Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membahas penguatan sistem transportasi dan logistik dengan para Menteri di kawasan ASEAN-China dalam upaya bersama untuk menekan angka penyebaran Covid-19 dan mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
“Indonesia mendorong negara-negara di ASEAN-China untuk merumuskan tindakan bersama dan kolaboratif serta langkah-langkah strategis di sektor transportasi untuk membangun ketahanan terhadap pandemi, serta untuk berbagi praktik dan pengalaman terbaik tentang tindakan yang diambil di sektor transportasi,” demikian disampaikan Menhub saat memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan virtual ASEAN-China Transport Ministers Special Meeting, Kamis (16/7) di Jakarta.
Pada pertemuan tersebut, Menhub menyampaikan komitmen dan tekad Indonesia untuk memastikan sistem logistik dan konektivitas transportasi khususnya di kawasan ASEAN dapat berjalan dengan baik pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Sejumlah komitmen tersebut diantaranya, memastikan semua pelabuhan di Indonesia tetap terbuka untuk memberikan prioritas pada transportasi logistik, seperti: kebutuhan dasar, barang-barang kebutuhan pokok, dan peralatan medis. Kemudian, menaruh perhatian terhadap situasi yang dihadapi oleh banyak pelaut yang terjebak di kapal-kapal di luar negeri dengan membuat Standard Operational Prochedure (SOP) tentang pemulangan (repatriasi) Pelaut Indonesia, sehingga para pelaut bisa dipulangkan dengan aman dan selamat sesuai protokol kesehatan.
“Hingga saat ini, Indonesia telah berhasil memulangkan sekitar 24.000 pelaut untuk pulang dengan selamat,” jelas Menhub.
Komitmen selanjutnya, Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dimana pengendalian transportasi dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan untuk memfasilitasi pergerakan masyarakat agar tetap bisa produktif namun tetap aman dari Covid-19. Hal ini dilakukan dalam rangka menggerakan kembali roda ekonomi yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
Menhub menjelaskan, dalam situasi pandemi Covid-19, kerjasama dan kolaborasi antar negara, termasuk kerja sama bilateral antara masing-masing negara anggota ASEAN dan China terus berjalan, salah satunya adalah proyek KA Cepat Jakarta – Bandung. Indonesia menghargai komitmen dari China dalam proyek kolaborasi Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Ke depannya, Indonesia berencana untuk memperluas proyek dari Bandung ke Surabaya.
Selain itu, di masa pandemi Covid-19, Indonesia juga tetap melakukan upaya-upaya peningkatan konektivitas nasional, salah satunnya yaitu menyelesaikan masterplan pembangunan Bandara Internasional Baru di Bali Utara, dimana di dalam desainnya juga mencakup pengoperasian jalur bus dan kereta api untuk menghubungkan bagian utara dengan bagian selatan Bali. Menhub mengatakan, Bali sebagai destinasi wisata unggulan memerlukan sistem transportasi yang dirancang dengan baik untuk memperluas konektivitasnya.
Kemudian, Indonesia juga menawarkan kerjasama pengembangan transportasi dalam rangka rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, yang mengusung konsep Smart System Smart Mobility, berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Kami mengundang rekan kerja di ASEAN dan China untuk berkolaborasi dan mendukung proyek pembangunan transportasi darat, laut, dan udara serta proyek infrastruktur kereta api di Indonesia melalui skema Kemitraan Pemerintah-Swasta atau Public Private Partnership,” ungkap Menhub.
Menhub menyatakan inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan di bawah kerangka kerjasama transportasi ASEAN-China sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama yaitu untuk segera mendorong pemulihan ekonomi baik secara regional di ASEAN-China maupun global.
Selain Menhub turut hadir Menteri Transportasi sejumlah Negara seperti Menteri Transportasi dan Komunikasi Brunei Darussalam Dato Seri Setia Awang Abdul Mutalib, Menteri Transportasi Republik Rakyat Tiongkok Li Xiaopeng, Sekretaris Jenderal ASEAN, Dato Lim Jock Hoi, dan sejumlah Menteri Transportasi serta perwakilan negara-negara anggota ASEAN. (GD/RDL/LA/RK)