JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia melemahkan geliat dan pertumbuhan perekonomian global, pun tak terkecuali bagi Indonesia. Di berbagai daerah pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dan stagnan. Namun upaya menggenjot pertumbuhan perekonomian nasional harus terus dilakukan, bahkan di tengah suasana pandemi Covid-19 sekalipun.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin serta segenap jajaran Kabinet Indonesia Maju terus berupaya agar situasi pandemi Covid-19 tidak menghalangi keinginan Pemerintah untuk terus membangun infrastruktur perekonomian agar perekonomian Indonesia di masa mendatang dapat tumbuh lebih cepat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Pusat telah membuat skenario pertumbuhan perekonomian nasional salah satunya melalui pembangunan 10 destinasi wisata Bali Baru, sebagai upaya untuk meningkatkan devisa dari kehadiran wisatawan mancanegara dan wisatawan doemstik. Geliat pariwisata akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pertumbuhan daerah, khususnya usaha UMKM. Karenanya Presiden berharap akses konektivitas transportasi menuju ke kawasan destinasi wisata dapat dibenahi dan diprioritaskan pembangunannya.
Seperti yang telah dilakukan Kementerian Perhubungan, infrastruktur transportasi untuk mengembangkan potensi wilayah terus dibangun dan dikembangkan, seperti pembangunan dan pengembangan dermaga, pelabuhan, bandar udara, jalur kereta api, dan sebagainya.
Semua pembangunan infrastruktur transportasi diintegrasikan dengan upaya pengembangan dan peningkatan perekonomian di suatu wilayah. Presiden berharap, selain pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota bisa melakukan sinergi dan kolaborasi untuk bersama-sama mengintegrasikan pusat-pusat perekonomian dan pariwisata melalui konektivitas transportasi yang memadai.
Konektivitas Transportasi Sangat Penting
Konektivitas transportasi antar daerah dan antar wilayah dalam negeri dan dengan luar negeri, dengan berbagai sarana transportasi darat, laut, dan udara serta terjaminnya sarana-sarana terkait seperti Pelabuhan Laut, Bandara, Stasiun KeretaApi, dan lain-lain sudah pasti dapat meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan perekonomian. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, berkali-kali mengingatkan pentingnya konektivitas transportasi. “Konektivitas menciptakan kelancaran dan kemudahan perhubungan dan perdagangan nasional” ujarnya.
Berbagai potensi wilayah seperti pariwisata, menurut Menhub Budi akan semakin terangkat dengan kemudahan perpindahan individu dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia.
Kebutuhan logistik masyarakat di wilayah-wilayah Indonesia akan semakin terpenuhi, sehingga berefek pada penekanan perbedaan harga produk pada masing-masing wilayah. Demikian juga dengan laju perdagangan dan jasa. Efek dari konektivitas transportasi yang terjaga akan menstimulus pertumbuhan ekonomi.
Konektivitas transportasi, lanjut Menhub, akan memungkinkan wilayah-wilayah di penjuru Indonesia dapat dijangkau, mudah didatangi, mudah dikunjungi, sehingga potensi pertukaran dan perdagangan dan jasa di wilayah tersebut akan meningkat. Konektivitas transportasi juga meningkatkan jumlah arus orang dan logistik di wilayah-wilayah tersebut, sekaligus menegaskan kehadiran negara. Selain itu, kedaulatan wilayah juga akan lebih terjaga.
Sinergi dan Kolaboratif
Konektivitas transportasi memerlukan sokongan dana yang besar. APBN dirasa tidak mencukupi untuk memetakan semua rencana upaya pemerintah untuk melakukan konektivitas transportasi di berbagai wilayah. Salah satu jalan adalah memberi peluang bagi swasta untuk bermitra dengan pemerintah guna mewujudkan konektivitas transportasi.
Kemitraan ini dilakukan dengan tetap memberi porsi besar pada pengawasan oleh pemerintah sehingga menjamin pelayanan publik terpenuhi. Konektivitas transportasi adalah hal yang dewasa ini mempengaruhi kehidupan dan aktivitas manusia, sehingga perlu mengajak berbagai pihak untuk terlibat dalam penyelenggaraan konektivitas transportasi. Sektor–sektor ekonomi ada yang terkait langsung dan tidak langsung dengan konektivitas transportasi. Perekonomian Indonesia juga tergantung dari adanya konektivitas transportasi.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah, belum lama ini, Menhub Budi sepenuhnya akan mendukung percepatan pengembangan sarana dan prasarana konektivitas transportasi baik darat, laut maupun udara untuk event internasional MotoGP di sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2022.
Dalam rilis resminya, Menhub mengungkapkan, percepatan pembangunan dan pengembangan konektivitas udara difokuskan antara lain pada perpanjangan runway dan perluasan terminal Bandara Internasional Zainudin Abdul Majdi (BIZAM), pembangunan infrastruktur darat, juga akan mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi dan fasilitas keselamatan jalan pendukung di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika, serta pengembangan manajemen rekayasa lalulintas dan fasilitas keselamatan transportasi ketika event akbar tersebut diselenggarakan. Pembangunan fasilitas keselamatan jalan dan alat angkut berupa bus-bus penumpang juga akan disiapkan.
“InsyaAllah akan dicarikan dananya tahun ini dan sisanya tahun 2022 sehingga ketika MotoGP dilaksanakan pada bulan Maret tahun depan semuanya sudah siap," ujar Menhub beberapa waktu lalu.
Kemenhub juga akan mempercepat pengembangan infrastruktur laut dengan mempercepat penyerahan pengalihan personil, pembiayaan sarana, dan prasarana serta dokumen (P3D) di 5 pelabuhan regional. Di sisi lain, pembangunan sarana perhubungan laut khususnya di Gili Mas yang sudah beroperasi, dapat dikembangkan untuk sandar dan berlabuh kapal-kapal pesiar cruise ukuran besar yang bisa juga dijadikan hotel terapung bagi ribuan penonton MotoGP yang akan datang dari berbagai negara.
Demikian juga dengan konektivitas lintas penyeberangan dari Jawa dan Bali ke Lombok ke depan semakin dioptimalkan.
Tetap Kreatif dan Inovatif
Di tengah keterbatasan anggaran yang dimiliki Kementerian Perhubungan, Menhub mengajak jajarannya menyusun kegiatan dan anggaran Kemenhub Tahun 2022 berdasarkan skala prioritas serta mendorong pendanaan kreatif yang tidak bergantung pada APBN.
Harapannya, pembangunan infrastruktur dan konektivitas transportasi tetap dapat terpenuhi, meski dengan dana yang terbatas, dan upaya untuk memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat dapat terus meningkat dan dapat terus berjalan dengan baik.
Terlebih upaya untuk menggenjot perekonomian daerah yang harus dilakukan semaksimal mungkin agar perekonomian nasional juga bertumbuh. Kata kuncinya adalah konektivitas transportasi jadi keharusan agar daerah-daerah terus bertumbuh perekonomiannya di masa-masa mendatang. (IS/AS/HG/HT/JD)