(Manado, 11/4/2012) Interkonektivitas antarmoda tepat dikembangkan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi dimana terdapat enam Propinsi diantaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo yang sudah di atas tujuh persen.
Gubernur Sulawesi Utara, H.S Sarundajang mengemukakan, pihaknya merencanakan untuk membangun jalan kereta api yang dibangun dalam tiga tahapan yakni pertama pembangunan sepanjang 700km untuk Makasar-Soako, tahap kedua Pare-Pare-Pisang Kayu sepanjang 400km, dan Pisang Kayu-Manado untuk tahap ketiga dengan panjang 1.000km.
"Kami terus bersinergi dalam pembangunan wilayah regional Sulawesi dan memiliki rencana tatanan untuk enam Propinsi di wilayah Pulau Sulawesi," ujar Sarundajang dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Sulawesi Bapedda Provinsi Sulawesi Utara, di Manado, Rabu (11/4).
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan sangat mendukung realisasi kebutuhan interkonektivitas yang sedang dikembangkan.
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono yang hadir dalam acara tersebut mengemukakan, dengan dibangunnya rel kereta api, maka akan membantu mengurangi beban jalan raya. Ditambah lagi hasil pertanian dan perikanan yang cukup besar sehingga akan lebih mempermudah dalam angkutan logistik.
Penerapannya diharapkan bisa segera karena untuk jarak 500-1.500 km kereta api menurut Bambang unggul dan dapat menjadi moda yang utama.
"Untuk pengembangan komoditas maka dibutuhkan konektifitas dan upaya Sulawesi memperkuatnya sangat tepat. Ada tiga cara untuk mengembangkannya yakni koridor intra, antarkoridor, dan global sehingga bisa digunakan baik di dalam pulau, antarpulau, dan internasional," kata Bambang.
Apalagi ditambahkan Bambang, dalam 10-15 tahun ke depan, diprediksikan pusat perekonomian akan bergeser ke Asia setelah terjadinya krisis di Amerika dan Eropa sehingga peluang untuk mengembangkan transportasi lebih luas lagi demi memudahkan konektivitas.
Tak hanya kereta api, di Sulawesi juga tepat dibangun short sea shiping dan ro ro, karena pulau ini berbasis pantai. "Kita ingin mengembangkan transportasi jarak pendek dan ro ro (kapal penumpang dan barang) mengingat Indonesia merupakan negara kedua setelah Kanada yang memiliki pantai yang panjang," urai Bambang.
Lebih lanjut Bambang mengemukakan, untuk mempercepat realisasi pembuatan infrastruktur baru ada tiga langkah yang dapat ditempuh, yakni apabila dilakukan oleh perusahaan untuk kepentingan mobilitasnya sehingga tidak perlu melalui proses tender, dibangun di area zona ekonomi yang juga tidak harus melakukan tender, dan yang terakhir fasilitas umum yang harus melalui tender.
"KA sangat penting untuk berbagi beban jalan dan juga mengurangi beban bahan bakar minyak (BBM) serta efek polusi di jalan raya," imbuh Bambang. (CHAN)