JAKARTA - Indonesia Poros Maritim Dunia (IPMD) bakal menjadi perbincangan masyarakat sektor kelautan selama tiga bulan ke depan, Juli - Oktober 2024, pasalnya ada momentum yang mengingatkan kembali upaya negara ini mewujudkan konsep IPMD dan beririsan dengan diperingatinya Hari Maritim Nasional ke-60 yang jatuh pada tanggal 23 September 2024 mendatang.

Gagasan IPMD ini dipromosikan oleh Pemerintah Indonesia untuk pertama kali ke komunitas global/internasional pada pertengahan November 2014 lalu, yaitu saat ada pertemuan East Asia Summit ke-9 di Nay Pyi Taw, Myanmar.

Konsep IPMD bertumpu pada pemikiran bahwa Indonesia berada dalam posisi geografis yang sangat strategis, berada di antara benua Asia dan benua Australia serta diapit oleh Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Karena letak geografi yang strategis itu, membuat posisi Indonesia berada di inti lalu lintas perdagangan dunia dan sekaligus menjadi jalur transportasi laut negara-negara di dunia.

Mayoritas perdagangan dunia sebagian besar menggunakan moda laut, dan sekitar 40% berlalu-lalang di kawasan laut Indonesia melalui empat titik selat yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar.

Implementasi IPMD Oleh Kemenhub

Program Tol Laut adalah salah satu program implementasi IPMD untuk meningkatkan konektivitas antar pulau dan memperkuat sistem logistik nasional agar tercipta pemerataan distribusi barang dan jasa di seluruh pelosok wilayah tanahair. Program Tol Laut juga telah dirasakan oleh masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, terdepan, dan perbatasan (3TP) yang dikembangkan secara massif.

Selain Tol Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub juga telah melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut, seperti pelabuhan, dermaga, serta pengembangan jaringan pelayaran perintis, angkutan penumpang dan barang dari/ke berbagai daerah 3TP, ikut membantu pembangunan industri maritim yang kuat, serta mendorong perekonomian masyarakat di daerah, melakukan diplomasi maritim dengan mengajak semua mitra Indonesia sebagai sesama anggota IMO untuk bekerja sama pada bidang kelautan dan turut membangun kekuatan pertahanan maritim.

Dari laporan Ditjen Hubla, tercatat operasional Tol Laut dan layanan Kapal Perintis terus meningkat secara bertahap. Pelayanan angkutan laut di seluruh wilayah Indonesia saat ini tercatat 177 trayek, meliputi 39 trayek kapal barang Tol Laut, angkutan subsidi PSO Pelni 42 trayek, 116 trayek Kapal Perintis, serta 16 trayek kapal rede.

Menhub Budi Karya Sumadi terhadap peran kementeriannya mengungkapkan, sektor transportasi laut saat ini selain melayani mobilitas penumpang dan barang dari/ke berbagai daerah, juga melakukan upaya peningkatan konektivitas antar wilayah Indonesia, khususnya wilayah timur. Diharapkan peningkatan konektivitas ini dapat menekan disparitas harga yang selama ini sering terjadi serta upaya pemerataan ekonomi di wilayah Indonesia timur dan di daerah 3TP bisa diatasi.

SDM Transportasi Laut Terus Ditingkatkan

Dirjen Hubla Kemenhub, Capt. Antoni, sangat berharap stakeholder di sektor maritim di Indonesia dapat berperan dan terdepan dalam memajukan komunitas dan pelayaran nasional maupun global sehingga diperlukan sarana dan prasarana kemaritiman dan transportasi laut yang memadai serta kemampuan sumber daya manusia yang dapat dapat menjaga dan mengamankan laut dan pantai di seluruh wilayah Indonesia serta mampu memberi jaminan keamanan dan keselamatan pelayaran yang memadai di seluruh perairan Indonesian.

Sementara Menhub Budi Karya Sumadi kepada komunitas transportasi laut mengingatkan adanya tantangan berat yang bakal dihadapi di masa-masa mendatang, yaitu mengawal tingginya frekuensi pelayaran di Indonesia sebagai poros maritim dunia, karena berada di lokasi strategis dan memiliki resiko kecelakaan atau musibah di laut yang juga kerapkali terjadi di perairan Nusantara. Tantangan lainnya adalah menegakkan perundang-undangan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, serta melaksanakan penegakan hukum di laut, baik itu menyangkut kapal berbendera Indonesia maupun kapal asing yang masuk di perairan Indonesia. (IS/AS/RY/ME)