(Leipzig, 5/5/2012) International Transport Forum dibuka pada Rabu (2/5) siang oleh  Menteri Perhubungan Jerman Dr. Peter Ramsauer. Menteri Perhubungan RI, EE Mangindaan hadir dalam acara tersebut sebagai undangan kehormatan.

2012 Annual Summit dan The International Transport Forum mengambil Tema : "Seamless Transport Making Connections" pada 2-4 Mei di Leipzig, Jerman.
 
Kehadiran Menhub dalam forum pertemuan ini atas undangan Menteri Transportasi Jerman, Mr. Peter Ramsauer dan Menteri Transportasi Jepang, Mr. Takesi Maeda.
 
Lebih dari 50 negara hadir dalam forum internasional tersebut, 16 di antaranya dihadiri langsung oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang transportasi, selebihnya kebanyakan oleh Wakil Menteri transportasinya.
 
Indonesia belum menjadi negara anggota ITF, kehadiran Indonesia dalam Forum ini sebagai negara yang diundang secara khusus (undangan kehormatan). Selain Indonesia, negara lain yang juga diundang secara khusus adalah Thailand dan Oman.
 
Dalam International Forum tersebut dilakukan beberapa diskusi penting, antara lain terkait Automotive Future: Crowded Cities, Connected Cars, Intelligent Infrastructure; Safety of Cruise Ships; Piracy at Sea; Transport for Growth: Developing Connectivity; Connection between Air, Shipping and Railway.
 
Dalam diskusi tentang Automotive Future: Crowded Cities, Connected Cars, Intelligent Infrastructure yang membicarakan tentang bagaimana kemajuan teknologi dapat mempermudah pengembangan dan integrasi dan tipe baru kendaraan bermotor (contoh : city car) dan/atau enerji alternatif lainnya (listrik). Pertemuan ini juga membicarakan mengenai 'connected car' dari sudut pandang pemerintah maupun industri.
 
Dalam hal ini Indonesia yang dipimpin oleh Menhub EE Mangindaan  menyampaikan bahwa sebagai sebuah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat (pendapatan perkapita rakyat Indonesia meningkat sebesar 6,5 % pada tahun 2011) dan semakin bertambahnya masyarakat kelas menengah, membuat pasar kendaraan bermotor di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada 2011, penjualan mobil di Indonesia mencapai 970.337 unit, sementara penjualan sepeda motor mencapai 8.043.535 unit. Pada akhir 2015, Indonesia dipastikan akan menjadi pasar kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara berdasarkan volume. Saat ini, kepemilikan seppeda motor adalah satu sepeda motor setiap lima orang di Indonesia. Dengan penduduk mencapai 245 juta orang, dapat dibayangkan banyaknya populasi sepeda motor di Indonesia.
 
Keadaan ini menciptakan banyak masalah seperti kemacetan yang pparah, fenomena booming sepeda motor, melejitnya angka kecelakaan dan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan.
 
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sebanyak 26 % dan sebanyak 41 % apabila didukung oleh kalangan international pada tahun 2020. Target 26 % tersebut dicapai dari tiga sektor, yaitu kehutanan 14 %, limbah 6 % dan energi 6 %. Pengurangan di bidang energi terdiri dari pembangkit listrik, industri, transportasi dan rumah tangga. Sektor transportasi ditargetkan untuk mengurangi Gas Rumah Kaca sebesar 2% - 3%.
 
Program yang telah diluncurkan oleh pemerintah Indonesia guna mendukung transportasi ramah lingkungan berkelanjutan adalah :
- Peningkatan peranan transportasi umum;
- Rekayasa manajemen dan lalu lintas;
- Pengurangan polusi suara yang berasal dari kegiatan transportasi;
- Manajemen permintaan transportasi;
- Mendorong penggunaan kendaraan tak bermotor.
 
Guna meningkatkan peranan transportasi umum, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah seperti pengembangan system transit, ppengembangan jaringan infrastruktur transportasi umum massal, peningkatan intermodalitas dan aksesibilitas transportasi umum serta ppeningkatan kepemilikan transportasi umum.
 
Rekayasa manajemen dan lalu lintas dilakukan dengan melalui peningkatan kapasitas jalan , manajemen lalu lintas dan analisa dampak lalu lintas. Sejalan dengan sistem transportasi yang mendukung lingkungan berkelanjutan pengurangan polusi dan kebisingan yang diakibatkan oleh kegiatan transportasi, dilakukan dengan program ppenggunaan bahan bakar gas pada kendaraan bermotor, dukungan dalam penggunaan energi alternatif pilihan terhadap penggunaan teknologi ramah lingkungann kendaraan bermotor seperti kendaraan berbahan bakar listrik, dan kendaraan hybrid serta pelatihan mengemudi dengan bijak.
 
Sementara dalam diskusi yang terkait dengan Piracy at Sea, pihak Indonesia pada prinsipnya mendukung dan hal ini sudah menjadi pembicaraan pada tingkat International Maritime Organization (IMO).
 
Meskipun hadir dalam setiap acara namun pihak Indonesia tidak selalu memberikan intervensinya.
 
Kehadiran Menhub RI dalam pertemuan ITF  juga dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan bilateral yaitu : Menteri Transportasi Jerman, Dr. Peter Ramsauer dalam pertemuan bilateral ini dibahas beberapa kerja sama yang telah dilakukan selama ini beserta kemajuannya. Antara lain kerja sama di bidang perhubungan laut yang terkait dengan kapal Pelni dan di bidang perkeretaapian yaitu adanya kerja sama antara PT. Kereta Api Indonesia dan Bombardier Transportation AG yang memfokuskan pada perakitan akhir dari TRAXX Asia Locomotives, yang MoU-nya telah ditandatangani oleh Direktur Utama PT. KAI dengan President Locomotives, Light Rail Vehicles and Equipment. Division. Khusus mengenai kerja sama di bidang perkeretaapian ini, Menteri Peter Ramsauer meminta agar masing-masing membicarakannya lebih lanjut melalui kedutaan besar masing-masing. Di akhir pertemuan bilateral tersebut, Menteri Perhubungan, EE Mangindaan sempat meminta dukungannya terhadap Indonesia dalam pemilihan anggota dewan ICAO tahun depan. Permintaan ini disambut baik oleh Menteri Peter Ramsauer dengan menyatakan : I'll do my best.
 
International Transpotation Forum (ITF) merupakan forum menteri-menteri transportasi dari berbagai negara, di mana keanggotaannya terdiri dari negara OECD, India, China, Russia, Georgia, Jepang yang bertemu setiap tahunnya untuk membicarakan berbagai isu transportasi. Di samping dihadiri oleh menteri-menteri transportasi, forum ini juga dihadiri oleh para pakar transportasi dan pemangku kepentingan kunci di bidang transportasi, seperti CISCO, Google, dan sebagainya.
 
Pertemuan tahunan ini hanya dihadiri oleh mereka yang diundang, dengan format seperti pertemuan World Economic Forum di Davos, di mana para peserta akan diminta kontribusinya untuk menjadi pembicara dalam roundtable discussion ataau panel diskusi yang dipandu oleh moderator.
 
Indonesia mendapat undangan kehormatan karena profil Indonesia yang semakin meningkat di dunia international dan selanjutnya diharapkan Indonesia dapat lebih berperan dalam ITF ini. (JAB)