(Jakarta, 19/8/2013) Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk terus meningkatkan standar keamanan transportasi yang diakui secara internasional.  Untuk itu  pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia menjalin kerjasama melalui kegiatan “Australia Award Fellowship”. Kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan standar keamanan transportasi di Indonesia khususnya di sektor laut dan udara.

 
Melalui The Australia-Indonesia Maritime and Aviation Transport Security program, sebanyak delapan peserta asal Indonesia yang merupakan pegawai Kementerian Perhubungan yang bertugas di Ditjen Perhubungan Udara dan Ditjen Perhubungan Laut akan diberangkatkan ke Australia untuk menimba pengalaman selama 5 minggu di Departemen Infrastruktur dan Transportasi Australia. 
 
Pada  Senin (19/8) diselenggarakan pertemuan para peserta penerima  yang menghadirkan delapan pegawai terpilih dari Kementerian Perhubungan di Kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
 
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Afriyanti Samad dalam kesempatan tersebut mengatakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia ditandai dengan ditandatanganinya MoU di sektor transportasi pada 11 Desember 2012. Di dalam MoU tersebut, salah satu bagiannya adalah kerjasama di bidang keamanan transportasi. Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan dapat diperluas tidak hanya di bidang keamanan transportasi tetapi juga di bidang lainnya.
 
Ia berharap melalui program ini, para peserta dapat memperoleh pemahaman konseptual dan praktis dari apa yang dilakukan Australia di bidang kemanan transportasi untuk kemudian diterapkan dalam peraturan terkait keamanan transportasi Indonesia agar menjadi lebih baik.
 
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Steve Scott mengatakan bahwa keamanan transportasi memiliki permasalahan yang kompleks. Pihaknya senang bekerjasama dengan Indonesia untuk bersama-sama menghadapi tantangan tersebut yaitu untuk lebih meningkatkan keamanan transportasi kedepannya.
 
Sementara Sekretaris Bidang Transportasi, Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Stewart Lawson menambahkan bahwa hubungan Indonesia dan Australia khususnya di bidang transportasi, baik di penerbangan maupun pelayaran merupakan salah satu yang paling sibuk. Ia mengatakan, untuk industri penerbangan saja pada tahun 2012, sudah ada sebanyak 14.000 penerbangan langsung antara Indonesia dan Australia yang membawa penumpang sebanyak 2 juta penumpang. Ia mengatakan, bulan depan akan dibuka kemungkinan satu rute penerbangan langsung antara Lombok, Indonesia ke Australia.
 
Delapan peserta tersebut dipilih sebagai peserta oleh Departemen Transportasi Australia. Dari total 45 Pelamar, diseleksi menjadi 16 pelamar untuk tes wawancara dan akhirnya terpilih delapan peserta yang lulus seleksi.
 
Para peserta terpilih akan menerima program pendidikan profesional lima minggu di Australia untuk membangun kapasitas mereka dalam penerbangan dan keamanan maritim. Program pendidikan tersebut antar lain terdiri dari on-the-job training di berbagai macam kantor Regional (twinning ; peer-to-peer learning ; Pengauditan Bandara, maskapai penerbangan, pelabuhan dan kapal) ; dan pelatihan singkat mengenai  manajemen risiko, Auditor dan manajemen mutu. (RDH)