Bali – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Kamis (28/9) mengunjungi pos penampungan pengungsi korban bencana erupsi Gunung Agung di lapangan Swecapura Klungkung, Bali. Pada kesempatan ini juga Menhub menyerahkan sejumlah bantuan kepada para pengungsi guna meringankan beban yang ditanggung mereka.
“Saya mewakili Kementerian Perhubungan menyampaikan rasa prihatin dan empati yang mendalam kepada para pengungsi korban erupsi Gunung Agung. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, serta mendapatkan jalan keluar yang terbaik dalam menghadapi bencana ini,” tutur Menhub.
Sejumlah bantuan yang diserahkan Menhub kepada para pengungsi yaitu beras sebanyak 20 ton yang diserahkan pada pembukaan acara Transport Minister Meeting 26 September 2017 dan sebanyak 15 ton yang diserahkan secara langsung di posko pengungsian termasuk paket perlengkapan bayi, selimut dan makanan tambahan, 1 tangki air bersih serta 3 unit truk guna memobilisasi bantuan untuk para pengungsi. Adapun rincian bantuan yaitu 35 ton beras berasal dari sumbangan Garuda Indonesia (3 ton), Pt. Angkasa Pura I (3 ton), PT Angkasa Pura II (3 ton), Perum LPPNPI/Airnav Indonesia (3 ton), PT. Pelindo I (3 ton), PT Pelindo II (10 ton), dan PT Pelindo III (10 ton). Sedangkan paket perlengkapan bayi, selimut dan makanan tambahan berasal dari sumbangan PT ASDP Indonesia Ferry serta 1 tangki air bersih dan 3 unit truk berasal adari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Menhub kepada Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta. Jumlah total pengungsi adalah 22.312 jiwa termasuk 1.721 balita yang tersebar di 112 tempat pengungsian GOR Sweca Pura dan Balai Desa di Kabupaten Klungkung.
“Harapan saya dengan bantuan yang diserahkan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang saat ini tengah mendapatkan cobaan erupsi Gunung Agung, “ harap Menhub.
Menhub menambahkan untuk memfasilitasi mobilitas masyarakat dari dan ke area pengungsian, disediakan pula bantuan angkutan khusus pengungsi dari area penampungan sebanyak 3 bus. “Untuk mobilitas pengungsi sudah kita sediakan 3 unit bus Damri,” ucap Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengatakan Kementerian Perhubungan telah menyiapkan skema evakuasi bagi 5000 penumpang pesawat udara yang terdampak apabila Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dinyatakan ditutup akibat penyebaran debu vulkanik Gunung Agung. Diperkirakan dari 5000 penumpang, 70 persen akan keluar dari Bali dan sisa 30 persen merupakan penumpang yang berasal dari Bali.
Untuk itu 10 Bandara telah disiapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Lombok Praya, Kupang dan Banyuwangi. Kesepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak debu vulkanik Gunung Agung. Kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali
Pihak bandara dan moda transportasi angkutan darat dan penyeberangan telah berkoordinasi dengan unit-unit pengelola untuk mempersiapkan alternatif transportasi dalam rangka penanganan erupsi Gunung Agung.
“Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan,” tutup Menhub.
Sementara itu, Kepala Balai Transportasi Darat, Agung Hartono selaku koordinator penerima bantuan dari stakeholder mengatakan bantuan tersebut akan dikirimkan secara bertahap mulai hari ini hingga tanggal 29 September 2017. (HH/TH/BS/BI)