DENPASAR - Untuk mampu memberikan pelayanan Pelabuhan Benoa yang lebih naik lagi bagi kapal pesiar, kapal barang dan kapal ikan, tata kelola pelabuhan harus diperbaiki, demikian ditegaskan Menteri Busi Karya dalam kunjungan kerja ke Pelabuhan Benoa, Bali Minggu (23/10). "Pelabuhan Benoa mengelola kedatangan kapal pesiar dan turis yang sangat luar biasa. Selain itu, sektor perikanan juga sangat strategis disini. Untuk itu Pemerintah berupaya melakukan penataan dengan baik," jelas Menhub Budi.
Pelabuhan Benoa memiliki nilai strategis sebagai pendukung konektivitas transportasi laut di provinsi Bali khususnya di sektor pariwisata dan perikanan. Namun rencana pengembangan pelabuhan ini masih belum optimal.
Penataan pelabuhan Benoa akan dilakukan bersama-sama antara Pemerintah Pusat, Daerah, BUMN dan pihak terkait lainnya agar manfaat yang didapat dari pelabuhan Benoa semakin optimal, ditegaskan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Lebih lanjut ia mengatakan, Kemenhub bersama dengan pihak-pihak terkait sedang membicarakan untuk membuat rencana induk pelabuhan baru bagi pelabuhan Benoa.
"Dalam waktu dekat akan segera keluar rekomendasi dari semua pihak terkait pengembangan pelabuhan Benoa," ujarnya.
Salah satu saran perbaikan yang harus dilakukan di pelabuhan Benoa menurutnya yaitu melakukan penyeragaman kedalaman alur dengan kedalaman kolam pelabuhan agar dapat disinggahi kapal pesiar yang lebih besar lagi, sehingga dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan. keselamatan dan keamanan pelayaran pun semakin terjamin.
"Keberadaan turis sangat signifikan disini merupakan salah satu dari sumber pendapatan negara. Kalau pelabuhan makin baik, semakin banyak kapal-kapal pesiar datang kesini. Itu yang menjadi salah satu ukuran keberhasilan pengembangan pelabuhan Benoa," terang Menhub Budi.
Selain meninjau dermaga pelabuhan Benoa, Menhub Budi juga sempat meninjau Pembangkit listrik terapung berbahan bakar Liquid Natural Gas (LNG) yang berada di sisi lain dermaga pelabuhan Benoa.
Menhub Budi mengungkapkan rasa ketertarikannya terhadap Terminal gas yang berada di dalam kapal khusus seperti yang dijalankan oleh PT, Pelindo Energi Logistik di Bali untuk diaplikasikan di pelabuhan-pelabuhan lain, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Konsep yang dijalankan oleh Pelindo Energi Logistik adalah dalam rangka mendukung tersedianya listrik yang berbahan bakar LNG, mengingat suplai LNG di Indonesia cukup melimpah.
Kapasitas Bandara Ngurah Rai Bali Ditingkatkan
Peningkatan signifikan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Bali, membuat Bandara Ngurah Rai harus bersiap menampungnya untuk menunjang sektor pariwisata. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam tinjauannya ke Bandara Ngurah Rai mengatakan perlu merencanakan secara lebih detail terkait upaya peningkatan kapasitas Bandara di pulau Dewata itu.
"Banyak program yang harus dilakukan AP I. Baik dari sisi land side maupun airsidenya. Perencanaan utk menjadikan kapasitas bandara menjadi 35 juta penumpang pertahun agar dapat dilakukan lebih awal. Karena kalau mikir-mikir terlalu lama tidak akan terkejar," jelas Menhub Budi.
Ia mengatakan, perencanaan yang harus dilakukan di area land side atau sisi darat yaitu bisa dilakukan dengan cara pengembangan bandara melalui reklamasi, mengingat daerah sekitar Bandara Ngurah Rai yang sudah padat.
"Katakan pengembangan ini bisa dilakukan selama 3-4 tahun kedepan. Pak Danang , Dirut Ap I yang baru bisa segera merencanakan itu," ujarnya.
Sementara itu untuk pengembangan di sisi airside atau udara, Menhub Budi menjelaskan banyak hal-hal yang harus ditingkatkan, misalnya, memperbaiki runway, taxiway, meningkatkan PCN atau ketebalan landasan. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pesawat yang datang adalah pesawat-pesawat berbadan besar untuk lebih mengoptimalkan pergerakan pesawat di bandara Ngurah Rai.
"Sekarang ini satu jamnya masih sekitar 25 pergerakan pesawat. Sementara di India, satu runway bisa sampai 55 pergerakan pesawat. Kalau kita bisa sampai 45 pergerakan saja, diperkirakan bisa mencapai 40 juta penumpang pertahunnya " tegasnya.
Selain sisi darat dan udara, Menhub menjelaskan bahwa hal lain yang harus direncanakan bersama adalah bagaimana aksesibilitas dari maupun menuju bandaranya jika pengembangan sudah dilakukan. Bisa dengan membangun jalan tol atau non tol, maupun jalan layang.
"Bandara Ngurah Rai harus jadi yang terdepan. Karena Bali merupakan beranda Indonesia. Ini tempat untuk mempersilahkan tamu datang ke Indonesia," tandas Menhub Budi.
Menhub menambahkan bahwa rencana pengembangan bandara di bagian utara Bali dapat mendukung peningkatan kapasitas penerbangan di bandara Ngurah Rai. Ia mengatakan, bandara tersebut dapat melayani pesawat-pesawat yang lebih kecil seperti jenis ATR.
Selain itu, ia mengatakan akan memanfaatkan bandara Lombok dan Surabaya untuk mendukung.
"Kita bisa kombinasikan Bandara Ngurah Rai dengan bandara di utara. Jadi yang di utara lebih banyak melayani penerbangan domestik dan pesawat-pesawat yang lebih kecil. Nanti tinggal dibangun akses tol road dari utara ke selatan, " ucapnya.
Terkait siapa yang akan mendanai pembangunan bandara di utara Bali, Menhub Budi mengatakan akan dilakukan okeh pihak swasta.
"Saya dengar dari Gubernur sudah ada investor swasta yang berminat untuk invest . AP I akan fokus pada pengembangan bandara Ngurah Rai. (RDL/TH/BS/BSE)