YOGYAKARTA - Pertemuan Expert Group Meeting on Cross Boarder Transport of Passenger (CBTP) ke-6 di Yogyakarta menyepakati penggunaan Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau Driving License) berlaku di negara-negara anggota ASEAN. SIM warga negara sepuluh negara anggota negara ASEAN berubah menjadi SIM Internasional.
Untuk SIM Warga Negara Indonesia (WNI)
yang saat ini menggunakan Bahasa Indonesia diubah dengan menggunakan dua bahasa
yaitu Bahasa Inggris dan bahasa masing-masing negara.
"Dalam
SIM Internasional, nanti menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan
bahasa masing-masing negara ASEAN," ujar Direktur Jenderal
Perhubungan Darat, KementerianPerhubungan Djoko Saksono di Yogyakarta, Rabu (26/8).
Menurut Djoko, karena penerbitan SIM dilakukan oleh Kepolisian, maka pihaknya akan berkordinasi dengan Kepolisian RI.
"Di Indonesia, lembaga negara yang mengeluarkan SIM adalah Kepolisian, maka kami akan melakukan kordinasi dengan Polri," tambah Djoko.
Setelah ada kesepakatan perubahan bahasa dengan pihak kepolisian, selanjutnya Menteri Perhubungan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk pemberlakuan SIM secara internasional. "Nanti akan ada SK Menteri Perhubungan tentang perubahan status SIM," jelas Djoko.
Sementara itu Ketua Delegasi Indonesia dalam ASEAN TFWG ke-30, Ahmadi mengatakan, hasil kesepakatan dari ASEAN TFWG ke-30 selanjutnya dibahas dalam pertemuan Senior Transport Official Meeting (STOM) bulan November mendatang. "Setelah itu, akan diputuskan dalam pertemuan tingkat Menteri Perhubungan ASEAN" jelas Ahmadi.
Kesepakatan lainnya dalam pertemuan tersebut adalah, soal diberlakukannya operasi bus antar negara dari Pontianak (Indonesia)-Kuching (Malaysia) - Bandar Seri Begawan (Brunei Darusaalam). "Di jalur ini akan dioperasikan 20 bus dari Indonesia, Malaysia dan Brunei," kata Ahmadi yang juga menjabat Kasubdit Jaringan Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat.
Ia menambahkan, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat negara-negara ASEAN melakukan perjalanan lintas negara, perlu dilakukan peningkatan kualitas ifrastruktur transportasi. "Untuk peningkatan infrastruktur, kita mendapat dukungan dari ASEAN Development Bank (ADB)," tambah Ahmadi.
PertemuanCross Border Transport of Passanger(CBTP) ke-6 membahas agenda-agenda kerjasama Fasilitasi Angkutan ASEAN, baik yang bersifat perkembangan lanjutan maupun implementasi kesepakatan-kesepakatan yang telah dihasilkan pada pertemuan CBPT yang berlangsung pada 22-23 April di Surabaya. (SNO)