JAKARTA – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengunjungi India pada 12 – 17 Februari 2016 untuk menjajaki peluang kerjasama di bidang ekonomi dan transportasi antar kedua negara, sekaligus menghadiri Make In India Week (MIIW) 2016 di Mumbai, India.

Menhub bersama rombongan delegasi RI yang terdiri dari Staf Khusus Menhub Bidang Organisasi Internasional dan Negara India, Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman Kemenko Perekonomian, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri, Dirut PT. Angkasa Pura I, dan Dirut PT. Kereta Api Indonesia tiba di Mumbai hari Sabtu (13/2). Pada hari pertama, Menhub dan rombongan menghadiri pembukaan MIIW 2016 di Mumbai Metropolitan Region Development Authority (MMRDA) yang dibuka langsung oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Setelahnya, rombongan juga melakukan pertemuan dengan manajemen perusahaan kereta api India untuk menjajaki peluang kerjasama di bidang perkeretaapian.

Pada hari kedua, Minggu (14/2), Menhub bersama rombongan menghadiri lima agenda acara, yaitu pertemuan dengan Presiden TATA Group, pertemuan dengan Menteri Penerbangan Sipil India, pertemuan eksklusif dengan tokoh-tokoh bisnis terkemuka di India dalam acara Interactive Discussion on Enhancing Trade & Investment Relations Between India Indonesia, peninjauan Bandara Internasional Chatrapati Shivaji Mumbai, serta pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri India.

Pada pertemuan dengan Menteri Penerbangan Sipil India, beberapa kota diunggulkan sebagai destinasi penerbangan langsung dari Indonesia ke India dan sebaliknya. Kota-kota tersebut yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Denpasar di Indonesia, dan New Delhi, Mumbai, Chennai, dan Kolkata di India.

Sejauh ini layanan penerbangan Indonesia-India harus melalui negara ketiga atau transit terlebih dahulu ke Bandara Changi di Singapura atau Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) di Malaysia. Dengan besarnya potensi jumlah penumpang dari India ke Indonesia dan sebaliknya, penerbangan langsung kedua negara dapat mendongkrak arus kunjungan turis ke Tanah Air.

Menhub menyatakan bahwa kerjasama resiprokal dapat dilakukan pada jumlah slot penerbangan, bukan pada waktu operasinya. Hal ini dimaksudkan agar pihak manapun yang telah siap dapat langsung memulai operasinya. “Dengan model kerjasama demikian, tidak perlu menunggu pihak lainnya siap”, ujar Jonan.

Sementara pada pertemuan eksklusif dengan sekitar 20 tokoh bisnis India, Menhub menjelaskan bahwa tantangan pemerintah Indonesia saat ini adalah mengembangkan infrastruktur transportasi yang merata antara kawasan barat Indonesia dan kawasan timur Indonesia, selain juga pengembangan infrastruktur di wilayah perbatasan dan terpencil. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah telah menyusun program strategis untuk mengembangkan dan memodernisasi infrastruktur yang akan segera diimplementasikan di tahun 2016. Oleh karena itu, Menhub meyakinkan peserta bahwa program strategis tersebut dapat menawarkan kesempatan bagi para investor untuk turut berperan dalam pengembangan infrastruktur Indonesia.

Perserta diskusi sangat menyukai cara penyajian materi yang penuh keterbukaan dari Menhub Jonan. Mereka beranggapan bahwa Menhub Jonan merupakan sosok yang tepat sebagai penghubung kerjasama antar kedua negara. Setelah paparan dan tanya jawab, Menhub pun masih disibukan dengan pendekatan personal dari sejumlah peserta.

Selanjutnya pada Senin (15/2), Menhub dan rombongan delegasi diagendakan menghadiri acara pertemuan dengan Menteri Negara Perkeretaapian India, mengunjungi Smart City di Gurgaon-Haryana yang terintegrasi dengan MRT (Mass Rapid Transit), serta menghadiri pertemuan dengan masyarakat Indonesia di India sebelum bertolak kembali ke Tanah Air pada Selasa (16/2) malam.

India dipandang memiliki keunggulan di mana SDM banyak tersedia serta mempunyai keterampilan yang memadai, optimis, enerjik, dan fokus pada bidangnya. Lebih khusus lagi, banyak anak muda yang mampu memanfaatkan teknologi dilibatkan. Dalam hal ini, Menhub sebagai special envoy yang ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo bertugas menjadi penghubung antara Indonesia dan India untuk hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi, investasi, perizinan, ataupun hal lain yang menyangkut negara tersebut. (DES/BU/SR/JAB)