JAKARTA – Kementerian Perhubungan meraih stand terbaik 1 pada Indonesia Climate Change Expo and Forum (ICCEF) 2023 yang berlangsung mulai tanggal 6 Juli hingga 9 Juli 2023 di Grand City Mall and Convex Surabaya.
Stand terbaik tersebut dinilai dari design booth apakah sesuai dengan tema; kreativitas display/tampilan produknya; serta aktivasi kreatif dalam booth untuk menarik pengunjung.
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Sri Rejeki Budi Rahayu menyampaikan apresiasinya terhadap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang telah memberikan penghargaan tersebut kepada Kementerian Perhubungan.
Sri Rejeki menyampaikan semoga dengan adanya partisipasi Kementerian Perhubungan pada ICCEF 2023, dapat semakin memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait rencana mitigasi aksi perubahan iklim sektor transportasi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.
Ketua Penyelenggara ICCEF 2023, Emilya Rosa menyampaikan ICCEF 2023 diikuti oleh lebih dari 60 instansi yang terdiri dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta/BUMN dan Investasi, NGO/Organisasi, Sekolah dan Perguruan Tinggi.
“Puji syukur kami ucapkan bahwa penyelenggaraan ICCEF 2023 sukses terlaksana. Selama rangkaian kegiatan berlangsung animo masyarakat terhadap kegiatan ini mendapatkan respon yang positif, terutama respon dari pemerintah daerah dan anak sekolah dr tingkat SD, SMP, SMA/Adiwiyata dan perguruan tinggi. Sehingga apa yang kami harapkan bahwa informasi mengenai perubahan iklim dan juga sosialiasi menuju COP28/UNFCCC - Uni Emirat Arab terinformasikan di tingkat tapak,” papar Emilya Rosa.
Penyelenggaraan ICCEF 2023, Emilya Rosa menambahkan, dapat menjadi momentum yang efektif dalam mengedukasi publik, menyebarluaskan informasi mengenai keberhasilan Indonesia melalui kolaborasi seluruh elemen nasional baik pemerintah (pusat dan daerah), swasta, masyarakat, LSM dan lainnya. Diharapkan kolaborasi ini dapat membangun keselarasan langkah dalam mengawal isu-isu perubahan iklim.
Pada ICCEF 2023 ini, Kementerian Perhubungan mengangkat tema “Kemenhub BerSINERGI” (Kementerian Perhubungan Berkomitmen Sinergi Energi Listrik untuk Negeri). Tema tersebut menegaskan komitmen Kementerian Perhubungan dalam mendukung penggunaan energi listrik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di sektor transportasi.
“Dalam booth Kementerian Perhubungan tersebut dipaparkan rencana aksi mitigasi perubahan iklim di sektor transportasi sesuai dengan amanah Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 8 Tahun 2023 tentang Penetapan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Transportasi untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional,” papar Sri Rejeki.
Sesuai dengan KM tersebut, terdapat 17 rencana aksi mitigasi sektor transportasi darat dan perkeretaapian; 10 rencana aksi mitigasi sektor transportasi laut; dan 11 rencana aksi transportasi udara.
Beberapa rencana aksi mitigasi sektor transportasi darat adalah pemafaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai; proses konversi kendaraan lama menjadi kendaraan listrik; pengembangan angkutan umum perkotaan dengan skema Buy the Service (BTS); pengembangan non motorized transport (NMT) melalui pengembangan jalur sepeda Jabodetabek; dan pengembangan non motorized transport (NMT) melalui kampanye jalan hijau.
Untuk sektor transportasi laut, Sri Rejeki memaparkan, rencana aksinya adalah modernisasi kapal; implementasi Onshore Power Supply (OPS) di pelabuhan; implementasi Ship Energy Efficiency Management Plan (SEEMP); implementasi Auto Fouling System pada lambung kapal; Elektrifikasi peralatan bongkar muat di pelabuhan; pemanfaatan penerangan jalan bertenaga surya di pelabuhan; PLTS pada prasarana transportasi; penggunaan bahan bakar rendah karbon pada kapal; pemanfaatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP); dan pelayanan telekomunikasi pelayaran (pemberian informasi cuaca).
Sementara pada sektor transportasi udara, beberapa rencana aksinya adalah peremajaan angkutan udara; penggunaan biofuel pada bahan bakar pesawat udara; penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi di bandar udara; implementasi skema ICAO CORSIA ( Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation); elektrifikasi peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara dan kendaraan operasional di bandara; PLTS pada prasarana transportasi; serta pembuatan dan pengimplementasian prosedur pelayanan navigasi berbasis PBN (Performance Based Navigation). (RY/HG/ME)