(Jakarta, 2/5/2014) - Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan Membuka secara resmi penyelenggaraan The 16th Session of The Regional Assiociation V / South-West Pacific (RA V – 16) pada Jumat (2/5). Penyelenggaraan RA V – 16 sendiri bertempat di Auditorium Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta yang berlangsung pada tanggal 2-8 Mei 2014.

Pada sambutannya Menhub mengatakan ada beberapa isu strategis yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembahasan pada pertemuan kali ini. Isu-isu tersebut diantaranya adalah terkait dengan Pelayanan Meteorologi Penerbangan, isu yang terkait dengan WMO (World Meteorological Organization) seperti WMO Integrated  Global Observing System (WIGOS) dan WMO Informations System (WIS) serta Pelayanan Informasi Klimatologi dan isu-isu penting lainnya terkait dengan klimatologi.

Khusus berkaitan dengan pelayanan penerbangan, Menhub mengatakan perlu kiranya dibahas karena saat ini Industri penerbangan tumbuh dengan pesat, diikuti dengan perubahan sistem navigasi penerbangan yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Adanya perkembangan sistem navigasi penerbangan ini menuntut sistem pelayanan meteorologi penerbangan yang selanjutnya pengaturannya dituangkan dalam amandemen Annex 3 ICAO. Perubahan-perubahan tersebut menyangkut ketentuan-ketentuan pelayanan meteorologi penerbangan yang harus ditaati, antara lain tentang manajemen operasional dan standard kompetensi personil. “WMO bersama ICAO sepakat menetapkan ketentuan standar sistem manajemen mutu atau quality Management System (QMS) bagi semua anggota WMO,” ujar Menhub.

Sebagai salah satu negara yang saat ini tengah berupaya mengurangi dan menurunkan emisi global, menurut Menhub, Pemerintah Indonesia telah menindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit yaitu dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Sektor transportasi dan energi ditargetkan untuk menurunkan GRK sebesar 0,038 Giga Ton CO2 (6%), terhadap 26% target penurunan emisi nasional dengan usaha sendiri, atau 41% target penurunan emisi nasional apabila mendapat dukungan Internasional.

Menhub menambahkan, di sektor transportasi, pertumbuhan konsumsi energi terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya laju kepemilikan kendaraan pribadi, kendaraan umum, dan pertumbuhan pergerakan (trip) penumpang dan barang baik di daerah perkotaan dan pedesaan, dan hal ini turut memberikan dampak bagi perubahan iklim. Ini dapat dilihat dari data bahwa komsumsi BBM sektor transportasi mencapai 51% dari total konsumsi BBM nasional.

“Oleh karena itu, upaya untuk terus melakukan efisiensi penggunaan BBM pada sektor transportasi terus kita laksanakan antara lain melalui program Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day), yang diselenggarakan di kota-kota besar Indonesia. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menurunkan emisi, sekaligus dapat menurunkan beban APBN kita sehingga beban subsidi dapat dialokasikan untuk program kegiatan yang lebih penting, seperti pembangunan insfrastruktur transportasi dan pembangunan transportasi massal,” jelas Menhub.

Di akhir sambutannya Menhub berharap penyelenggaraan The Sixteenth Session of the Regional Association V (RA V-16)  ini dapat membahas isu-isu strategis yang bersifat teknis, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama antar negara-negara anggota WMO khususnya kawasan Asean dan Pacific Selatan. “Selain itu pertemuan ini hendaknya dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan operasional dan pembangunan yang disepakati semua anggota untuk dipedomani,” tutur Menhub. (HH).