(Jakarta, 1/3/2012) Pada hari ini (Kamis, 1/3/2012) bertempat di Hotel Shangrila Jakarta, Project Review Group Indonesia Transport Safety Assistance Package (PRG-ITSAP) ke-10 dibuka secara resmi oleh Moh. Iksan Tatang, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan dan Andrew Wilson, Deputy Secretary Departement of Infrastructure and Transport of Australia.
Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Moh. Iksan Tatang, menyampaikan bahwa dari PRG-ITSAP Meeting yang telah menginjak pertemuan yang ke-10 ini diharapkan dapat menjadi media penting untuk Indonesia dan Australia dalam mendapatkan perkembangan terkini dari proyek-proyek di bawah ITSAP dan bersama-sama mencarikan formula bagaimana proyek-proyek tersebut dapat memberikan keuntungan untuk memacu dan meningkatkan kemampuan para penyelenggara transportasi di Indonesia. “Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan dua hal penting yang membutuhkan upaya serius kita untuk mewujudkannya”, ujar Iksan Tatang.
Hal yang sama dinyatakan oleh Andrew Wilson, Deputy Secretary Departement of Infrastructure and Transport of Australia, bahwa ITSAP memegang peranan penting dalam upaya peningkatan keselamatan transportasi di Indonesia. Andrew Wilson mengharapkan agar kerjasama Indonesia-Australia di bidang keselamatan transportasi ini dapat berlangsung terus, khususnya dalam peningkatan capacity building penyelenggara transportasi di Indonesia.
Pada saat ini telah berjalan 26 proyek yang menjadi obyek kerjasama Indonesia – Australia di bawah ITSAP. Moh. Iksan Tatang menyampaikan beberapa proyek yang telah berjalan dan akan diajukan Indonesia dari ITSAP, diantaranya untuk sektor transportasi udara, The Tropical Mountain Terrain Flying Training Manual saat ini sedang memasuki tahapan final. Sekjen percaya bahwa training tersebut akan sangat membantu aktivitas penerbangan di wilayah Papua, yang sarat tantangan karena kondisi geografisnya yang penuh bukit dan pegunungan. “Kita harapkan dengan training ini, pihak Australia dapat membagi pengetahuan dan pengalamannya dalam prosedur penerbangan di wilayah Papua”, tegas Iksan Tatang.
Selain itu, untuk sektor transportasi udara ini, terkait dengan permasalahan penggunaan obat-obatan terlarang oleh kru pesawat, Indonesia akan mengajukan studi tentang “The Drug and Alcohol Testing & Prevention”. Hal ini bertujuan agar jangan sampai terjadi kembali permasalahan penggunaan obat-obatan terlarang oleh kru pesawat di Indonesia.
Untuk sektor transportasi laut, diinformasikan bahwa pada tanggal 16 Februari 2012 lalu, Peraturan Dirjen Perhubungan Laut tentang implementasi dari Non Convensional Vessel Standard telah diterbitkan dan mulai berlaku pada 1 Januari 2012 lalu untuk kapal Indonesia yang lama, dan 1 Januari 2013 untuk kapal yang baru.
Sektor transportasi darat, Indonesia menyampaikan pengajuannya untuk kebutuhan pelatihan di bidang road safety management dengan memperluas peserta pelatihan yang akan diundang untuk pelatihan.
Komite Nasional Keselamatan Jalan (KNKT) tetap membutuhkan pelatihan-pelatihan lanjutan bagi personelnya untuk membaca informasi pada black box pesawat (reading black box training). “Kita harapkan melalui pelatihan ini, para ahli kita tidak perlu lagi membawa black box untuk proses pembacaannya ke luar negeri. Cukup dibaca di dalam negeri saja”, tambah Iksan Tatang.
Terkait dengan pengajuan diri Indonesia menjadi kandidat anggota di International Civil Aviation Organization (ICAO) Council untuk Kategori III selama Pertemuan ICAO Assembly yang akan diselenggarakan pada September 2013, Indonesia sangat mengharapkan dukungan Australia. Oleh karena itu, dukungan Australia atas pencalonan Indonesia tersebut akan diharapkan diapresiasi.
Pertemuan PRG ITSAP pada hari ini akan mendiskusikan dan mereview berbagai proyek yang telah berjalan selama ini dan mendiskusikan pula berbagai bantuan pada proyek-proyek berikutnya yang diharapkan akan berjalan lebih baik lagi.
Sebagai penutup sambutannya, Sekjen Iksan Tatang mengharapkan diskusi pertemuan kali ini akan berlangsung dalam suasana bersahabat dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. (RS)