(Bali, 23/4/2013) Dari jumlah kematian di dunia akibat kecelakaan di lalu lintas jalan raya tercatat 1,2 juta korban dan jutaan lainnya mengalami luka serius per tahunnya, sebanyak 60 persennya terjadi di Asia meskipun total kepemilikan kendaraan di kawasan tersebut rata-rata hanya 16 persen secara global.Kerugian materi akibat tingginya angka kecelakaan di Asia diperkirakan mencapai dua hingga lima persen total produksi domestik bruto di negara-negara Asia.
Direktur Pusat Pembangunan Regional PBB (UNCRD) Chikako Takase mengatakan, negara-negara di kawasan Asia telah mengalami pembangunan sosial dan ekonomi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sektor transportasi sebagai salah satu faktor pendukung utama dalam pembangunan, ikut terdongkrak dengan pesatnya perkembangan pembangunan itu.
Karenanya, banyak tantangan dalam hal kerusakan lingkungan sebagai akibat dari kemajuan yang sangat pesat dan dalam mewujudkan sistem transportasi yang aman, nyaman, ramah lingkungan dan terjangkau.
"Tantangan tersebut di antaranya banyaknya korban jiwa yang timbul akibat kecelakaan lalu lintas yang dihadapi negara berkembang di kawasan Asia," ujar Takase usai pembukaan The 7th Environmentally Sustainable Transport (EST) Forum and Global Consultation on Sustainable Transport in the Post 2015 Development Agenda di Nusa Dua, Bali, Selasa (24/4).
Angkutan barang ditambahkan Takase juga merupakan salah satu kontributor polusi utama bagi lingkungan dan sosial seiring pesatnya perkembangan industri angkutan barang yang tercatat sebanyak 35 persen menggunakan energi transportasi dunia.
"Dengan latar belakang itu, kami memikirkan sistem transportasi masa depan yang kami inginkan untuk abad 21 ini," katanya.
Untuk itulah, tema EST Asia kali ini menitikberatkan pada target "3 Zeros" untuk transportasi di masa mendatang yakni ketiadaan polusi, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas jalan.
Menteri Perhubungan EE. Mangindaan mengungkapkan sejak dimulainya EST pada 2007 lalu, telah mulai dilaksanakan berbagai pencapaian untuk mengurangi polusi dengan memberikan ruang terbuka hijau dan desain-desain ramah lingkungan pada area-area publik.
"Seperti pelabuhan, bandara, dan perkeretaapian, telah kami dorong untuk menjadi lebih hijau dengan memberikan ruang terbuka hijau mencapai 20 persen," jelas Menhub. (CHAN)