JAKARTA - Sekitar 100 orang delegasi dari 15 negara mengikuti Regional Seminar, On The Implementation of A Global SAR Plan for East Asia di Jakarta tanggal 3-5 Januari 2015. Seminar kerjasama antara Badan SAR Nasional (Basarnas) dan International Maritime Organization (IMO) dibuka oleh Kepala Basarnas Marsdya TNI FHB Soelistyo didampingi Head Operation Safety International Maritime Organization (IMO), Johannes Van Der Graf.
Kepala Basarnas FHB Soelistyo menjelaskan, tujuan seminar tersebut adalah untuk membangun kesiapan bersama lembaga SAR di regional dan kawasan Asia Timur dalam penanganan pencarian dan pertolongan pada kecelakaan pesawat udara maupun kapal laut.
"Kesiapan bersama SAR negara kawasan harus dibangun untuk operasi kemanusiaan agar elemen-elemen SAR masing-masing negara kawasan selalu siap sehingga ketika terjadi kecelakaan mereka cepat bergerak. Kesiapan elemen-elemen SAR sangat penting untuk melakukan operasi kemanusiaan," jelas Soelistyo.
Selama ini tambah Soelistyo, kerjasama operasi SAR hanya dilakukan secara bilateral antar dua negara, seperti antara Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Singapura, ataupun Indonesia dengan Australia dengan pola kegiatan latihan bersama operasi penanganan kecelakaan dan peningkatan kapasitas dan kemampuan lembaga SAR ke dua negara.
"Ke depan harus dibangun sistem multilateral bagaimana kesiapan SAR negara-negara di kawasan bisa padu," tambah Soelistyo.
Ia berharap kerjasama multilateral kesiapan SAR negara-negara kawasan Asia Timur bisa cepat terealisasi.
Ke-15 negara yang hadir dalam Regional Seminar, On The Implementasion of A Global SAR Plan for East Asia yaitu Indonesia, Brunei, Kamboja, Tiongkok, Jepang, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Papua New Guenea, Filipinan, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.
Dalam seminar tersebut, peserta memaparkan pengalaman SAR negara masing-masing. Indonesia sebagai tuan rumah akan memaparkan penanganan kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.(SNO)