(Jakarta, 1/7/2011) Kunjungan Perdana Menteri Perancis, Francois Fillon bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Transportasi Perancis ke Indonesia beberapa hari yang lalu menghasilkan beberapa kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Perancis di berbagai sektor. Salah satunya adalah penandatanganan dua nota kesepakatan di sektor transportasi yaitu, kerjasama pembangunan proyek pengerjaan Bandung Railway dan Pembangunan di sektor udara untuk Peningkatanan keselamatan penerbangan di kawasan timur Indonesia.
Penandatanganan kedua MoU tersebut dilakukan oleh Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Perancis, Pierre Lellouche di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (1/7).
Wamenhub mengemukakan bahwa Pemerintah Perancis berkeinginan untuk bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia membangun beberapa proyek transportasi di Indonesia antara lain pengadaan kapal patrol, shipping industry, alat2 pengendalian transportasi kota atau intelligent transportation system (ITS), pembangunan Bandung Railway dan peningkatanan keamanan penerbangan di kawasan timur Indonesia.
“Namun yang akhirnya ditandatangani adalah kerjasama pembangunan Bandung Railway dan peningkatan keselamatan penerbangan di kawasan timur Indonesia,” jelas Wamenhub.
Lebih lanjut Wamenhub menjelaskan, untuk pembangunan Bandung Railway, Pemerintah membutuhkan biaya sebesar 175 juta USD sedangkan untuk pembangunan peningkatakan keamanan penerbangan di kawasan timur Indonesia sebesar 50 juta USD. “Pemerintah Perancis telah berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia untuk membiayai kedua proyek tersebut namun berapa jumlah biaya yang akan diberikan mereka, masih akan dibicarakan selanjutnya,” ungkapnya.
Pembangunan Bandung Railway meliputi pembangunan double track antara Padalarang-Cicalengka sepanjang 41 km, pengadaan sinyal telekomunikasi dan elektrifikasi. Dari 175 juta USD yang dibutuhkan, menurut Wamenhub, sebanyak 165 juta USD untuk pembangunan fisiknya, 10 juta USD untuk bantuan teknis non fisik seperti : pembuatan grand desain dan studi teknik.
“Kota Bandung Raya merupakan salah satu kota dari 6 kotayang diinstruksikan presiden yang akan ditarget berbenah dalam rangka pengembangan koridor ekonomi, keenam kota tersebut adalah: Bandung, Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar dan Semarang,” kata Wamenhub.
Sementara untuk pembangunan dalam rangka meningkatkan keselamatan penerbangan di kawasan timur Indonesia yang membutuhkan biaya 50 juta USD tersebut. Akan dipergunakan untuk pengadaan peralatan seperti radar dan peralatan navigasi.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti yang turut menyaksikan penandatanganan MoU tersebut mengatakan bahwa kerjasama ini akan dilakukan setelah penyusunan financial protocol dan teknis detail kerjasamanya selesai. “Akhir tahun ini diharapkan penyusunannya selesai,” tandas Herry.(RDH)