(Jakarta,19/8/2014) Konsep pengembangan transportasi Jalur Laut Bebas Hambatan (Nautical Free Way) atau yang populer saat ini dengan Tol Laut, harus terintegrasi dengan moda transportasi lain yaitu jalan, kereta api dan udara.
Saat ini pengembangan transportasi harus terintegrasi antar moda, sehingga memudahkan pergerakan manusia dan barang menuju daerah tujuan.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono dalam Focus Group Discusion (FGD) bertema "Akselerasi Pembangunan dan Perwujudan Tol Laut Dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) 49 di Jakarta, Selasa.
"Pengembangan transportasi mendatang adalah integrasi antar moda, tidak bisa single moda," ujar Bambang.
Sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai 13.000 menurut Wamenhub harus diintegrasikan melalui sistem pengembangan moda transportasi yang terkoneksi antara moda transportasi jalan, laut, kereta dan udara.
Dari jumlah pulau sebanyak itu, lanjut Bambang, Indonesia memiliki panjang garis pantai 5.253 kilometer, sehingga setiap 40 kilo meter garis pantai terdapat satu pelabuhan. Jumlah pelabuhan di Indonesia mencapai 2.154.
" Jadi nantinya ada akses antara Bandara, pelabuhan, stasiun dan terminal," ujar Bambang.
Deputi Rumah Transisi Jokowi - JK, Faizal Akbar menyatakan, konsep pengembangan Tol Laut atau Poros Maritim adalah pengembangan dan pemanfaatan potensi laut untuk kepentingan ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan pertahanan.
Oleh karena itu, kata dia pemerintah mendatang, harus memiliki sebuah lembaga untuk mengelola potensi kelautan Indonesia. " Menurut saya, Kabinet Pemerintahan Jokowi - JK, perlu ada Kementerian Maritim," tegas Akbar.
Tekan Biaya Logistik
Sarana transportasi laut yang solid dan masif serta infrastruktur pelabuhan sangat dibutuhkan bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang secara geografis didominasi oleh perairan.
Atas dasar tersebut, Ikatan Alumni Lemhanas XLIX (IKAL 49) menilai, Indonesia harus fokus dalam pengembangan infrastruktur berbasis kelautan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang, salah satunya yaitu pengembangan model Tol Laut.
"Konsep Tol Laut digambarkan sebagai armada kapal besar yang secara reguler berlayar melayani pengangkutan barang dari ujung barat ke ujung timur Indonesia dan sebaliknya.Kapal - kapal secara reguler menghubungkan wilayah atau pulau - pulau sekitarnya maupun ke kawasan regional Asia - Pasifik," papar Ketua Panitia FGD IKAL 49. Boedhi Setiadjid.
Tol Laut, menurut Boedhi, bertujuan untuk mengembangkan ekonomi maritim, yaitu menjadi laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antar daerah atau pulau di Indonesia dan regional, sehingga dapat menekan disparitas harga dengan menekan biaya transportasi dan logistik.
"IKAL 49 berkepentingan untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan konsep Tol Laut agar dapat diimplementasikan," kata Boedhi.(SNO)