JAKARTA – Manajemen perhubungan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK fokus pada menciptakan konektivitas dan menciptakan kemakmuran. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan pada saat menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional Manajemen Perhubungan dan Manajemen Komunikasi Pemerintahan Indonesia di Kampus II Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta Selatan pada Sabtu (16/9).
"Dalam 9 program Nawa Cita Presiden Jokowi-JK, Kemenhub diminta menciptakan konektivitas dan secara khusus menciptakan kemakmuran pada daerah-daerah terpencil dan terluar. Presiden selalu berkata, bagaimana rakyat mendapatkan pemanfaatan, bagaimana rakyat ini bersatu," ujar Menhub.
Menhub menjelaskan ada suatu filosofi yang ditanamkan oleh Presiden, yaitu money follow program. "Dalam konsep Nawa Cita, konektivitas itu memang suatu keharusan. Ada suatu filosofi yang ditanamkan pada kita semua yaitu money follow program. Kita tidak asal membangun, jadi yang kita bangun harus bermanfaat bagi masyarakat," jelas Menhub.
Menhub memberikan contoh program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, yaitu Bandara Silangit yang akan diresmikan menjadi Bandara Internasional 28 Oktober mendatang. "Seperti Silangit. Dari belum apa-apa, dulu saya ke sana lewat jalur darat 6 jam, terus dibangun bandara, langsung lima flight dalam sehari, dan 28 Oktober nanti Bandara Silangit akan diresmikan menjadi Bandara Internasional dalam waktu satu tahun," jelas Menhub.
Selain itu, Menhub menjelaskan program pembangunan lainnya yang dilakukan Pemerintah di wilayah Maluku Utara dan Miangas, Sulawesi utara. "Bayangkan ada pelabuhan di wilayah Maluku paling utara Indonesia. Pemerintah bangun 3 pelabuhan di sana, yaitu pelabuhan Bicoli, Pelabuhan Tapaleo dan Pelabuhan Wayabula. Ada lagi wilayah Miangas di Sulawesi Utara. Posisinya ada di utara Sulawesi Utara. Kira-kira jarak dari Manado sekitar 400 km dan Filipina 70 km. Kalau Pemerintah tidak urus mereka, nanti bisa-bisa mereka jadi orang Filipina. Makanya Pemerintah bangun bandara di sana," lanjut Menhub.
Menhub menambahkan, Pemerintah juga mengupayakan keberadaan transportasi massal di perkotaan, seperti MRT, LRT dan BRT. "Untuk di perkotaan, tidak ada jalan lain kita harus memastikan transportasi massal itu ada MRT, LRT dan BRT - Transjakarta," tambah Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Eko Sulistyo menyampaikan program Nawa Cita Presiden dibuat berdasarkan Pancasila. "Konteks pancasila menurut saya penting sekali. 9 program Nawa Cita merupakan substansi komunikasi politik Presiden. Program-program kami berdasarkan pada Pancasila, khususnya aspek keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Misalnya program BBM 1 harga dan program tol laut," ujar Eko.
Sementara itu, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Prof. Dr. Rudy Harjanto, MM, M.Sn menyatakan penghargaan atas kehadiran Menhub untuk berbagi ilmu dalam seminar tersebut.
"Seperti yang kita tahu, saat ini dunia teknologi berkembang pesat, pengelolaan komunikasi dan pengelolaan transportasi pun menjadi sangat kompleks. Untuk itu, suatu penghargaan yang luar biasa Pak Menhub dan Pak Eko bisa hadir dan berbagi dalam seminar ini," ujar Rudy.
Turut hadir dalam seminar nasional tersebut Kepala Deputi IV Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Eko Sulistyo, Pengamat Komunikasi Politik Effendi Ghazali, dan Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Prof. Dr. Rudy Harjanto, MM, M.Sn. (CRA/TH/BS/BI)