NUSA DUA – Kementerian Perhubungan mendorong investasi di bidang infrastruktur yang saling terkait dengan bidang lain. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo dalam acara Business Forum dalam rangkaian penyelenggaraan 4th ASEM TMM di Bali, Rabu (27/09).
“Kemenhub sangat mendorong investasi di bidang infrasturktur dan dalam kaitannya dengan investasi di bidang infrastruktur itu juga tidak bisa berdiri sendiri, harus terkait dengan potensi-potensi baik wisata, ekonomi maupun pengembangan wilayah yang lain,” jelas Sugihardjo.
Untuk menarik minat investor, Kemenhub juga menerbitkan buku “Transportation Investment Opportunities In Indonesia” yang berisi informasi proyek-proyek transportasi strategis yang ditawarkan di Indonesia, termasuk analisis prospek masing-masing proyek ke depan. Dalam buku tersebut tertera nomor kontak untuk dihubungi lebih lanjut. Buku ini merupakan kerja sama dengan BUMN dan perusahaan sekuritas lainnya sehingga kelayakan secara bisnisnya bisa dipertanggung jawabkan.
Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menambahkan bahwa Kemenhub fokus di Sumatera Utara termasuk juga pengembangan bandara di Kualanamu berkaitan dengan aerocity dan tentu dengan potensi pariwisata.
Mengenai One Belt One Road (OBOR), Thomas juga menyampaikan yang perlu dimengerti adalah one belt one road itu bukan hanya di Cina, tapi merupakan program multilateral yang mengikutsertakan beberapa negara. Saat One belt One Road conference di Beijing hadir 17 negara dari 28 negara Uni Eropa. Ini sebuah prakarsa multilateral internasional yang mulai dari Cina, tapi melibatkan banyak negara. Ditambahkan oleh Thomas, pemerintah RI ingin fokus di tiga titik, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara.
“Masing-masing itu ada ketertarikan sendiri-sendiri seperti di Sumatera Utara itu merupakan gerbang Selat Malaka jadinya banyak di transportasi maritim dan juga aspek pariwisata seperti danau toba, Kalimantan Utara itu potensi pada hydro (Pembangkit listrik tenaga air) dan itu kelas dunia. Semetara itu untuk Sulawesi Utara banyak industri- industri yang intensif energy, seperti smelter, aluminium logam, itu posisinya di selat Makassar antara Australia dengan Asia Utara. Sementara itu untuk Sulawesi Utara orientasinya pada pariwisata,termasuk juga bandara, kereta api dan infrastruktur lainnya,”tutup Lembong.
Dalam business forum ini terbagi dalam empat sesi, di mana fokusnya pada penguatan maritim, integrasi transport, seaport connectivity dan aviation industry.
Hadir dalam Business Forum ini Plt Dirjen Perkeretaapian Umiyatun Hayati, Plt Dirjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat, serta beberapa delegasi negara anggota ASEM TMM. (TM/TH/BS/BI)