(Jakarta, 24/06/10) Pemerintah akan lebih memberikan perhatian terhadap permasalahan koordinasi khususnya pertukaran informasi dan operasional di lapangan untuk kesiapan penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini. Penegasan tersebut disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono pada rapat koordinasi kesiapan angkutan lebaran tahun 2010 di Kementerian Pekerjaan Umum Kamis (24/6). Lebih lanjut, Bambang Susantono menjelaskan informasi yang dimaksud misalnya terkait  jika ada pengalihan arus ke jalur alternatif,  sehingga akan dapat ditangani lebih baik lagi dengan semua pihak yang terkait.  “Supaya pengalihan tersebut berdampak lebih efisiennya alur dari lalu lintas yang ada di lapangan”, tegasnya.
   
Menurut Wamenhub,  saat ini  kondisi yang akan dihadapi pada saat  angkutan Lebaran Tahun 2010 ini sudah bisa dipetakan dan diperkirakan kondisinya akan lebih baik dari tahun lalu, namun ada   beberapa catatan yang harus ditindaklanjuti.  “Khususnya mengenai jalur-jalur serta tempat-tempat  klasik yang rawan terjadi kemacetan, seperti Merak–Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk dan beberapa spot-spot kemacetan yang ada di Pantura”, urai Wamenhub. Dalam pertemuan tersebut juga disepakati  bahwa ruas-ruas jalan yang akan menjadi fokus arus mudik lebaran tahun 2010 ini adalah seluruh jalan, terutama jalan nasional dan strategis nasional baik  yang di jalur utama maupun alternative.  Sementara itu, lingkup jalur Lebaran  2010  meliputi di Sumatera, mulai dari Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung. Kemudian, seluruh daerah di Jawa, Bali, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. 

Berkaitan dengan masih banyaknya pekerjaan perbaikan jalan di berbagai ruas jalan utama hingga saat ini, Dirjen Bina Marga Joko Murianto menyatakan bahwa  pekerjaan-pekerjaan  tersebut  bukan hanya untuk lebaran tapi pekerjaan-pekerjaan yang memang harus dilakukan agar jalan tersebut berfungsi seperti yang diharapkan. “Pada waktu lebaran, H-10 akan dihentikan, sehingga diharapkan arus tidak terganggu” ujarnya. Salah satu titik konflik kemacetan yang diwaspadai ialah pembangunan fly over di Merak yang berdekatan dengan Pelabuhan Penyeberangan Merak, dimana terdapat persimpangan jalan yang memicu kemacetan.  Dirjen Bina Marga, mengungkapkan bahwa pada saat H-10, traffic disana akan diatur kembali sehingga arus masuk dan keluar dari arah Pelabuhan Merak ke Jakarta  atau sebaliknya tidak bertabrakan . “Selain itu, ruas-ruas jalan yang sedang diperbaiki tersebut akan dibereskan, pagar akan dibereskan sehingga ruas permukaann untuk arus tersebut lebih luas”, tegasnya. 

Angkutan Lebaran Tahun 2010 diprediksi akan mencapai puncaknya pada H-2, tangal 8 September 2010. Hal tersebut diungkapkan oleh  Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso. Prediksi tersebut berlaku bagi seluruh arus mudik lebaran, baik di jalan raya, penyebrangan dan kereta api.  “Kalau liburnya Jumat dan Sabtu, maka pada tanggal 8 september 2010 diprediksi akan menjadi puncak arus mudik”, ungkapnya.   Selain itu, Dirjen Perhubunagn Darat juga menyampaikan bahwa kenaikan pengguna jalan raya diprediksi sekitar 1,84 % , pengguna angkutan penyebrangan 2,15% , pengguna kereta api 1,6 % , pengguna transportasi laut  2,6 % dan pengguna transportasi udara 15 %.   Sementara terkait dengan penggunaan sepeda motor, Suroyo menyatakan bahwa melihat pertumbuhan sepeda motor yang tinggi  selama 5 tahun ini,  maka kenaikannya diprediksi sekitar 14 % dan untuk mobil pribadi diprediksi akan naik sekitar 4,6 %.

Rapat kordinasi yang diadakan di Kantor Kementerian PU tersebut dihadiri pula oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak;  Ditjen Bina Marga, Joko Murianto; Ditjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso; Direktur Perdagangan Dalam Negeri, Subagyo; Wakil Direktur Lalu Lintas  Polri, Didik Purnomo; serta pejabat eselon I dan II Kementerian PU dan Kemenhub lainnya. Inti dari Rakor tersebut adalah ingin melihat sedini mungkin hal-hal yang akan dihadapi pada waktu lebaran tahun 2010, dari segi kesiapan transportasi, prasarana jalan, serta pengaturan lalu lintas di jalan raya (RF).