JAKARTA – Pengoperasian kapal Roll on-Roll off (RoRo) ditujukan untuk memindahkan truk besar ke laut dan mengkonsolidasikan barang melalui pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai membuka acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) bidang Perhubungan Darat di Merlynn Park Hotel Jakarta pada Rabu (12/4).
“Sebetulnya kapal Roro ini punya 2 (dua) fungsi. Pertama, memindahkan truk-truk yang besar, yang berpotensi membuat kerusakan jalan dan rawan menjadi penyebab kecelakaan, kita alihkan melalui laut. Kedua, Roro mengkonsolidasikan barang melalui pelabuhan Tanjung Priok, untuk mendukung Tanjung Priok Jakarta sebagai hub internasional,” jelas Menhub.
Untuk mendukung pengoperasian kapal Roro, Menhub mengaktifkan jembatan timbang. Mengingat jumlah angkutan berat (truk) yang volumenya sering berlebih dan membuat jalan cepat rusak, sulit untuk dikendalikan.
Menhub menjelaskan apabila truk mau membawa muatan barang berlebih, maka truk harus menggunakan Ro-Ro. Namun, apabila truk tidak mau, maka ketika bertemu jembatan timbang, truk harus menurunkan barangnya dan dimasukkan ke gudang.
“Dari awal kita sarankan untuk naik Roro kalau memang mau bawa barang berlebih, yang tidak mau naik Roro, ketika ketemu jembatan timbang, barangnya akan diturunkan dan dimasukkan ke gudang,” jelas Menhub.
Gudang yang dimaksud oleh Menhub ini berada di 25 jembatan timbang, dari total 141 jembatan timbang di seluruh Indonesia. Selama ini gudang tersebut tidak difungsikan sama sekali, sehingga pengaktifan jembatan timbang ini turut mengaktifkan fungsi gudang sebagai penyimpanan muatan berlebih dari truk.
“Kita ingin buat gudang. Tapi dari awal kita sarankan mereka (truk) naik Roro saja atau ganti menjadi 2 (dua) truk. Kalau tetap menggunakan 1 (satu) truk, muatan berlebihnya harus disimpan di gudang. Ini solusi yang bisa kita kasih ke truk,” jelas Menhub.
Menhub mengakui pelaksanaannya tidak mudah. Namun, Menhub optimis hal ini bisa menjadi kebiasaan masyarakat.
“Memang ini tidak ringan. Kita akan uji coba bulan ini dan akan intensif setelah lebaran. Saya harapkan pemberitahuan ini bisa memberikan pengertian ke masyarakat, bisa jadi suatu lifestyle, jadi kebiasaan. Ini suatu lifestyle yang harus kita edukasi,” jelas Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto mengatakan dalam persiapan pelaksanaan RoRo dan jembatan timbang, Menhub akan melaksanakan MoU dengan Kementerian PUPR dan Kepolisian.
“Nanti kita lakukan MoU antara Menhub, Menteri PUPR dan Polisi. Menteri PUPR terkait dengan bantuan, revitalisasi dan peralatan. Sedangkan Polisi terkait bagaimana nantinya menyemangati, memotivasi petugas di jembatan timbang supaya tidak terjadi pungli. Ini adalah bentuk sinergi yang bagus, intinya jangan sampai ada truk yang lebih muatan lagi,” tutup Dirjen. (CRA/TH/BS/JAB)