Sorong – Untuk lebih meningkatkan pelayanan transportasi penumpang maupun barang di Kawasan Timur Indonesia, khususnya di Sorong, Provinsi Papua Barat, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan meresmikan pengoperasian sejumlah sarana dan prasarana transportasi di Papua Barat (29/8).
Turut hadir dalam acara yang bertempat di Pelabuhan Penyeberangan Arar tersebut antara lain Gubernur Papua Barat Abraham Oktavianus Aturuli, Bupati Sorong Stepanus Malak, dan sejumlah pejabat dari Kementerian Perhubungan dan Pemda Provinsi Papua Barat.
Sarana dan prasarana transportasi yang diresmikan yaitu 5 kapal motor penyeberangan (4 kapal dengan bobot 750GT dan 1 kapal dengan bobot 300GT ?); 2 pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Penyeberangan Arar dan Pelabuhan Penyeberangan Waigeo; Pelabuhan Laut Arar; dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong.
Kelima kapal motor penyeberangan (KMP)yang diresmikan tersebut nantinya akan melayani rute-rute pelayaran seperti :
1. KMP Lema (750GT), layani rute Sorong - Waigeo;
2. KMP Erana (750GT), layani rute Kaimana - Tual;
3. KMP Ile Labalekan (750GT), layani rute Kupang - Hansisi;
4. KMP Moinit (750GT), layani rute Amurang - Toli-Toli;
5. KMP Bambit (300GT), layani rute Merauke - Asmat.
Rute-rute pelayaran yang akan dilayani nantinya termasuk dalam rute pelayaran perintis dimana biaya operasionalnya akan disubsidi oleh pemerintah sehingga dapat menekan tarif tiket penyeberangan. Peresmian sarana dan prasarana ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Papua Barat, khususnya Sorong.
Menhub mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin dalam membangun sarana dan prasarana transportasi di Papua, sesuai instruksi Presiden untuk mempercepat pembangunan wilayah timur khususnya di Papua.
"Presiden berpesan bahwa infrastrktur transportasi di tanah papua harus dipercepat. Karena tugas Saya bidang transportasi, maka sebisa mungkin transportasi di Papua makin lama harus makin baik. Tahun depan akan ada penambahan tujuh kapal, lima diantaranya akan dialokasikan untuk Papua Barat”, jelas Menhub.
Kedepan, Menhub telah menginstruksikan jajarannya agar pembangunan kapal yang diperuntukkan bagi Papua sekurang-kurangnya berbobot 2.000GT atau paling kecil 750GT. Hal ini guna meminimalisir kendala cuaca jika menggunakan kapal yang terlalu kecil.
Selain kapal, Kementerian Perhubungan juga akan mempercepat studi pembangunan jalur kereta api di Papua. "Kereta api studinya akan diselesaikan sesegera mungkin. Kalau bisa tahun depan selesai, agar segera mulai dibangun", tegas Menhub.
Terkait dengan pembangunan BP2IP Sorong yang merupakan sekolah di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Menhub mengatakan bahwa BP2IP Sorong ditujukan untuk memfasilitasi masyarakat Papua yang ingin mendalami ilmu pelayaran.
“Jika ada saudara di kawasan timur Indonesia khususnya di Papua yang mau menjadi pelaut, tidak harus ke Jakarta atau ke Barat, cukup di Sorong bisa” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Menhub memastikan bahwa kualitas pendidikan di BP2IP Sorong sama dengan kualitas di balai pendidikan lainnya yang ada di wilayah barat.
Sementara itu berkaca dari musibah pesawat Trigana Air yang jatuh pada 16 Agustus 2015 lalu, Menhub menegaskan pihaknya akan mempercepat modernisasi peralatan navigasi penerbangan. "Kementerian Perhubungan akan mempercepat modernisasi peralatan navigasi Dan meteorologi, tahun depan diusahakan Bandara sibuk (di Papua) tidak lagi menggunakan visual," ujar Jonan.(GAT)