baru akan disiapkan sistem dan fasilitas khusus untuk mengakomodir turis-turis mancanegara yang menjadi konsumen potensial.
“Ada karakter-karakter khusus yang dimiliki di kawasan 5 Bali Baru. Pertama kita bicara mengenai Sulawesi Utara, disana ada satu potensi wisatawan dari Asia Timur seperti Cina, Jepang, Korea. Secara sistematis, kami membuat fasilitas-fasilitas yang ada di Manado itu untuk mengakomodasi turis dari Jepang, Cina, Dan Korea. Sebaliknya, Kualanamu berada dekat dengan India, oleh karenanya kita membuat fasilitas-fasilitas yang mengakomodasi turis dari India,” jelasnya.
Selain itu, Menhub juga merencanakan akan membuat konektivitas langsung penerbangan internasional, pada daerah yang dianggap memiliki potensi luar biasa seperti Labuan Bajo dan Yogyakarta. Menhub menjelaskan, Labuan Bajo direncanakan akan terkoneksi langsung dengan Australia. Sementara Yogyakarta, dapat menerima penerbangan langsung dari Eropa, Amerika, serta Australia.
Tidak hanya transportasi udara, Kementerian Perhubungan juga akan menyiapkan moda transportasi lain seperti kapal pesiar atau cruise serta seaplane, guna mendukung sektor pariwisata.
“Untuk cruise sudah kami siapkan. Selain di Bali, kita juga persiapkan di Tanjung Mas, Labuan Bajo, dan Manado. Sedangkan, di Danau toba kita siapkan adanya seaplane. Sehingga seaplane akan menjangkau Danau Toba, Labuan Bajo, Laut Banda, dan juga bisa Menjangkau Manado,” ungkap Menhub.
Menteri Perhubungan juga menuturkan bahwa dalam upaya mendukung pemulihan sektor pariwisata, Kementerian Perhubungan perlu berkoordinasi dan melakukan sinergi dengan baik dengan kementerian lembaga teknis yang lain.
“Ada hal yang perlu di koordinasikan antara Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, serta Kementerian teknis yang lain. Karena tanpa dukungan itu maka tidak mudah untuk melakukan kegiatan ini. Sehingga saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Kemenparekraf karena ini pasti memberikan suatu pengetahuan bagi semua insan pariwisata,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Wishnutama Kusubandio selaku penyelenggara acara mengatakan bahwa tujuan dari penyelenggaraan acara ini yaitu agar masing-masing kementerian lembaga serta stakeholder terkait dapat saling berkoordinasi dan berkonsolidasi untuk memulihkan sektor pariwisata khususnya di Indonesia.
“Rakornas dilangsungkan untuk mengkonsolidasikan stakeholder, kementerian/lembaga, serta pelaku parekraf dalam mempercepat atau mengakselerasi pemulihan sektor parekraf” ujar Menteri Parekraf.
Wakil Menteri Keungan Suahasil Nazara yang turut menjadi narasumber juga menyampaikan dukungan Kemenkeu terhadap upaya pemulihan sektor pariwisata. Ia menyampaikan bahwa pada tahun 2021 mendatang, Kemenkeu sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 15,1 triliun khusus untuk sektor pariwisata. Wamenkeu berharap, anggaran ini dapat dimanfaatkan oleh masing-masing kementerian atau lembaga (K/L) dengan melakukan sinergi yang baik antar K/L, agar dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Untuk tahun 2021, khusus untuk pariwisata dianggarkan sebesar 15,1 triliun ada dari berbagai macam Kementerian. Yang sifatnya belanja K/L adalah 10 triliun, belanja non K/L hampir 1 triliun, dan transfer dana ke desa adalah 4 triliun. Dengan ini kita coba terus cari sinergi yang baik, karena dengan demikian ini akan menjadi lompatan yang baik,” ujarnya. (LNM/RDL/LA/JD)