JAKARTA – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kembali menekankan bahwa faktor keselamatan dalam transportasi merupakan satu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Ia mengatakan bahwa moda transportasi lebih baik menunda perjalanan jika kondisi cuaca sedang buruk.

“Khusus di laut dan udara, saya tekankan kalau memang cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk berangkat, ya (kapal atau pesawatnya) jangan berangkat atau delay,” jelas Menhub Jonan pada konferensi pers di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2016 di kantor Kemenhub, Jumat (24/6).

Menhub mengungkapkan bahwa dalam masa angkutan lebaran ini, frekuensi perjalanan dan jumlah pergerakan orang meningkat hingga dua kali lipat dari pada hari biasa diluar masa angkutan lebaran.

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat jika terjadi penundaan (delay) karena faktor cuaca agar dapat memakluminya, apalagi akhir-akhir ini cuaca di Indonesia kurang baik. Yang terpenting, menurut Menhub adalah perjalanan transportasi bisa sampai tujuan dengan selamat.

“Daripada Kalau dipaksa berangkat tidak pernah sampai. Tdak boleh ada target waktu, kalau delay ya delay. Yang penting perjalanan selamat,” tegasnya.

Mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor, pada moda transportasi darat, Menhub telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian dan Kementerian PU untuk siaga semaksimal mungkin.

“Kalau ada longsor telah disiagakan traktor, mobil Derek dan alat-alat ekskavator yang disediakan oleh PU,” ujarnya.

Keselamatan dan Keamanan Transportasi menjadi fokus utama Kementerian Perhubungaan dalam upaya mewujudkan zero accident pada masa angkutan lebaran ini. Selain keselamatan dan keamanan, Kemenhub juga berupaya terus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan transportasi sesuai fokus kerja Kemenhub. (RDL/BU/SR/HP)