Mengunjungi sanak saudara di kampung halaman pada waktu Lebaran menjadi momen yang selalu dinanti-nantikan. Namun keinginan untuk bersilaturahmi dengan sanak famili seringkali terhalang keterbatasan ekonomi.
Mudik menjadi momen yang membahagiakan bagi setiap perantau yang mencari sesuap nasi di Ibukota. Berbagai moda transportasi umum pun tersedia sebagai opsi untuk pulang kampung, mulai dari bus, kereta api, kapal laut hingga pesawat terbang. Meski demikian, beberapa orang yang ingin mengunjungi kampung halaman di hari raya ini seringkali harus bersabar untuk tidak bisa pulang karena tidak mampu membeli tiket perjalanan.
Setidaknya inilah yang pernah dirasakan oleh Iswani, salah satu peserta mudik gratis menggunakan moda bus yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2018. Dia mengaku tidak mampu membeli tiket untuk mudik ke kampung halamannya beberapa tahun terakhir. Suami yang tidak memiliki pekerjaan tetap menjadi alasan Iswani menahan diri untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besarnya.
Tahun ini adalah kali pertama bagi Iswani sekeluarga mengikuti program mudik gratis ini. Raut bahagia sekaligus haru terlihat ketika Ia menyampaikan rasa syukurnya karena dapat berkesempatan untuk kembali berkumpul dengan keluarganya di Temanggung, Jawa Tengah.
“Terima kasih kepada pemerintah, karena telah memberangkatkan saya dan keluarga ke kampung dengan gratis,” ujarnya haru.
Sebagai alternatif bujet yang tidak mencukupi untuk membeli tiket mudik, tidak sedikit pula masyarakat yang memilih untuk mudik menggunakan kendaraan roda dua. Keselamatan dan kenyamanan dikesampingkan demi bisa merayakan Lebaran di kampung halaman.
Hal ini dituturkan oleh Yamroni yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang susu keliling. Ini adalah kali ketiga baginya mengikuti program mudik gratis Kementerian Perhubungan. Sebelumnya, ia mengaku sering pulang kampung menggunakan sepeda motor dengan alasan murah. Namun diakuinya pengalaman buruk bepergian jauh menggunakan kendaraan roda dua ini pernah dia rasakan.
“Sebelum ikut mudik gratis ini saya seringnya naik motor (ketika mudik) sendiri, karena istri gak sanggup naik motor ke Solo. Namun ada kejadian yang sampai sekarang saya masih ingat,” tutur Yamroni.
Perjalanannya menuju Solo menggunakan motor saat itu terulur waktu sampainya, karena ia terjatuh di daerah Pemalang. Rasa kantuk yang tidak tertahan membuatnya kehilangan konsentrasi saat berkendara, sehingga kecelakaan tidak dapat dihindari.
“Karena ngantuk, kendaraan di depan ngerem mendadak saya enggak bisa mengendalikan diri, akhirnya jatuh. Ditolong warga sekitar dan tetap nekat lanjutin perjalanan ke Solo walaupun harus nahan rasa sakit selama perjalanan,” ujar ayah dua anak ini.
Pengalaman tidak menyenangkan ini membuat Yamroni lebih memilih untuk memanfaatkan program mudik gratis yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan dibanding harus menggunakan sepeda motor untuk pulang ke kampung halaman. Baginya, program ini sekaligus meringankan beban secara ekonomi untuk membeli tiket perjalanan sekeluarga.
“Penyelenggaraan mudik gratis ini sangat membantu bagi pedagang kecil seperti kami ini,” tutur Yamroni.
Iswani dan Yamroni hanya sebagian kecil dari peserta yang merasa bersyukur dengan penyelenggaraan program mudik gratis ini. Dalam pelepasan mudik gratis yang dilakukan di Silang Monumen Nasional beberapa waktu lalu ini memiliki berbagai cerita dari peserta dengan latar belakang yang berbeda, mulai dari buruh pabrik, tukang bakso keliling hingga pedagang asongan yang kami temui.
Penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini mengusung tema “Mudik Bareng, Guyub Rukun, Mudik Bahagia”. Sejalan dengan pesan Presiden Republik Indonesia untuk menyelenggarakan mudik yang bahagia, guyub, rukun. Dengan penyelenggaraan program mudik gratis ini, tema yang diusung tersebut begitu tervisualisasi pada raut ekspresi kebahagiaan pemudik yang mengikuti program mudik gratis tahun ini.
“Kita pastikan mudik kali ini memberikan kebahagiaan bagi kita semuanya. Selamat mudik! Kita harus sama-sama mencapai kebahagiaan,” tutur Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Mudik Gratis Berbagai Moda
Kementerian Perhubungan kembali menyelenggarakan program mudik gratis dengan beragam moda transportasi. Tahun ini Kementerian Perhubungan menyiapkan total 1.130 bus yang dapat mengangkut sebanyak 48.905 penumpang ke 32 kota tujuan di Jawa. Sejumlah 70 truk juga disiapkan untuk mengangkut sepeda motor pemudik.
Selain mudik gratis dengan bus, Kementerian Perhubungan juga menyelenggarakan mudik gratis dengan kapal penyeberangan. Terdapat 3 kapal penyeberangan yang akan mengangkut 3000 sepeda motor dengan rute Jakarta-Lampung, Jakarta-Semarang, dan Jakarta-Surabaya. Sejumlah 16 unit kapal terdiri atas 10 unit kapal perintis, lima unit kapal ternak, serta 1 unit kapal Roro juga turut dilibatkan dalam program mudik gratis menggunakan moda transportasi laut. Sedangkan untuk mudik motor gratis menggunakan kereta api, Kementerian Perhubungan menyediakan 19.136 kuota pendaftar.