(Jakarta, 21/10/2013) Peningkatan konektivitas dalam wilayah sub-regional BIMP-EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipines – East AEAN Growth Area) menjadi agenda utama dalam pembahasan 8th BIMP-EAGA Transport Ministers Meeting di Banjarmasin Kalimantan Selatan 21-22 Oktober 2013. Kontribusi yang signifikan dari kerjasama sub-regional BIMP-EAGA dalam pengembangan Konektivitas ASEAN secara keseluruhan dan penegasan pentingnya kemajuan konektivitas untuk pengembangan ekonomi guna penyempitan kesenjangan pembangunan di negara-negara BIMP-EAGA menjadi hal utama yang akan dibicarakan.

 
Dalam pertemuan ini para Menteri Transportasi membahas upaya-upaya untuk menyediakan pelayanan transportasi dalam mewujudkan konektivitas di kawasan BIMP-EAGA, guna menumbuhkan pariwisata, perdagangan, dan investasi. Sudah cukup banyak pencapaian yang dihasilkan di level kebijakan. Salah satunya seperti pelaksanaan MoU di bidang transportasi udara tentang Expansion of Air Linkages yang ditandatangani pada tahun 2007. MoU tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai langkah nyata diantaranya dimulainya penerbangan perdana dari MASwings Malaysia antara Kota Kinabalu, Malaysia dan Balikpapan, Indonesia pada tanggal 1 Februari 2013 dan meningkatnya frekuensi penerbangan antara Tawau di Malaysia dan Tarakan di Indonesia dan antara Kuching di Malaysia dan Pontianak di Indonesia yang menjadi 7 sampai 10 kali seminggu. 
 
Di sektor transportasi laut, guna meningkatkan keselamatan di sub regional, solusi yang bisa diterapkan untuk MoU NCSSs (non-convention sized ships) adalah dengan pembentukan Panel Ahli Teknis dari negara-negara anggota yang akan merumuskan standar keselamatan operasional untuk kapal non-konvensi berukuran (NCSS). Sedangkan untuk pelayanan Ro-Ro yang diusulkan antara Davao/General Santos - Bitung oleh Filipina Shipping Company. Layanan baru ini, jika diluncurkan, akan menjadi tambahan yang ada di BIMP -EAGA antara Muara - Labuan 
 
Pada transportasi darat, perkembangan rencana aksi di 2013 antara lain on i) Intelligent Clearance Identity (i-Clid); (ii) BIMP-EAGA Travel by Bus Information Pack, (iii) BIMP-EAGA Bus Trip Kuching – Pontianak, and (iv) Information Sharing/Statistics on Cross-Border Movement of People. Penyelesaian proyek pembangunan jalan raya Pontianak – Tayan dan jalan raya Sosok - Tayan - Entikong dan Tanjung Selor - Simanggaris saat ini pada tahap proses pembuatan Kontrak; proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Manado-Bitung diharapkan dapat selesai pada tanggal 31 Desember 2013.
 
BIMP-EAGA (Brunei – Indonesia – Malaysia – Philippines East ASEAN Growth Area) dibentuk tahun 1994 di Davao City, Philippines.  Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah perbatasan di negara-negara BIMP-EAGA. Wilayah BIMP-EAGA di Indonesia adalah Kalbar, kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sultra, Sulsel, Sulteng, Sulbar, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Struktur organisasinya adalah KTT (Kepala Negara), Tingkat Menteri (TMM), Tingkat Transport Cluster (Tingkat Pejabat Senior), dan Working Group (Air Lingkages, Sea Linkages, Land Transport). (HH)