(Jakarta,30/08/2010) Menyusul matinya sistem radar di Bandara Soekarno-Hatta Minggu (29/10) lalu yang sempat menyebabkan kekacauan jadwal penerbangan, Pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipasi agar peristiwa tersebut tidak berulang pada masa angkutan lebaran yang sudah akan berjalan minggu mendatang. Penegasan mengenai hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti kepada wartawan di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (30/8).
“Untuk jangka pendek kita meminta PT Angkasa Pura untuk tetap mantain dan dibantu oleh sistem support untuk memback up. Jangka menengah hingga panjang kita akan mengganti dengan sistem yang baru. Tahun ini sudah merencanakan itu mungkin tahun depan akan mulai dibangun dengan teknologi yang baru dengan standar baru. Membangun suatu sistem sendiri butuh waktu 1-2 tahun tetapi sementara itu bandara harus tetap beroperasi dan tetap merawat sistem yang ada. Kalau perlu disertifikasi agar bisa digunakan langsung jika terjadi apa-apa,” jelas Herry Bakti.
Herry Bakti juga menyebutkan pihaknya telah mengirimkan tim ke Soekarno-Hatta untuk mengevaluasi data-data yang ada mengenai matinya sistem Bandara Soetta. “ Diduga sistem mengalami overload karena dibangun 14 tahun yang lalu dan sistem itu tidak bisa di upgrade. Saat pertama kali dibangun load data yang masuk hanya sekitar 600 dengan movement 400, saat ini bisa mencapai load 6000 dengan movement bisa 4000 per hari,” Herry menjelaskan.
Seperti dilansir beberapa media massa, sistem radar Bandara Soekarno Hatta sempat mati sekitar 30 menit yang berakibat tertundanya beberapa penerbangan. Sistem radar otomatis tersebut dan dipandu melalui manual/non radar oleh traffic controller melalui prosedur yang ada. Saat ini, Indonesia memiliki 2 field sistem radar otomatis yaitu di Jakarta dan Makassar. Menurut Herry Bakti, field Makassar baru diresmikan 2 tahun lalu untuk mengcover wilayah Indonesia Timur dan Jakarta untuk mengcover wilayah Barat. Namun Herry menambahkan kedua sistem tersebut nantinya akan dibuat untuk dapat saling back up jika terdapat gangguan pada salah satu sistem di field lainnya. (ARI)