JAKARTA - Selama masa libur Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 Hijriah pada akhir Oktober 2020, Kementerian Perhubungan meminta masyarakat yang bepergian untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama di perjalanan mengingat masih dalam pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi meminta kepada seluruh instansi baik Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, dan Dinas Perhubungan di daerah-daerah untuk melakukan koordinasi erat. “Kita tahu bahwa libur kali ini berbarengan dengan adanya pandemi Covid-19. Oleh karenanya kita tidak hanya mengawasi proses mudik balik tetapi bagaimana kita turut memastikan dan mendukung untuk mengurangi penularan dari Covid-19 itu sendiri,” kata Dirjen Budi, Selasa (27/10).
Secara umum, masyarakat juga diminta untuk tidak memaksakan diri melakukan perjalanan selama periode libur ini jika dirasa tidak memungkinkan dan tidak ada keperluan mendesak. “Sesuai pesan Bapak Presiden kepada kita agar apa yang kita lakukan untuk libur panjang ini harus dilakukan dengan teliti sekali. Kita harus mendukung kegiatan ini agar berjalan dengan lancar. Koordinasi yang erat perlu dilakukan khususnya dalam situasi menjelang liburan panjang dimulai 27, 28 sampai 31,” tambahnya.
Dirjen Budi menyampaikan beberapa pesan terhadap masyarakat yang akan bepergian selama libur panjang ini. “Saat melakukan perjalanan, bagi mobil pribadi diimbau untuk tidak memadati rest area. Jika rest area terdekat sudah penuh, saya mengimbau masyarakat untuk tidak berhenti di lokasi tersebut. Opsi lainnya jika ingin beristirahat dapat keluar di kota sekitarnya,” urainnya.
Dalam mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas, Dirjen Budi juga meminta bagi seluruh petugas dan masyarakat agar tetap melaksanakan protokol kesehatan semaksimal mungkin. “Selalu ingat untuk menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker selama dalam perjalanan maupun saat melaksanakan tugas bagi para personil di lapangan. Tentu kita harus selalu ingat masa-masa sekarang ini adalah pola hidup dengan adaptasi kebiasaan baru demikian pula pola perjalanan kita harus sesuai protokol kesehatan yang sudah ditetapkan agar selamat dan sehat,” tuturnya.
Hati-Hati Cuaca Ekstrim
Munculnya fenomena La Nina pada Oktober ini perlu diwaspadai terlebih mengenai perubahan cuaca ekstrem. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat dan petugas di lapangan khususnya kepada Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di seluruh wilayah Indonesia untuk mengantisipasi dampak perubahan cuaca dan iklim terutama saat periode libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 Hijriah pada 28 Oktober - 1 November ini.
Dirjen Budi menyatakan, salah satu upaya untuk menjaga keselamatan saat berlayar yakni dengan memastikan setiap kendaraan yang akan menyeberang menggunakan kapal penyeberangan/ Ro-Ro melakukan proses lashing. Lashing atau mengikat kendaraan di kapal penyeberangan untuk menghindari benturan kendaraan ketika ada ombak besar.
“Bagi para petugas di lapangan saya minta untuk memastikan bahwa kendaraan yang ada di dalam kapal Ro-Ro nantinya harus melalui tahap pengikatan atau lashing kendaraan khususnya truk. Proses lashing ini harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 30 Tahun 2016 tentang Kewajiban Pengikatan Kendaraan Pada Kapal Angkutan Penyeberangan. Selain itu sebagai bagian dari SOP untuk meminimalisir kejadian kendaraan yang terjungkir ke laut saat perjalanan,” ujarnya.
Dalam PM 30 Tahun 2016 pasal 4 tertulis, setiap kendaraan wajib diikat selama dalam pelayaran. Untuk pengikatan kendaraan (lashing) wajib dilakukan pada kendaraan yang terletak di barisan depan (haluan), tengah (midship) dan belakang (buritan). Kendaraan yang tidak dilakukan pengikatan wajib dilakukan klem pada roda kendaraan.
Dirjen Budi menekankan pentingnya proses lashing ini terlebih mengingat cuaca yang juga mulai memasuki musim hujan di sejumlah daerah. “Tidak bisa dihindari lagi bahwa belakangan ini kondisi laut juga mungkin sedang mengalami ombak besar dan sering hujan deras sehingga cukup menantang saat melakukan pelayaran. Oleh karena itu, seluruh petugas maupun kru harus memerhatikan faktor keselamatan penumpang, kendaraan, maupun seluruh muatan yang ada di dalam kapal,” tuturnya.
Tetap Waspadai Penularan Covid-19
Sektor transportasi yang paling riskan bakal menjadi ajang penularan Covid-19 adalah moda transportasi darat dan penyeberangan. Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah kendaraan yang keluar Jakarta pada libur panjang akhir Oktober ini mencapai 622.039 kendaraan. Perkiraan ini naik 21,77 persen dibanding situasi normal.
"Distribusi lalu lintas mudik, 28,32 persen ke arah Barat, 23,51 persen ke arah selatan/lokal, 48,17 persen ke arah timur," papar Dirjen Budi i via daring beberapa waktu lalu. Dengan prediksi ini, mobil barang nantinya akan dikenakan pembatasan operasional saat saat libur panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 28-30 Oktober 2020. "Pembatasan operasional hanya dilakukan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek-Palimanan (Cipali) saja dan ini sudah merupakan hasil kesepakatan dengan para pemangku kepentingan," cetus Dirjen Budi.
Pembatasan Operasional Angkutan Barang Keluar dan Masuk Jakarta
Untuk itu pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Hubdat Nomor SE 22/AJ.201/DRJD/2020 tanggal 22 Oktober 2020 tentang Pembatasan Operasional Angkutan Barang.
Budi Setiyadi mengatakan, pembatasan operasional barang arah keluar Jakarta telah diberlakukan pada 27 Oktober pukul 12.00 WIB -28 Oktober 2020 pukul 14.00 WIB (Tol Jakarta-Cikampek-Palimanan). Selanjutnya pembatasan operasional mobil barang arah masuk Jakarta berlaku pada 31 Oktober 2020 pukul 20.00 WIB - 2 November 2020 pukul 08.00 WIB (Tol Jakarta-Cikampek-Palimanan).
"Pembatasan dilakukan khususnya untuk mobil barang yang tidak mengangkut barang strategis. Kita memprediksi puncak arus kendaraan terjadi pada tanggal 27 Oktober malam dan 28 Oktober, sementara arus balik puncak pada 1 November," ungkap dia lagi.
ASDP Bersiap
Selain persoalan macet di jalan dan berjejal penumpang di terminal, terkait sektor transportasi darat, Budi Setiyadi meminta operator penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan layanan penyeberangan pada libur panjang akhir Oktober hingga awal November dapat berjalan aman, lancar, nyaman, tertib dan selamat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, pihaknya memastikan pelayanan dan fasilitas baik di pelabuhan maupun kapal penyeberangan dalam kondisi baik dan siap beroperasi demi meningkatkan experience pengguna jasa mulai dari sisi pelayanan e-ticketing, pelayanan di pelabuhan, hingga di kapal.
“Puncak arus berangkat untuk kapal Ferry penyeberangan terjadi pada Selasa (27/10) dan Rabu (28/10) dan puncak arus balik pada Sabtu (31/10) dan Minggu (1/11). Pada periode tersebut, kami perkirakan pergerakan kendaraan pribadi yang menyeberang di Merak-Bakauheni maupun Ketapang-Gilimanuk akan meningkat dibandingkan hari normal," ujar Ira.
Kendati demikian, selama periode liburan panjang akhir Oktober tahun ini, volume layanan angkutan penyeberangan diperkirakan tetap mengalami penurunan sekitar 20-25 persen seiring dengan berkurangnya aktivitas dan mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
ASDP, lanjut Ira, konsisten dan berkelanjutan memberikan pelayanan prima dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat di pelabuhan dan kapal mulai dari disinfeksi kapal, imbauan menjaga jarak, serta mengingatkan pengguna jasa dan petugas untuk selalu menggunakan masker dan mencuci tangan. “Para petugas di lapangan, juga secara berkala menyampaikan himbauan protokol kesehatan pengeras suara di pelabuhan dan kapal,” ujar Ira.
Dia juga memastikan, semua fasilitas terkait pencegahan dan penanganan Covid 19 tetap tersedia dan dapat digunakan, mulai dari wastafel cuci tangan, spot hand sanitizer, markah physical distancing di jalur serta di kursi-kursi penumpang. “Hingga saat ini, ASDP juga masih mematuhi aturan pemuatan penumpang dan kendaraan dari jumlah maksimal kapasitas kapal sebanyak 50 persen, “ ungkap Ira.
“Pada saat puncak arus berangkat dari Merak pada H-1 diperkirakan mencapai 9.570 unit kendaraan, dan puncak arus balik dari Bakauheni pada H+2 dan H+3 sebanyak 7.270 unit dan 8.360 unit kendaraan campuran,” jelas dia.
Namun, Dirut PT ASDP dapat memastikan arus berangkat dan balik terlayani dengan baik, karena ASDP menyiapkan kapasitas terpasang kapal yang memadai, rata-rata sebanyak 18.700 unit kendaraan campuran per harinya dengan total kapal 59 unit siap operasi di lintasan Merak-Bakauheni.
Selanjutnya, di lintasan Ketapang-Gilimanuk, pergerakan kendaraan diperkirakan juga akan turun sekitar 27 persen. Namun, pada saat libur panjang besok arus kendaraan akan mengalami kenaikan dibandingkan hari normal seiring rencana perjalanan liburan masyarakat dari Jawa ke Bali atau sebaliknya. Rata-rata produksi harian kendaraan dari Ketapang sebanyak 4.852 unit dan dari Gilimanuk sebanyak 4.886 unit.
Perkiraan Ira, trafik kendaraan akan naik dari Ketapang pada puncak arus berangkat H-1 sebanyak 5.440 unit dan arus balik H+3 sebanyak 6.110 unit. Sedangkan dari Gilimanuk puncak arus berangkat dan arus balik pada H-1 dan H+3 dengan trafik kendaraan sebanyak 6.160 unit. “Kami pastikan di lintasan tersibuk kedua ini juga terlayani dengan baik seiring kapasitas kapal terpasang yang memadai sebanyak 10.500 unit kendaraan campuran yang dilayani kapal siap operasi sebanyak 54 unit kapal," tuturnya.
Wajib Beli Tiket Online Ferizy
Sejak awal ASDP terus mensosialisasikan agar pengguna jasa ferry mempersiapkan perjalanan dengan sebaik-baiknya termasuk dengan melakukan pembelian tiket melalui Ferizy via website www.ferizy.com, aplikasi di ponsel atau beli langsung di Alfamart. Manfaatkan sebaik-baiknya kemudahan pembelian tiket online ASDP karena tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan.
Melalui online, tiket dapat dibeli mulai dari 60 hari sebelum (H-60) hingga 5 jam (J-5) sebelum jadwal masuk pelabuhan. Saat melakukan reservasi tiket ferry online, pengguna jasa wajib mengisi data penumpang dan kendaraan sesuai dengan kartu indentitas dan STNK.
"Seiring dengan pembatasan kuota kapasitas (port capacity management), pastikan pengguna jasa telah memiliki tiket sebelum tiba di pelabuhan. Dan kami imbau pengguna jasa melakukan check in mulai 2 jam sebelum jadwal masuk pelabuhan dengan mempersiapkan e-ticket dan kartu identitas," tuturnya lagi.
Pada periode layanan libur panjang ini, ASDP juga menerapkan proses screening di sejumlah titik akses jalan menuju pelabuhan yang berperan untuk memastikan bahwa pengguna jasa sudah memiliki tiket. Dengan demikian, penumpukan kendaraan di area toll gate pelabuhan dapat dihindari.
"Kami menempatkan petugas khusus yang menyaring pengguna jasa yang belum bertiket agar tidak langsung masuk ke area pelabuhan atau pengguna jasa yang datang tapi tidak sesuai jam keberangkatannya maupun tidak sesuai data identitas yang tertera di e-ticket kita akan filter, sehingga tidak akan menimbulkan antrian di pelabuhan," imbuhnya. (IS/AS/HG/HT)