(Tokyo,  5/9/2013) Menteri Perhubungan RI E.E. Mangidaan dan Menteri Transportasi Jepang Akihiro Ohta secara bersama memimpin Pertemuan Menteri-Menteri Transportasi yang tergabung dalam Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), yang berlangsung di Tokyo 4-6 September 2013. Pertemuan Menteri Menteri Transportasi Asia Pasifik ke 8 di Tokyo, Jepang ini merupakan pertemuan sebelum dilaksanakannya Pertemuan Puncak APEC yang akan dilaksanakan di Bali, Indonesia bulan Oktober mendatang.


Pada pertemuan yang mengambil tema "High-Quality Transportation-Aiming for Transportation system which helps to accelerate growth and prosperity within the Pacific Rim", tersebut Mangindaan menyatakan bahwa Keketuaan  Indonesia pada APEC 2013 menaruh perhatian besar pada masalah "konektivitas" khususnya melalui investasi dan pengembangan infrastruktur dan transportasi. Untuk itu Mangindaan menyatakan tujuan bersama kerjasama ekonomi di Asia Pasifik adalah memperluas jangkauan transportasi di kawasan Asia Pasifik tidak hanya sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi tetapi untuk lebih memperkuat  integrasi ekonomi regional di Asia Pasifik. Oleh karena itu Menteri Perhubungan, Mangindaan menegaskan bahwa kerja keras yang harus dilakukan para menteri-menteri transportasi adalah membangun penerbangan, pelayaran, logistik, transportasi perkotaan dan antar kota, intellegent transportation system, dan jaringan antarmoda guna mendukung pencapaian penciptaan  konektivitas

Mangindaan dalam sambutannya juga menekankan pentingnya melakukan inisiatif dalam berbagai organisasi transportasi internasional seperti Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, Organisasi Maritim Internasional dan organisasi internasional lainnya melalui proyek capacity building. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya bersama mempromosikan keselamatan, keamanan, efisiensi  dan perlindungan lingkungan. Dalam kaitan ini Indonesia sendiri menurut Mangindaan telah pula berusaha keras untuk memenuhi komitmen mempromosikan keselamatan jalan sesuai Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2011-2020.

Sementara itu dalam diskusi membahas topik konektivitas, Leon Muhammad sebagai Ketua Delegasi Indonesia melaporkan inisiatif Indonesia dalam mengembangkan jaringan dan parameter  transportasi untuk mendukung perkembangan wiilayah dengan mengimplementasi Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic Development (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan  Ekonomi Indonesia). “Pengembangan jaringan transportasi yang dilakukan Indonesia ditujukan untuk menciptakan konektivitas intra dan antar pulau, pusat kegiatan ekonomi dan wilayah penghasil sumber daya alam alam,” demikian Leon Muhammad dalam penjelasannya.

APEC Framework on Connectivity  menjadi pencapaian utama Indonesia di tahun 2013, dalam rangka memperkuat konektivitas melalui integrated community di bidang ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Kerangka kerjasama ekonomi ini bertujuan memperkuat integrasi ekonomi regional, meningkatkan pertumbuhan regional dan berkontribusi dalam memberikan daya tahan ekonomi.

Pendekatan konektivitas APEC meliputi seluruh wilayah Asia Pasifik, Amerika utara dan Amerika Latin melalui konektivitas di bidang ekonomi. Rencana jangka panjang tahunan APEC dalam pengembangan infrastruktur dan investasi berupa pengembangan pada agenda Physical Connectivity merujuk pada APEC Framework on Connectivity. Rencana  tahunan APEC akan dilaksanakan dalan rentang waktu 2013 hingga 2016 dengan alur kerja (workstream) meliputi work to foster a supportive climate, work to develop or refine existing government, development if government capacity dan development of financing environment.

Manfaat dari peningkatan konektivitas dan infrastruktur itu sendiri adalah akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketahanan ekonomi khususnya saat perekonomian global sedang melemah. Dengan melakukan investasi di sektor transportasi dan infrastruktur, akan berdampak menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran yang membantu memperbaiki kemampuan daya beli masyarakat dan memperkuat permintaan domestik. Promosi konektivitas juga akan berkontribusi pada peningkatan peningkatan daya saing dan kinerja perdagangan. Laporan World Economic Forum (WEF) menyimpulkan bahwa peningkatan hambatan rantai distribusi (supply chain) perdagangan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto) secara global sampai 5%, sementara pembebasan tarif hanya mampu meningkatkan PDB/GDP global 0,7% saja.

Konektifitas mampu mewujudkan keuntungan yang besar melalui kemudahan mobilitas orang. Fasilitas pendukung perjalanan dalam rangka pariwisata menciptakan peluang yang sangat menarik. Laporan Organisasi Pariwisata Dunia PBB (United Nation World Tourism Organization) tahun 2012 menyatakan kontribusi pariwisata kepada PDB global sebesar 9 %, sementara  penerimaan pariwisata internasional sebesar US$ 1.2 triliun atau hampir 6% dari sekfor  ekspor dan pelayanan/services. Kawasan Asia Pasifik mrnikmati pertumbuhan yang tinggi di sektor pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan sebesar US$ 323 milyar dan terdapat 234 juta pelancong. Jumlah pelancong di kawasan Asia Pasifik dipredisksi meningkat hampir dua kali lipat yaitu menjadi 535 pelancong internasional di tahun 2030.

Pertemuan Menteri Transportasi APEC dibuka dengan pemutaran video message sambutan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang kemudian dilanjutkan sambutan pimpinan sidang. Dalam pidato pembukaan yang disampaikan kewat rekaman video, PM Jepang Shinzo Abe mengapresiasi kerja APEC terkait sektor transportasi yamg menurutnya secara substansial didukung pencapaian ekonomi kawasan yang positif selama beberapa tahun terakhir dan dipandang akan semakin berperan penting di masa depan.


Dalam kaitan itu PM Abe menegaskan komitmennya untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik pengembangan sektor transportasi di Jepang guna memajukan sektor transportasi di kawasan Asia Pasifik. Hingga saat ini anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik meliputi Australia, New Zealand, Papua Nugini, Peru, Chili,  Meksiko, Amerika Serikat, Canada, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Hongkong, China, Taiwan, Philipina, Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura. (BSE)