(Bali, 27/11/2012) Pemerintah Indonesia dalam dua minggu ke depan akan mengirimkan TOR (Term of Reference) atau hasil kajian rencana pembangunan Trans ASEAN-China Rail Link yaitu jalur kereta dari Kunming, China ke Surabaya, Jawa Timur kepada Sekrerariat ASEAN, agar usulan ini dapat dibahas lebih lanjut dalam Working Group  di Laos tahun depan.

Direktur Lalu Lintas Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapin Kementerian Perhubungan Hanggoro Wiryawan kepada www.dephub.go.id disela-sela penyelenggaraan 34th Senior Transpor Official Meeting di Nusa Dua Bali, Selasa (27/11) mengatakan, saat ini hasil kajian sudah selesai dan tinggal menyempurnakan sebelum diserahkan ke Sekretariat ASEAN.

Dalam usulannya, Indonesia mendorong Sekretariat ASEAN untuk mencari pendanaan bagi terlaksananya proyek tersebut. Indonesia menurut Hanggoro telah menyampaikan konsep dengan 2 skenario, yaitu short term (konektivitas dengan multimoda) dan long term (konektivitas dengan konstruksi fisik).

Dalam pertemuan di Laos telah disepakati agar masalah pendanaan ini ke tingkat yang lebih tinggi tidak hanya di tingkat Menteri tapi juga ke tingkat Kepala Negara agar mendapatkan perhatian dan proyek-proyek SKRL dapat berjalan lebih cepat.

Selain masalah pendanaan, pemerintah Indonesia juga mengusulkan perubahan nama yang semula Singapore-Kunming Rail Link (SKRL) dari Kunming ke Singapura menjadi Traans ASEAN-China Rail Link, dari Kunming ke Surabaya, Jawa Timur.

Dalam pertemuan STOM di Nusa Dua Bali persoalan ini memang tidak dibahas secara khusus, karena sudah dibahas sebelumnya pada pertemuan di Laos. "Kita hanya menyampaikan rencanaa aksi Indonesia dan mengharapkan dukungan dari seluruh negara-negara. ASEAN," kata Hanggoro.

Sementara itu, Leon Muhammad Ketua Delegasi Indonesia 34th STOM mengatakan, selama Indonesia belum bisa membangun rel kereta yang menghubungkan dengan SKRL akan dihubungkan dengan menggunakan kapal Roro ke Jakarta yang dilanjutkan dengan kereta api ke Surabaya. (JO)