Solo – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (26/5), melakukan kunjungan kerja ke Solo, Jawa Tengah, untuk mengecek progres dari proyek elektrifikasi Jalur KA Solo Balapan – Palur yang sudah hampir rampung. Secara persentase, elektrifikasi jalur KA sepanjang 6,2 km tersebut sudah mencapai 84,33% dan ditargetkan akan mulai beroperasi pada bulan Juli 2022.
Menhub mengatakan, proyek elektrifikasi jalur KA Solo Balapan – Solo Jebres – Palur yang dimulai sejak tahun 2020 ini merupakan bagian dari pengembangan layanan angkutan massal KRL di kawasan Aglomerasi Jogja-Solo. “Kawasan aglomerasi seperti Jogja, Solo, dan Semarang, harus dihubungkan dengan angkutan massal baik kereta api, bus, maupun angkutan massal lainnya. Ini suatu keniscayaan yang akan konsisten kami lakukan,” ujar Menhub.
Kehadiran KRL Jogja –Solo sangat digemari masyarakat, bahkan Menhub mengungkapkan, di masa mudik jumlahnya naik signifikan lebih dari 50 persen. “Angkutan massal di kawasan aglomerasi juga akan kami lakukan di kota-kota lainnya seperti Bandung, Surabaya, dan kota aglomerasi lainnya,” ucapnya.
Menhub menjelaskan, keberadaan angkutan massal di kawasan aglomerasi sangat penting untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan menghindari penggunaan kendaraan pribadi yang dapat menimbulkan kemacetan dan juga berdampak pada polusi udara. “KRL adalah angkutan yang ramah lingkungan. Saya harap kolaborasi pemerintah pusat dan daerah semakin baik untuk mengembangkan angkutan massalnya,” tutur Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka menyambut baik adanya perpanjangan layanan KRL dari Solo Balapan-Palur. Menurutnya, angkutan massal KRL merupakan angkutan yang terjangkau, bersih, dan tepat waktu. “Dengan adanya penambahan jalur ini diharapkan akan semakin meningkat traffic atau jumlah penumpangnya,” katanya.
Walikota Gibran berharap, layanan KRL dapat terus dikembangkan di kawasan aglomerasi Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya.
Sejak beroperasi pada Januari 2021, KRL Solo-Jogja telah melayani perjalanan sebanyak 22 perjalanan/hari, dengan rata-rata penumpang sebanyak 21 ribu penumpang per hari, dan secara kumulatif telah mengangkut sebanyak 3,09 juta penumpang. Lima tahun mendatang layanan KRL akan terus dikembangkan sampai ke Kutoarjo dan Madiun.
Sejumlah upaya integrasi antarmoda telah dilakukan untuk memberikan kemudahan masyarakat mengakses angkutan massal di Jogja-Solo, diantarnya yaitu, Jembatan penghubung/Sky bridge sepanjang 630 meter yang menghubungkan Stasiun Solo dengan Terminal Bus Tirtonadi, Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jogja yang terintegrasi pelayanannya di Stasiun Yogyakarta, BRT Bus Solo Trans (BST) yang terhubung dengan Stasiun Purwosari, dan integrasi layanan KRL Yogyakarta-Solo dengan KA Perintis Purwosari-Wonogiri dan KA Bandara Internasional Adi Sumarmo.
Turut hadir dalam peninjauan Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Sarana Perkeretaapian Djarot Tri, jajaran Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah dan jajaran dari PT KAI dan KCI. (WDY/RDL/LA/HS)